Ruang luas di angkasa yang tadinya menggelap perlahan berubah menjadi terang. Krist mendekati gerbang tinggi yang menghalangi langkahnya setelah ia turun dari taksi barusan. Terlihat sekali jika tempat tinggalnya terlihat sepi bahkan mirip seperti rumah yang tak berpenghuni. Krist mengembuskan napasnya perlahan, sebelum melangkah kakinya pada teras rumahnya. Tangannya terarah untuk memencet bel. Namun, seketika ia mengurungkan niatnya, percuma Krist tahu di dalam sana sepertinya tidak ada orang. Jadi ia langsung saja menekan password pintunya. Hanya kekosongan yang Krist dapati sesudahnya. Wajahnya terlihat murung.
Segalanya masih sama seperti saat ia pergi dulu, tak ada yang berubah. Ia menelusuri bangunan itu, menuju ke lantai atas rumahnya, ia berjalan sendirian pada lorong-lorong rumahnya yang sepi. Kakinya berhenti bergerak didepan satu ruangan, Krist membukanya dan terlihatlah jika itu sebuah kamar. Ia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang nyamannya.
"Kemana semua orang? Aku hilang 4 bulan lebih, tetapi mereka justru menghilang bukannya mencariku." Monolog Krist sembari mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah.
Ia bangkit dan membongkar lacinya, ia menemukan ada dua buku tabungan di dalam sana, Krist menatap jumlahnya dalam diam, sembari mengigit satu jarinya.
"Ayo, kita pergi ke tempat yang jauh. Tenang saja aku takkan membuatmu kelaparan."
Krist mencoba untuk berpikir sejenak, "Bagaimana jika kita jual rumah ini? Lalu kita bawa uangnya pergi? Pria tua itu bisa membeli rumah yang berkali-kali lipat bagus dari ini, jadi kalau aku meminta satu tidak apa-apakan?" Krist menggelengkan kepalanya, nanti Ayahnya akan mengamuk dan tidak mengakuinya sebagai anak, "apa kita ambil tas mahal Nenekmu? Wanita tua itu selalu saja membeli hal tidak berguna, padahal ia bahkan tak pernah menggunakannya. Kalau kita mengambil 2 bahkan 5 pun dia tidak akan sadar," Krist menggelengkan kepalanya, "tidak-tidak, aku tidak akan memberimu makan menggunakan uang hasil mencuri."
Akhirnya Krist memutuskan untuk turun ke lantai bawah, ia lapar butuh makan dan sewaktu membuka lemari pendingin. Krist sangat senang banyak makanan yang tersimpan di sana. Ia mengambil buah-buahan segar, seperti baru saja ada yang menggantinya. Pasti pekerja rumah tangga yang setiap pagi bekerja di Rumahnya. Krist tak suka melihat orang asing, jadi wanita yang bekerja disini hanya bekerja beberapa jam saja dan pergi sebelum dirinya bangun. Krist tak pernah bertemu dengan wanita itu.
Ia mengambil apa yang dirinya inginkan lalu membawanya keruang keluarga, meletakkan semua makanan itu bagaikan harta karun untuknya.
"Aku akan makan sepuasnya, tidak peduli badanku akan melebar."
Pandangan Krist tak sengaja melihat telepon rumahnya, ia mengambil ganggang telepon dan menekan beberapa nomor seseorang, sebelum tak lama kemudian tersambung, terdengarlah suara wanita muda yang menyapanya setelah itu.
"Bilang pada Ibuku aku ingin bicara."
"Maaf tuan Krist, nyonya sedang ada di ruang meeting."
"Astaga, aku bahkan tak meneleponnya selama 4 bulan. Apa dia tidak khawatir padaku," gerutu Krist pada dirinya sendiri, "bilang padanya, aku ingin bicara, jika tidak aku akan membakar semua mobil di garasi!"
"Tapi tuan--"
Krist kesal akhirnya ia berteriak kencang pada seseorang di seberang teleponnya, "Tidak ada tapi-tapian. Cepat katakan padanya, sebelum aku membakar ruangan kerja Ibu dan ayahku juga!"
Lama tak ada jawaban, sebelum suara seorang wanita menyentuh pendengarannya, "Mae kenapa lama sekali?"
"Bukankah kau tahu Mae sedang ada Meeting penting?"
"Jadi aku tidak penting? Aku menghilang dan Mae tidak mencariku."
"Bukankah kau sudah sering menghilang? Dan ponselmu selalu mati setiap Mae ingin menelepon."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rat [Peraya Vers.]
Fanfic[ Completed ] Apakah didunia ini benar-benar ada hal yang bernama 'karma'? Bagi seorang Krist ini semua mungkin adalah balasan atas semua dosa yang pernah ia lakukan, saat ia dipertemukan dengan Singto Prachaya, seseorang pria yang paling ia benci...