Another Side of Heart

531 54 1
                                    

Sophia berjalan keluar dari pintu kedatangan bandara Juanda. Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 malam. Ia menarik kopernya dan matanya memutari bandara untuk mencari taksi yang akan mengantarnya ke hotel.

"Aku akan mengantarmu, Phi."

Sebuah suara membuat Sophia menoleh dan ekspresi keterkejutannya tidak bisa ia tutupi saat melihat seseorang yang entah sejak kapan sudah berdiri di sampingnya.

"Renno." Sophia menyebut nama pria yang sedang tersenyum padanya.

"Aku bantu ya." Renno meraih koper yang Sophia bawa dan menariknya menuju ke bagian depan terminal bandara. Sophia akhirnya berjalan mengikutinya hingga mereka sampai ke tempat parkir mobil yang berada di seberang terminal kedatangan.

Renno memasukkan koper Sophia ke bagasi dan meminta Sophia untuk masuk ke dalam mobil. Saat Renno akan menyalakan mesin mobil, Sophia sudah tidak sabar untuk bertanya, "Bagaimana kamu tahu aku akan berada di Surabaya?"

"Aku telepon ke kantormu tadi sore. Kebetulan aku juga sedang berada di Malang sejak kemarin. Jadi ya, aku jemput kamu di sini." Jawab Renno sembari menyalakan mesin mobil dan mengemudikannya keluar dari area bandara.

Sophia memilih diam. Ia tahu kenapa Renno akhirnya menelepon ke kantornya, tentu saja karena nomor Renno masuk ke dalam blacklist number sejak malam itu ketika Renno menelepon dan Aria mengangkatnya.

"Hotelmu di mana?" tanya Renno.

"Sheraton." Jawab Sophia singkat.

Ia masih menoleh ke luar jendela. Ia lebih banyak diam karena ia tidak tahu harus bersikap bagaimana pada Renno setelah apa yang terjadi. Ia sedang dipenuhi perasaan bersalah pada pria di sebelahnya ini. Ia merutuk di dalam hati tentang kenapa Renno harus datang menjemputnya malam ini? Kenapa harus ada pertemuan ini sementara ia sendiri belum siap untuk itu?

"Kamu bisa tidur, Phi kalau kamu capek." Ucap Renno lagi. Ia seolah tahu kebiasaan Sophia yang tidur di mobil setelah pulang kerja.

"Hmm." Sophia meletakkan kepalanya pada sandaran kursi dan berpura-pura memejamkan mata untuk meminimalkan obrolan dengan Renno. Tentu saja ia tidak akan bisa tidur jika di dalam pikirannya sekarang ada begitu banyak hal yang berkelebat.

Jalanan Surabaya masih cukup ramai malam ini dan perjalanan ke Sheraton harus melewati jalanan protokol yang cukup ramai, apalagi setelah hujan seperti ini. Renno berkali-kali melirik pada perempuan di sampingnya yang sedang memejamkan matanya. Tentu saja Renno tahu Sophia hanya ingin menjaga jarak darinya. Tetapi Renno tidak akan menyerah begitu saja. Apapun itu yang ingin membatasinya dari Sophia, ia akan menghancurkannya. Sekarang, hatinya hanya dipenuhi oleh Sophia dan ia ingin memiliki perempuan ini. Bahkan, ia rela untuk menjemput Sophia ke Surabaya padahal seharusnya ia kembali sore ini ke Jakarta.

Renno menghentikan mobilnya ketika ia sampai di depan lobby hotel Sheraton. Sophia melangkah keluar dari mobil dan berdiri di sisi mobil. Sementara Renno mengambil koper di bagasi.

"Terimakasih ya, Ren. Aku bisa sendiri sekarang." Ucap Sophia saat Renno sudah berdiri di sampingnya.

"Baiklah, Phi. Have a nice sleep. Kalau kamu butuh apapun, kamu bisa meneleponku. Aku masih di Surabaya sampai minggu depan." Ucap Renno sebelum akhirnya ia masuk kembali ke mobil sedan dan berlalu dari pandangan Sophia.

Sophia masih menatap mobil yang melaju meninggalkan halaman hotel. Ia menggigit bibir bawahnya karena sekali lagi ia telah menyakiti hati pria itu. Tetapi, ia tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana untuk menghadapinya sementara ia tahu bahwa dirinya dan Renno tidak akan pernah bertahan lama. Sophia akhirnya menarik kopernya dan berjalan menuju resepsionis.

A 1000 Miles To Marry You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang