Jemari Krist menarik tengkuk sosok di hadapannya, untuk semakin merapatkan diri keduanya. Namun, begitu sadar Singto tak membalasnya dan hanya berdiam diri di tempatnya, layaknya sebuah patung. Krist memundurkan tubuhnya menatap lekat pada pria itu, sepertinya ia melakukan kesalahan.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Kenapa kau hanya diam?"
"Lalu kau ingin aku membalasmu?"
Gelengan pelan keluar dari Krist. Apa seperti ini rasanya tidak di inginkan?
Ternyata rasanya tak mengenakan sama sekali, seperti ada sesuatu yang tak menyenangkan tertahan di dadanya. Hingga rasanya Krist bahkan tak bisa mengucapkan apapun.
Ada satu sisi dirinya tak menerima hal ini, Krist tak pernah di tolak sebelumnya, tidak ada yang bisa menolak pesonanya. Tidak perduli itu pria macam apa. Krist tak akan pernah mau menerima penolakan. Tetapi sekarang lihatlah ia benar-benar terlihat seperti sesuatu yang tak ada harganya untuk Singto.
"Apa aku tidak terlihat menarik?"
"Apa bisa pria hamil terlihat menarik?"
Lihat siapa yang bicara, memangnya Krist hamil anak siapa? Bisa-bisanya Singto mengatakan hal semacam ini padanya, bukankah ia memang hebat tak punya hati dan perasaan sama sekali.
"Apa kau benar tidak tergoda padaku?"
"Tidak."
Krist tak pernah menyukai wajah angkuh itu, Krist tak menyukai cara Singto memandangnya dengan rendah seperti sekarang, hingga ada hal bodoh yang tak sengaja Krist ucapkan pria tersebut.
"Ayo, kita bertaruh jika kau tergoda padaku. Kau harus menuruti apa yang aku mau."
Dahi Singto berkerut memikirkannya, punya keberanian darimana pria itu menantangnya?
Sepertinya ketakutan Krist padanya sudah luntur, sampai ia berani kurang ajar seperti ini. Melihat wajah menantang yang cukup menggemaskan tercetak jelas pada paras pria itu, Singto semakin tak habis pikir.
"Jika kau bisa menggodaku, aku akan memberikan apapun yang kau mau."
"Sungguh?" Krist menaikkan salah satu alisnya, ini di tengah hutan tidak ada saksi yang mendengarnya, bagaimana jikalau Singto berbohong.
"Aku tidak pernah berbohong."
Krist mencibir begitu mendengarnya, "Tapi suka menyiksa orang lain." Di tepuknya bahu Singto pelan, "baiklah, jika kau tergoda maka kau kalah dariku."
Pria itu mengedipkan matanya genit ke arah Singto, yang langsung membuat Singto bergidik melihatnya. Apa dengan cara itu Krist menggoda orang lain?
Tetapi ternyata Singto salah, ia lebih pintar dari yang dirinya bayangkan. Tanpa aba-aba apapun pria itu mendudukkan dirinya di atas pangkuannya, dengan sangat cepat seperti takut Singto akan menghindar, begitu tangan Singto ingin mendorongnya Krist bergerak lebih cepat menggerakkan tangannya ke arah bagian bawah tubuh Singto.
Hanya mengusapnya pelan, sembari mencondongkan wajahnya ke arah pria itu, membisikkan sesuatu pada telinga Singto dengan sangat sensual, serta mengerakkan tangannya yang satu lagi sangat erotis pada permukaan lengan Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rat [Peraya Vers.]
Fanfiction[ Completed ] Apakah didunia ini benar-benar ada hal yang bernama 'karma'? Bagi seorang Krist ini semua mungkin adalah balasan atas semua dosa yang pernah ia lakukan, saat ia dipertemukan dengan Singto Prachaya, seseorang pria yang paling ia benci...