The Great Blue Sky never Touches the Depth of the Ocean

517 56 2
                                    

"Ini kopinya, Kak." Kamila menyodorkan secangkir kopi hitam untuk Renno.

"Terima kasih." Renno menerimanya dan meletakkannya di meja. Kamila lalu duduk di kursi yang hanya berbatas meja dari tempat Renno duduk.

"Bagaimana tadi interview-nya, Kak?" Kamila memulai pembicaraan.

"Ya begitu aja sih. Kakak sudah berusaha, tapi enggak tahu juga hasilnya."

Kamila mengangguk-angguk. Ia berpikir untuk menanyakan sesuatu yang membuatnya penasaran sejak beberapa hari yang lalu, tetapi ia takut jika pertanyaannya akan membuat Renno tersinggung.

"Kalau enggak demi Sophia, Kakak juga malas kerja di asuransi." Ucapan Renno seolah menjawab pertanyaan Kamila. Jadi, memang Sophia lah yang menjadi alasan Renno untuk mulai membenarkan hidupnya. Ia ingin menjadi laki-laki baik-baik dan memiliki pekerjaan bagus karena dia ingin bisa sepadan dengan Sophia.

"Mila boleh tanya enggak, Kak?"

"Apa, Mil?"

"Kakak pernah bertemu dengan tunangannya kak Sophia?" Kamila memberanikan diri bertanya.

"Pernah melihatnya saat dia pulang beberapa bulan yang lalu. Dia adalah laki-laki kaya yang sulit jika dibandingkan denganku." Jawab Renno. Pikirannya melayang pada saat pertama ia melihat Aria di restoran bersama Sophia. Ia tampak sangat karismatik dengan penampilannya.

"Maksud kakak dia pulang? Dia tidak berada di Jakarta."

"Dia adalah seorang diplomat, tetapi dia lahir dari keluarga kaya raya yang memiliki segalanya. Ayahnya seorang anggota dewan dan Ibunya memiliki bisnis furnitur di Jawa Tengah." Cerita Renno lagi.

Kamila mulai memahami kenapa Renno bisa masuk ke dalam hubungan Sophia dan tunangannya. Jarak yang jauh antara Sophia dan tunangannya tentu saja membuat hubungan mereka renggang karena semakin banyak rindu yang tidak tersampaikan. Lalu, Renno muncul dan mulai mengisi kehidupan Sophia, namun bukankah itu berarti jika Renno bisa sewaktu-waktu dikorbankan karena pertunangan mereka jauh lebih kuat daripada hubungan yang terjalin karena rasa kesepian? Kamila menatap Renno dan ia merasa kasihan kepada laki-laki di sampingnya ini.

Sejak dulu, Renno tidak pernah mencintai seorang perempuan, bahkan meski mereka terpisah jarak Malang-Jakarta, Kamila tahu kalau Renno tidak pernah berdekatan ataupun menjalin hubungan dengan perempuan. Kali ini, ia menemukan cintanya pada sosok Sophia dan sayangnya cintanya jatuh pada perempuan yang salah.

"Aku akan kembali ke Jakarta besok." Ucap Renno tiba-tiba. Matanya masih menerawang pada gelapnya langit malam.

"Mendadak sekali, Kak?"

"Aku sudah sangat merindukan Sophia." ucapnya lagi.

-00-

Jalanan Myeongdong sangat ramai di malam hari. Sangat banyak penjual makanan dan Sophia merasa sangat lapar melihatnya. Aria menggandengnya dan berhenti di beberapa tempat untuk mencoba makanannya. Mulai dari Bungeoppang (kue berbentuk ikan), tteobokki (kue beras dengan saus pedas), odeng (kue ikan yang ditusuk bentuk zigzag dan dimasak dengan kaldu), oemuk, dakkochi (daging ayam yang ditusuk bersama sayuran, bawang bombay, atau paprika), hingga octopus.

Sophia tampak bahagia meski hanya mencicipi beberapa jajanan Korea. Ia menyuapi Aria hingga perut mereka berdua terasa sangat kenyang.

"Itu apa, Ri?" Sophia menunjuk ke salah satu makanan yang dijual.

"Namanya Hweori Gamja atau Kentang Tornado Korea. Kentangnya dipotong seperti bentuk tornado." Jawab Aria.

"Yuk, nyobain."

A 1000 Miles To Marry You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang