Yours isn't always Mine

568 57 0
                                    

Bandara Juanda tampak ramai malam ini. Sophia mengedarkan pandangannya di sekitar area penjemputan. Ponselnya kehabisan baterai sehingga ia tidak bisa menghubungi Renno.

"Phi."

Suara Renno terdengar oleh Sophia dan ia langsung menoleh ke arah suara. Renno tampak berlari-lari kecil kearahnya.

Sophia mengulum senyum saat melihat Renno. "Maaf ya, Phi aku telat. Tadi jalanan macet banget." Ucap Renno dengan nafas terengah-engah.

"Enggak apa-apa, Ren. Kita langsung jalan, yuk." Renno mengangguk. Ia lalu mengajak Sophia ke tempat ia memarkirkan mobilnya. Ia akan mengantar Sophia ke hotel sementara dia akan menginap di rumah temannya dan besok pergi ke Jakarta dengan penerbangan pagi.

"Hotelnya di mana, Phi?" tanya Renno saat mereka berdua sudah di dalam mobil.

"Di Santika, Ren." Jawab Sophia.

Renno menjalankan mobilnya keluar dari area bandara. Karena jalanan yang cukup padat membuat mobil melaju lambat.

-00-

Aria duduk bersandar pada kursi kerjanya. Sudah jam 11 siang dan ia sama sekali tidak produktif hari ini. Bagaimana tidak, jika yang ia lakukan sedari tadi hanyalah mengecek ponselnya berkali-kali. Ia ingin mengirimkan pesan pada Sophia tetapi ia ingat ucapan Sophia semalam kalau hari ini ia sedang bersama Renno. Aria tentu saja tahu hubungan Sophia dan Renno, ia merasa akan sangat tidak pantas jika ia menghubungi Sophia ketika mereka sedang bersama.

"Hp-nya enggak hilang kok, Ri. Enggak usah diliatin terus."

Ghani yang duduk di sebelah Aria tiba-tiba melongok pada meja Aria dan membuatnya terkejut.

Aria hanya tersenyum karena ia sedang malas.

"Kangen sama yang ngantar sarapan?" Ghani setengah berbisik.

Aria menoleh menatap Ghani yang menunggunya menjawab. "Kangen Sophia." jawab Aria pelan.

Ghani yang mendengarnya langsung tidak bisa menahan tertawanya sehingga pegawai lainnya langsung melihat ke arah mereka berdua.

"Ini pasti ada cerita dibaliknya." Tebaknya. Kali ini ia berbisik.

Aria akhirnya menceritakan apa yang terjadi antara dia dan Sophia mulai dari pertemuan di rumahnya sabtu kemarin. Kali ini mereka berada di kantin kantor sembari menikmati secangkir kopi. Ghani mendengarkan cerita Aria sembari sesekali menghisap rokok di tangannya.

"Kamu tahu kenapa Sophia mengatakan itu semalam?" tanya Ghani setelah mematikan rokoknya.

Aria menggeleng.

"Dia ingin melihat kamu cemburu atau tidak. Dia ingin melihat perasaanmu, Ri. Dan seperti biasa kamu pasti menjadi seseorang yang tidak peka."

Aria diam dan berpikir. Apa yang dikatakan Ghani mungkin saja benar. Itulah kenapa Sophia mengatakan kalau ia tidak jujur. Sophia bisa melihat kecemburuan di matanya.

"Kamu masih ingin kembali dengan Sophia?" tanya Ghani.

"Lepaskan egomu yang setinggi langit itu." lanjut Ghani yang membuat Aria tertegun. Bukankah selama ini ia selalu mementingkan kebahagiaan Sophia daripada kebahagiaannya sendiri?

"Tapi apa yang aku lakukan selama ini juga untuk dia." Aria membela diri.

"Memang untuk dia, tetapi versimu. Kebahagiaan yang kamu berikan itu kan kebahagiaan versimu. Apa kamu pernah berusaha mengerti keinginannya? Apa kamu pernah menanyakan apa yang dia inginkan? Atau kamu selalu melakukan sesuatunya sendiri dan merasa kalau apa yang kamu lakukan itu akan membuatnya bahagia?"

A 1000 Miles To Marry You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang