"Ada pendarahan di otaknya, operasi harus secepatnya di lakukan."
Singto terdiam mendengarnya, masih terlalu bingung dengan keadaan, ia ingin bertanya akan tetapi lidahnya keluh, seperti ada yang menahannya.
New yang melihat hal itu, maju menghampiri sang Dokter, "Bagaimana dengan kandungannya? Apa baik-baik saja?"
"Sejauh ini kandungannya baik-baik saja, hanya saja pasien mengalami benturan keras di kepalanya, jika tidak segera di tangani ini akan berbahaya, karena pendarahan itu mengakibatkan penumpukan tekanan yang begitu besar di dalam otak."
Semuanya agak tercengang mendengarnya, tetapi segera menormalkan ekspresinya, "Apakah jika adik saya melakukan operasi itu tidak akan terpengaruh pada kandungannya?"
"Sejauh ini tidak, tetapi jika di biarkan terlalu lama akan berbahaya kondisi itu akan mempengaruhi aliran darah ke rahimnya."
"Bagaimana, Sing?"
"Lakukan apapun untuk menyelamatkan mereka."
Dokter muda itu langsung menganggukkan kepalanya, "Kami akan melakukannya sebaik mungkin, tolong tanda tangani ini."
Singto dengan cepat menandatangani surat persetujuan untuk operasi itu dengan wajah yang kusut, sementara Jane yang datang setelah mendengar kejadian ini pun mengusap bahu Singto agar pria tersebut sedikit tenang.
Mereka tampak kacau, kalau mereka tidak ada di belakang taksi itu apa yang akan terjadi, jika terlambat sedikit saja maka Krist mungkin takkan selamat.
"Gun...."
Gun hanya menatap New dalam kegusarannya, lalu pandangannya beralih ke Singto dengan ragu, "Sing, aku rasa sepertinya ini di sengaja."
"Pastilah, kenapa van itu tiba-tiba masuk ke jalur lain dan menabrak taksi Krist."
"Ini pasti ulah si brengsek itu."
"Hah?"
"Apa maksudmu, Gun?"
"Aku melihatnya, pria yang membuang mayat Nong Jannine waktu itu, dia supir van tadi."
"Victor sengaja ingin membunuh Krist?" Singto menatap Gun dengan penuh tanda tanya, "tidak mungkin tadi mereka bersama dan juga...."
"Apa? Memang apa yang mereka lakukan?"
"Krist memiliki hubungan dengan pria itu, mungkin dia menyukainya."
Jane menatapnya sinis, "Orang bodoh juga tahu kalau Phi Krist itu menyukaimu. Dia sangat menyukaimu! Dari caranya memandangmu, tidakah kau lihat itu?"
Mendengar hal itu Gun setuju, "Iya itu benar, dia bahkan pernah bertanya padaku, bagaimana cara agar kau bisa menyukainya."
Dan New juga ada dipihak Krist, "Saat kau pergi tadi bahkan dia terlihat sangat khawatir."
"Tidak mungkin!" Singto menyangkal segalanya.
"Jika tidak untuk apa dia mengusulmu? Kalau itu aku mana mau aku menyusul orang yang tak ku sukai meskipun itu salah paham. Lebih baik aku bersama seseorang yang aku sukai, daripada seseorang yang hanya bisa memakiku." Hardik Gun pada Singto yang masih bersikeras pada pendiriannya.
"Kali ini Gun benar." Bela New pada Gun.
Bahkan Jane pun setuju, hal itu semakin menyudutkan Singto, "Jangan karena cemburu kau jadi tidak bisa melihat mana yang salah dan benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rat [Peraya Vers.]
Fanfiction[ Completed ] Apakah didunia ini benar-benar ada hal yang bernama 'karma'? Bagi seorang Krist ini semua mungkin adalah balasan atas semua dosa yang pernah ia lakukan, saat ia dipertemukan dengan Singto Prachaya, seseorang pria yang paling ia benci...