Part 19

11.2K 370 5
                                    

“A-apa?" tanya Zea tak percaya.

"I Love you.." Nathan langsung mengecup sekilas bibir Zea.

Nathan menatap Zea, berharap gadis itu segera mengerti ucapannya tadi.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Zea merasakan pipinya memanas ketika Nathan menatapnya intens.

"Ayo kita melakukannya." Nathan meminta persetujuan Zea.

Sementara gadis itu terlihat kebingungan dengan arah pembicaraan mereka.

Tanpa basa-basi, Nathan langsung melumat bibir Zea, tangannya memeluk erat punggung Zea dan perlahan menurunkan kancing dress Zea.

Zea pun sadar maksud ucapan Nathan tadi, dia hanya bisa pasrah karena itu sudah menjadi tugas seorang istri.

Pagi itu pun menjadi pagi yang panas.

"Apa masih sakit?" Nathan menatap Zea dan mengeratkan pelukannya.

Zea hanya menggeleng, walaupun sebenarnya bagian selangkangannya masih terasa perih.

Ya… tadi akhirnya Zea menyerahkan diri kepada pria yang sudah menjadi suaminya itu.

"I love you.." Nathan mencium leher Zea, menghisapnya dan memberikan sebuah kissmark.

“Aaaahhh.” Zea hanya mendesah pelan, membuat bagian bawah Nathan bergejolak ingin mengulangi kegiatan mereka tadi.

Tapi Nathan tidak ingin memaksa Zea, karena ini yang pertama kali untuk istrinya. Nathan takut Zea akan trauma, jadi Nathan membiarkan Zea agar istirahat dan tidur saja.

Nathan melirik ke arah seprai yang terdapat noda darah, ini pertama kalinya dia melakukan hal itu bersama seorang wanita dan wanita itu adalah istri nya.


******


Zea perlahan membuka matanya, melihat jam di ponselnya.

"Astaga..jam empat sore. Aku benar-benar tertidur selama itu." Zea menutupi tubuh polos nya dengan selimut dan menatap sekeliling ruangan mencari keberadaan Nathan.

"Kau sudah bangun?" Nathan keluar dari kamar mandi, membuat Zea terkejut.

Zea pun mengangguk malu, memainkan jari-jari tangannya sambil mengenang kejadian tadi pagi.

"Kau mau kemana?" Nathan melihat Zea yang beranjak dari tempat tidur.

"Aarggh.." Zea terduduk di lantai karena kakinya terasa lemas tak bertenaga.

Nathan yang melihat nya langsung berlari kecil menuju ke arahnya dan menggendong Zea.

"Aku bisa sendiri." Zea berusaha menahan dada Nathan yang ingin mengangkat tubuhnya.

Nathan pun menatap tajam, membuat Zea yang hanya bisa menunduk dan menuruti Nathan yang ingin menggendong nya.

Jantungnya berdebar- debar tak karuan karena bersandar di dada bidang Nathan.

"Aku mau ke kamar mandi," ucap Zea pelan, dia mendongak menatap Nathan.

Nathan meletakan Zea duduk di atas closet, sementara dirinya menyiapkan air hangat di bathtub.

Lalu Nathan mengangkat Zea masuk kedalam bathub.

"Panggil aku setelah selesai."Nathan tersenyum sambil mengusap rambut Zea pelan, lalu meninggalkan Zea berendam.

"Astaga… apa yang terjadi hari ini." Zea mengibaskan tangan ke wajahnya yang merona.

Zea benar-benar merasa malu memikirkan percintaan panas yang terjadi diantara mereka.

Setelah itu, mereka memilih kembali ke kediaman Louis. Mereka tidak ingin membuat kakek khawatir.

Nathan tersenyum sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Zea hanya menatap heran kepadanya.

"Ada apa?" Zea menatap penasaran kearah Nathan yang bersenandung sambil mendengarkan musik di mobil.

"Nothing.. I love you.." Nathan tersenyum memamerkan deretan gigi putih nya.

"Ada apa dengan dia? dari tadi pagi selalu bilang I Love you.."batin Zea.

Mereka pun sampai di kediaman Grissham.

Mereka pun sampai di kediaman Grissham

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo kakek.." Zea menyapa Louis yang sedang membaca koran.

"Oh..kalian sudah pulang." Louis tersenyum menggoda pasangan itu.

"Nath..kakek ingin bicara. "Louis beranjak dari duduknya menuju ruang kerja, diikuti Nathan di belakang.

Zea pun segera masuk ke kamar untuk mengganti pakaiannya.

"Kakek ingin kau mulai bekerja di perusahaan." Louis menatap Nathan serius.

"Tapi itu terlalu cepat. Aku bahkan masih kuliah." Nathan berusaha mencari alasan.

"Semakin cepat kau belajar tentang perusahaan kita maka akan semakin baik." perintah Louis.

Nathan pun terpaksa hanya bisa mengikuti kemauan kakeknya.

"Ada apa? kau terlihat kesal?" Zea menatap wajah Nathan yang cemberut saat masuk kamar mereka.

"Kakek meminta ku bekerja di perusahaan." Nathan memeluk Zea dari belakang, meletakkan dagunya ke pundak Zea.

"Bukankah itu bagus. Kau akan menjadi penerus daddy nanti, jadi sudah waktunya kau membantu nya di perusahaan." Zea mendongakkan kepalanya menatap wajah Nathan.

Tubuh Nathan cukup tinggi,Zea hanya sebatas dadanya.

"Tapi nanti aku tidak punya banyak waktu bersama mu," ucap Nathan dengan nada kesal, membuat Zea terkekeh.

"Hei.. bukannya kita bertemu tiap hari." balas Zea.

"Lagi pula itu cukup bagus agar kau bisa merindukan ku saat bekerja," ucap Zea lagi.

Nathan pun mengecup pucuk kepala Zea, mengeratkan pelukannya lalu membalikkan tubuh Zea. Mereka saling berhadapan, Nathan lalu mengecup bibir Zea.

"Baiklah..kalau itu mau mu." Nathan tersenyum sambil mengedipkan mata.


Sekarang mereka berdua terlihat seperti pasangan yang di mabuk cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang mereka berdua terlihat seperti pasangan yang di mabuk cinta.

Sekarang mereka berdua terlihat seperti pasangan yang di mabuk cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung....

Jangan lupa kasih vote ya💋💋💋

2. Please..Hug Me (Sexy Love) THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang