[ 13 ]: One Heart Sinks

6.1K 575 90
                                    

Waktu menunjukkan pukul 8 malam ketika Krist dengan sengaja menunggu Singto di teras rumah, tak memperdulikan hawa dingin yang menyengat pakaian tipisnya. Jemari pria itu mengetuk-ngetuk meja dengan tidak tenang, hatinya gusar di penuhi banyaknya prasangka buruk.

Krist tak tahu apa yang terjadi, tetapi ia yakin ada benang tipis antara Singto dan juga Jannine yang terhubung dengan dirinya. Jika bukan apa alasannya Singto menyimpan foto Jannine, tak mungkin pria itu memata-matainya sejak tahun lalukan?

Ini aneh dan Krist takut sekarang. Ia khawatir apa yang ada di pikirannya menjadi kenyataan, bagaimana Krist akan menjalani hidup nantinya, kalau seperti ini.

Setelah menunggu hampir 2 jam lamanya, Audi yang di kemudikan oleh Singto menepi pada halaman rumahnya. Pria itu terkejut melihat Krist yang sudah menunggunya.

Ia turun dari dalam audi dan menghampiri Krist, tetapi tidak seperti biasanya Krist hanya menatapnya dengan datar.

"Kenapa kau ada di sini? Masuk, di luar dingin."

Refleks tangan Singto mengecek suhu tubuh Krist, akan tetapi Krist menepisnya. Tentu saja Singto heran, hanya saja ia tak begitu membesarkan masalah, ia mengajak Krist untuk masuk ke dalam sana.

Lagi-lagi Singto terlihat heran, karena kali ini Krist terlihat sangat dingin padanya, padahal biasanya pria itu selalu saja punya modus untuk mendekati Singto.

Begitu sampai di dalam kamar, saat Singto ingin melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, lengannya tiba-tiba saja di pegang mendadak oleh Krist.

"Ada apa?"

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu."

"Apa?"

Meskipun ragu, Krist mengeluarkan foto Jannine yang tadi di temukannya, ia tak suka dengan masalah yang berbelit-belit, Krist selalu suka sesuatu yang pasti. Tak mau terus penasaran dan tak mau terus pusing memikirkan segalanya.

"Kau mengenalnya?"

"Darimana kau dapatkan foto itu?"

"Aku bertanya padamu, kau kenal dia atau tidak?"

"Jika aku mengenalnya memang kenapa?"

Intonasi Singto meninggi seiring meningginya ucapan Krist padanya, seolah tak mau kalah dari pria itu.

"Apa karena dia? Karena Jannine kau melakukan ini padaku?"

"Kau tidak perlu tahu."

"Aku punya hak untuk tahu."

"Kalau memang karena dia, kau mau apa?"

Krist terdiam, lalu menatap ke arah Singto lagi ia berharap jawaban Singto tidak sama seperti yang ia perkirakan. Krist tak mau mimpi buruk itu mengganggunya.

"Apa hubunganmu dengan Jannine?"

"Dia anak buahku," Singto melangkahkan kakinya mendekati Krist, pria itu yang memulai membuka drama ini, maka Singto akan dengan senang hati memberitahunya, "kau membuat hidupnya hancur, karena itu aku membalasmu. Bagaimana rasanya menjadi seorang jalang untukku? Aku sengaja melakukannya agar kau merasakan apa yang Jannine rasakan."

Ada sesuatu yang menohok hati Krist sekarang, "Apa dia orangnya?"

Singto hanya diam, hingga akhirnya tangan Krist mencengkeram kerah pakaian yang Singto kenakan, "Apa wanita itu yang kau sukai? Kau menyukai itu Jannine?"

"Jika aku menyukainya, memang kenapa? Apa masalahnya denganmu?"

"Apa aku tidak terlihat di matamu?"

Love Rat [Peraya Vers.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang