On My Way to You

866 59 1
                                    

Sophia tidak bisa menahan senyumnya. Tangannya memegang erat sebuah amplop. Ia tahu jika suatu saat akan menerima amplop ini, namun saat benar-benar menerimanya, ia tidak menyangka jika akan sebahagia ini. Sophia menunggu lift yang bergerak turun menuju ke lantai satu. Ia melihat ke jam tangannya yang menunjukkan pukul empat sore. Setelah keluar dari kantor ini, ia akan menemui seseorang yang pasti akan sangat bahagia mendengar kabar ini. Sophia langsung melangkah keluar dari pintu lift dan berjalan cepat menuju ke bagian depan kantor untuk mencari taksi.

Hari ini, Sophia mendapat telepon dari Pak Antonius yang memintanya datang ke kantor pusat. Sophia yang sedang bersiap-siap berangkat ke kantor langsung membatalkan niatnya. Ia langsung menelepon Nadine untuk menyiapkan tiket pesawat ke Jakarta dan kembali ke Malang pada hari yang sama. Sophia yang sudah berada di basement berjalan kembali ke apartemen untuk mengganti bajunya. Dan selama perjalanan menuju ke kantor pusat, Sophia tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum. Ia tentu saja tahu alasan Pak Antonius memanggilnya, hanya saja ia tidak menyangka akan secepat ini.

Beberapa orang hilir mudik di lobby depan kantor Kementerian Luar Negeri. Sementara Sophia memilih untuk berdiri di sudut ruangan. Ia sudah menelepon Aria yang memintanya untuk menunggu. Hanya berselang sepuluh menit dari telepon ditutup, Sophia sudah melihat Aria menuruni tangga dengan ransel di punggungnya. Aria tidak sendiri. Ia bersama temannya berjalan menghampiri Sophia.

"Kenalin, Phi. Ini Ghani."

Sophia tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Sophia."

"Ghani." Ghani membalas uluran tangan Sophia.

"Jadi ini yang sering bikin Aria enggak fokus kerja." Ucap Ghani yang langsung membuat Aria mendelik.

"Oh, ya? Memangnya kenapa kok sampai enggak fokus kerja?" sahut Sophia.

"Tanyain saja sama orangnya."

Sophia tertawa mendengar jawaban Ghani.

"Oke deh. Aku pulang dulu. Senang bisa bertemu kamu, Phi. Aku pulang dulu, Ri."

Ghani berjalan meninggalkan Sophia dan Aria.

"Ini."

Sophia langsung mengulurkan amplop putih yang sedari tadi digenggamnya. Ia sudah tidak sabar menunjukkannya pada Aria sejak ia menerimanya tadi.

"Apa ini?"

Aria menerima amplop yang diberikan Sophia lalu membukanya. Ia membaca selembar kertas yang ada di dalamnya dan senyum di bibirnya langsung mengembang.

"Kalau saja ini tidak di kantor, aku sudah langsung memelukmu." Ujar Aria setengah berbisik. Sophia tertawa kecil.

"Aku tidak bisa lama, karena pesawatku pukul 8.30." ucap Sophia.

"Kamu langsung balik?" tanya Aria yang dibalas anggukan oleh Sophia.

"Aku antar ke bandara ya. Kebetulan hari ini aku bawa mobil." Sophia mengangguk lagi dengan penawaran Aria. Mereka lalu berjalan menuju ke tempat parkir mobil dan langsung pergi ke bandara karena jam sudah menunjukkan pukul 6.

-00-

Sudah hampir satu jam Sophia memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang cukup besar. Ia masih menatap ke dalam rumah dan mengumpulkan keberaniannya untuk masuk ke dalam rumah itu. Sebenarnya, ia sudah berencana untuk mengunjungi rumah ini sejak seminggu yang lalu, namun karena begitu banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan sebelum pindah, ia baru bisa datang malam ini. Tetapi, keberaniannya menciut ketika ia melihat mobil sedan hitam terparkir di halaman rumah itu. Itu berarti Renno sedang berada di rumah.

A 1000 Miles To Marry You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang