Part 16

11.1K 355 0
                                    

Suasana langsung menjadi membeku seketika.

Jack dan Helen hanya diam di hadapan Nathan, mereka seperti sedang diadili di pengadilan.

"Kalian berkencan?" tebak Nathan dengan menyipitkan matanya, menatap dua sejoli itu.

"Kenapa kau mencampuri urusan mereka," celetuk Zea memecahkan suasana canggung disana.

"Ini jam kerja.." sahut Nathan sebelum Zea mengoceh panjang lebar.

"Dasar hati batu.." gumam Zea pelan, Nathan pun langsung melototi Zea.

"Maafkan kesalahan saya Tuan." Jack membungkuk meminta maaf.

"Jack..kau tidak perlu seperti itu." Zea menatap tajam ke arah Nathan.

"Sudah lah, kau kembali bekerja saja. Aku akan membawa Zea pulang." Nathan tidak mau berdebat lagi dengan Zea.

"Baik Tuan muda, kalau begitu saya akan mengurus kembali masalah Nona." Jack pamit pergi, dengan diikuti Helen di belakangnya.

"Maaf," ucap Helen pelan.

"Hey baby, ini bukan salah mu." Jack mengelus rambut Helen.

"Seharusnya aku tidak ikut tadi---" ucap Helen menyesal.

"Ayo… kau belum sempat sarapan kan, kita cari makanan sebelum pulang." Jack menarik tangan Helen, membuat Helen tersenyum senang.

"Lihatlah pasangan itu, mereka benar-benar manis." Zea menatap kepergian Jack dan Helen.

"Apanya yang manis? selera mu rendah sekali." Nathan memutar bola matanya.

"Terserah." balas Zea ketus.


******


"Kakek." Zea menghampiri Louis yang sedang bersantai di depan televisi.

"Kau dari mana saja? semalam kau tidak pulang?" tanya Louis khawatir, lalu melihat Nathan di belakang nya.

"Kami sedang bulan madu." jawab Nathan asal, Zea langsung menatap tajam mendengar ucapan Nathan.

Louis pun terkekeh mendengar nya.
"Seharusnya kalian bulan madu ke luar negeri saja." goda Louis membuat Zea merona.

Zea dan Nathan kembali ke kamar mereka.

"Hei, kau tahu kan apa akibat mengatakan omong kosong kepada kakek." Zea melempar bantal kepada Nathan yang sedang berbaring di sofa.

"Memangnya aku salah bicara? aku tidak bohong semalam kita menghabiskan waktu bersama." Nathan bangun dari sofa dan menuju Zea.

"Tapi kita kan tidak berbuat aneh-aneh!" Zea membuang muka ketika jarak Nathan semakin dekat.

"Ooh, jadi kau ingin kita melakukan yang aneh-aneh?" Nathan menarik dagu Zea agar gadis itu menatapnya.
Zea tertawa mencoba mencairkan suasana.

"Apa yang lucu?" Nathan menatap Zea semakin intens.

"Jangan mendekat!" Zea menahan dada Nathan dengan kedua tangannya dan berusaha mendorong tubuh Nathan.

"Kau semakin berani." Nathan melirik tangan Zea yang menyentuh dadanya.

Cepat-cepat Zea melepaskan tangannya, wajahnya kini sudah merona.

"Astaga… apa yang dipikirkan otak ku? kenapa aku malah berdebar saat menyentuh nya." batin Zea.

"Kau pasti senang bisa menyentuh tubuh ku. Ehm, aku jadi ingat semalam bagaimana kau mencium bibir ku." Nathan mengusap bibirnya dengan jempol.

2. Please..Hug Me (Sexy Love) THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang