[Slow update]
Pada pandangan pertama, Riski langsung terpanah ketika melihat seorang gadis yang sekelas dengannya, Revina.
Sayangnya dia tak pernah mengenal arti cinta itu seperti apa. Dia menyerah begitu saja ketika mengetahui bahwa temannya juga...
Perasaan yang menyiksa, tidak seharusnya aku mencintainya sedalam ini. Bukankah terlalu alay bagi anak seusiaku menjalin cinta yang sesungguhnya? Jika cinta monyetsemenyakitkan ini apalagi cinta yang sesungguhnya?
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Belum memiliki tapi sudah berkorban, belum dibalas tapi sudah patah hati. Sesakit inikah cinta sepihak?
Namun apalah daya, tidak mungkin Riski tiba-tiba masuk dan menjadi pengacau di hidup Revina, dia tidak sejahat itu. Cinta sepihak itu ternyata lebih banyak menyakiti perasaan sendiri. Yang kini ia harapkan adalah semoga suatu saat cintanya akan terbalas.
Gilar dan Gibran selalu mengganggu Riski, yang mereka lakukan hanyalah membicarakan Revina. Ternyata hanya Gilar yang tidak tertarik kepada Revina, dia kemarin berkata demikian untuk menggoda Gibran dan Riski.
Gilar tidak tertarik akan hal cinta, dia lebih suka menjomblo.
Meskipun tau Gilar tidak menyukai Revina, Riski enggan memberi tahu mereka bahwa dia menyukainya, karena dia tahu Gibran juga menyukai Revina, jika Gibran mengetahuinya dia akan langsung mundur dan menjaga jarak dari gadis itu, Riski tidak sanggup. Jadi sekarang dia sedang serba salah, tidak ada yang bisa ia jadikan teman curhat.
Skip di kantin
Riski, Gibran dan Gilar sedang menikmati nasi goreng Ceu Iis, nasi goreng yang paling enak dan paling murah di kantin sekolah.
Tapi sayangnya penjualnya genit, Ceu Iis itu cantik, masih gadis, tapi sayang belum juga menikah, akhirnya banyak yang menyebutnya perawan tua. Sebagian besar siswa laki-laki risih jika di goda oleh Ceu Iis,tapi lain halnya dengan Gilar dan Gibran.
"Ceu Iis...". Panggil Gilar sembari berteriak.
"Iya ada apa teriak-teriak". Ceu Iis berjalan menghampiri meja mereka.
"Hari ini kita belum Selfi". Gilar mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya.
"Eh iya neng lupa,lagi rame soalnya". Ceu Iis tersenyum dengan ciri khasnya sendiri.
"Lain kali jangan lupa Ceu,kita fans setia". Ucap Gibran menimpalinya.
"Yasudah ayo,biar saya bisa lanjut bikin nasi goreng".
Setelah mereka berfoto bertiga,Ceu Iis langsung beranjak untuk kembali ke warungnya karena sudah banyak kerumunan disana.
"Jangan lupa bayar yah, yang kemarin juga". Ceu Iis setengah berteriak karena para siswa yang lain menariknya untuk cepat-cepat masuk dan membuat nasi goreng.