Hai hai.. lama tak jumpa di book ini 😂😂
Author bawa bonus chapter lagi :))
Selamat membaca :))
>>>>>>><<<<<
Di dalam sebuah keluarga pasti tak hanya di warnai oleh momen-momen kebahagiaan saja bukan? Kadang konflik sering tiba-tiba muncul begitu saja.
Baik itu konflik antara Suami dengan sang istri, atau konflik seorang ayah dengan anaknya, atau bisa juga konflik antara si ibu dengan anaknya.
Waktu menunujukan pukul 08.30 malam.
Tzuyu, wanita yang tahun ini usianya genap berkepala tiga itu nampak duduk di sofa yang ada di dalam ruang tamu rumahnya. Pikirannya sedikit kacau setelah mendapat telfon dari wali kelas di tempat Minkyu bersekolah.
‘Minkyu kemarin kedapatan membawa rokok bu, dan akhir-akhir ini Minkyu sering membolos, tadi siang saja Minkyu kembali membolos Bu’
Tzuyu memijit pelipisnya, kenapa Minkyu berubah menjadi anak yang seperti itu? Padahal sebelumnya minkyu bukanlah anak yang nakal. Seeprtinya keputusan Tzuyu untuk mengijinkan Minkyu masuk Sekolah Teknik Adalah sebuah kesalahan.
Tidak, Tzuyu tidak boleh menyalahkan sekolahnya sepertinya Minkyu yang salah memilih teman dan salah dalam memilih pergaulan.
‘ceklek'
Pintu terbuka dan menampakan sosok Minkyu yang baru saja pulang, Minkyu terlihat membuka jaketnya sehingga kini terlihat seragam sekolahnya.
Tzuyu berjalan menghampiri Minkyu.
"Abang abis dari mana aja baru pulang jam segini?" Tanya Tzuyu menghadang jalan anak sulungnya.
"I.. itu.. tadi ada praktek Bun di sekolah, terus pulangnya Abang main sebentar sama temen" Jawab Minkyu yang tentunya berbohong.
"Di pikir gampang ya bohongin Bunda? " Tanya Tzuyu kembali.
"..maksud Bunda?"
"Abang bolos kan? Kemarin juga abang ketauan bawa rokok kan di tas abang pas ada razia di sekolah?" Tanya Tzuyu menatap tajam Minkyu yang ada di hadapannya.
Sedangkan itu Minkyu mulai gelagapan karena ketahuan membohongi Bundanya.
"Bu.. Bunda tau dari mana?"
"Wali kelas kamu nelfon Bunda sore tadi" Jawab Tzuyu.
Tzuyu terlihat mengatur nafasnya agar tidak terlalu emosi menghadapi remaja berumur 17 tahun itu lalu melembutkan pandangannya.
"Abang kenapa jadi kaya gini sih? Perasaan waktu dulu abang gak kaya gini, pasti karena kebawa temen-temen abangkan? Dari awal kan Bunda udah bilang pilih-pilih kalau berteman itu bang" Ucap Tzuyu menatap teduh Minkyu yang ada di hadapannya.
"Tapi Minkyu nyaman temenan sama mereka Bunda, mereka juga baik ke Minkyu" Ucap Minkyu.
"Tapi temen-temenya Bang Minkyu bukan temen yang baik, karena temen yan baik gak akan ngajarin Bang Minkyu buat jadi anak nakal kaya sekarang!" Ucap Tzuyu.
"Inget, Bang Minkyu itu anak pertama dan bakal jadi contoh buat adek-adeknya, kalau adek-adeknya tau abangnya kaya gini dan ngikutin gimana?" Tanya Tzuyu melembutlan nada suaranya.
Pandangan Minkyu terlihat menunduk.
"Emang siapa sih yang mau jadi anak pertama? Kalau di suruh milih juga Minkyu gak mau jadi anak pertama" Ucap Minkyu pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [END]
FanfictionTzuyu : "Hamil di usia 18 tahun adalah mimpi terburuk ku, tapi aku tak pernah membenci anak di kandunganku.. karena dia adalah alasan diriku masih bertahan hidup di dunia yang ku benci ini"