Zea bangun pagi-pagi sekali, dia sudah berada di dapur untuk membantu pelayan memasak.
"Nona sebaiknya tidak disini. Kalau tuan besar tahu, kami akan dimarahi."para pelayan terlihat cemas.
Zea tersenyum ramah kepada mereka. "Sudah lah. Aku akan menjelaskan kepada tuan nanti."
"Zea… apa yang kau lakukan di dapur??" Louis menatap Zea yang sedang menyiapkan sarapan.
"Tuan, aku sangat suka memasak. Jadi aku membantu para pelayan menyiapkan sarapan untuk Anda." Zea tersenyum ceria kepada Louis.
"Baiklah, kemari lah. Kita sarapan bersama." Louis memanggil Zea duduk di sampingnya.
Zea pun berjalan menuju meja makan.
"Bagaimana Tuan? apa Anda suka dengan masakan ku?" tanya Zea saat Louis mencoba makanannya.
"Enak. Kau sangat pandai memasak rupanya." Louis tersenyum melihat Zea yang berbinar mendengar pujiannya.
"Satu hal lagi, mulai sekarang kau harus memanggil ku kakek," tegas Louis.
Zea terlihat ragu-ragu. "Apa boleh??" tanya gadis itu.
"Tentu saja. Sekarang kau adalah cucu ku," ucap Louis bangga.
Zea pun tersenyum bahagia.
"Tapi kenapa rumah ini sepi sekali?" Zea menatap sekeliling ruangan rumah milik Louis."Aku hanya tinggal sendiri disini. Anak dan menantu ku tinggal di rumah mereka sendiri, dan cucu ku tinggal di apartemen nya." Louis terlihat sedih membicarakan keluarganya yang satupun tidak mau tinggal bersamanya.
"Jadi kakek punya cucu?" tanya Zea penasaran. “Kalau kakek punya cucu, kenapa harus mengangkat ku sebagai cucu?” pikir Zea.
"Makan lah dulu. Nanti ada yang ingin kakek bicarakan." Louis kembali melanjutkan makannya.
Zea pun melanjutkan makannya dan berhenti memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang berputar di kepalanya.Louis dan Zea sudah duduk di ruang tamu.
"Zea… Sebenarnya, aku ingin kau menikah dengan cucu ku." Louis berkata pelan, takut Zea terkejut dengan ucapan nya.
Benar saja, raut wajah Zea mendadak berubah.
Seharusnya dia tahu tidak ada yang gratis di dunia ini. Tapi mengapa harus menikah dengan cucu nya?.
Apa cucu nya tidak bisa mencari calon istri sendiri.Pertanyaan demi pertanyaan berputar di otak Zea.
"Aku ingin mencari gadis yang bisa menjaga nya, membuat cucu ku berhenti main-main. Aku sudah tidak tahan dengan tingkahnya." Louis diam sebentar.
"Aku yakin kau bisa membuat nya menjadi pria yang lebih baik," lanjut Louis menatap Zea penuh harap.
"Tapi apa dia setuju dengan keinginan kakek?" tanya Zea ragu.
"Tentu saja. Jadi kau mau menerima pernikahan ini kan?" raut wajah Louis terlihat bahagia.
"Aku akan menikah, tapi setelah lulus sekolah. Dan setelah menikah aku tetap ingin kuliah dan bekerja. Apa boleh??" tanya Zea penuh harap.
"Baiklah… asal kau setuju apapun keinginan mu akan ku turuti." Louis merasa senang dengan keputusan Zea.
Masalah Nathan, akan diserahkan kepada anaknya. James pasti bisa membujuk Nathan.
Maria membantu Zea bersiap-siap. Malam ini kakek sengaja mengadakan makan malam keluarga, sekaligus untuk mengenalkan Zea kepada Nathan.
"Bibi.. bagaimana cucu tuan??"tanya Zea kepada Maria.
"Tentu saja tuan muda sangat tampan." Maria tersenyum menggoda Zea.
"Bukan itu, maksud ku apa dia baik?"Zea membalikan tubuhnya menghadap Maria yang sedang menata rambutnya.
"Ehm..tentu saja baik, tapi mungkin pertama kali kalian bertemu dia akan sedikit menyebalkan. Dia tidak begitu suka dengan orang baru,” jelas Maria.
"Benarkah??" Zea terlihat gugup.
Perasaan nya gelisah, takut cucu kakek tidak menyukainya.Semua orang sudah berkumpul diruang tamu, mereka terlihat penasaran dengan gadis pilihan kakek.
Zea melangkah menuruni tangga dengan gaun biru yang membuatnya sangat cantik.
Sophia hampir tidak percaya kalau gadis itu seorang yatim piatu. “Lebih mirip putri konglomerat” batin Sophia.
Sedangkan Nathan hanya menatap sekilas, dia tidak mau melihat kearah Zea.
"Zea, kemari lah.." Louis menepuk sofa disebelahnya, menyuruh Zea duduk.
Zea mengangguk kecil, lalu duduk disamping kakek.
"Kenalkan ini James yang akan jadi ayah mertua mu. Sophia ibu mertua mu dan Nathan, calon suami mu. " kakek memperkenalkan satu per satu anggota keluarga.
"Selamat malam Tuan dan Nyonya." Zea sedikit membungkuk dengan sopan.
"Jangan sungkan, sekarang panggil daddy dan mommy saja." James tersenyum ramah, wajah nya masih terlihat tampan walaupun sudah berusia 40 tahun. Sangat mirip dengan kakek.
"Nath..ayo kenalkan diri mu." Louis memandang Nathan yang sedang sibuk bermain ponsel.
"Aku Nathan," ucap Nathan ketus.
"Anak ini... "kakek menahan emosi.
Sophia menyenggol lengan Nathan, agar serius saat kakek sedang bicara.
Nathan hanya melengos… cuek tak peduli.Kakek menyuruh Nathan mengajak Zea berkeliling, semenjak kedatangan nya dirumah ini Zea belum kemanapun.
Nathan dan Zea berjalan-jalan menyusuri taman belakang.
Nathan berhenti dan menatap tajam Zea. "Berapa yang kau inginkan?" tanya Nathan."Apa maksud mu?"tanya Zea tak mengerti.
"Jangan pura-pura. Kau pasti menginginkan uang kakek kan." Nathan tersenyum mengejek.
Zea terlihat kesal, wajah pria ini memang tampan tapi otak nya sangat jahat.
"Maaf. Kau pasti salah paham!" Zea melangkah maju, mendahului Nathan.
"Tolong batalkan rencana kakek." Nathan mencengkram lengan Zea.
"Aku tidak bisa melakukan nya, kalau memang kau ingin membatalkan nya, tolong katakan langsung kepada kakek." Zea menyentak tangan Nathan hingga pegangan terlepas.
Nathan mengumpat kesal. Gadis itu berani sekali melawan perkataan nya.Zea menatap langit-langit kamarnya, memikirkan ucapan Nathan tadi.
"Sombong... " gumam Zea kesal.
"Kenapa aku harus menikah dengan pria sombong seperti dia?!"Zea merasa frustasi.
Sebenarnya dia bisa saja menolak, tapi sekali lagi dia harus memikirkan nasib panti asuhan dan anak-anak yang ada disana.
Kakek telah memberikan sumbangan yang cukup banyak untuk panti asuhan. Jadi dia tidak mau mengecewakan kakek.
Bersambung...
Jangan lupa kasih vote ya💋💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Please..Hug Me (Sexy Love) THE END
Romance🔥Mature Content🔥 ( Sudah terbit di Google Playstore, klik link yang ada di bio ya👆 ) Hanya cerita klasik tentang si Miskin dan si Kaya. Cerita tentang Eilazea Lauren, gadis yatim piatu dan Nathan Almer Grissham, pria pewaris tunggal Grissham Glob...