ANANTA KEVAN AQLA

163 12 3
                                    

"Kamu gadis yang kuat, aku tahu betul itu. Jadi tetaplah menjadi gadis yang kuat, seperti yang aku suka."

~Ananta Kevan Aqla~


-------------------##########---------------------

Sudah 1 minggu berlalu dari kejadian Langit yang menghancurkan hati Tera. Keadaan Tera ? Tenang, dia baik-baik saja, dia masih bisa tersenyum seperti biasanya. Dia berjalan santai di koridor, karena hari ini dia datang terlalu pagi. Belum ada yang datang, tapi saat masuk ke kelasnya. Seorang laki-laki tak dikenalnya duduk di sebelah bangkunya, dia sedang bermain handphone seraya menyumpal telinganya dengan headset. “siapa dia ? apa anak baru?” pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepala Tera.

Tera berjalan ke arah bangkunya, saat sudah dekat laki-laki itu menatapnya. Ternyata dia bisa menyadari kedatangan Tera, Tera kira karena dia memakai headset jadi dia tidak dengar apapun. Tera meletakkan tasnya di bangkunya, sementara laki-laki itu mengamati semua gerak-gerik Tera. Tera yang merasa risih pun menolehkan kepalanya ke arahnya, laki-laki itu malah memberikan senyum manisnya. “Lo Lentera ya?” tanya nya “Iya, kok kenal gue ? anak baru ya ?” tanya balik Tera “Iya gue pindahan dari Jakarta, kenal lo dari Pak Kepsek. Katanya gue di kelas X IPA 2, terus duduknya di pojok belakang sama Lentera gitu.” Jelasnya sementara Tera hanya mengangguk mengerti. “Kenalin gue Nanta, Ananta Kevan Aqla” ucapnya sembari mengulurkan tangannya, Tera tidak percaya ada yang mau berteman dengannya. Fikirannya masih blank, seakan-akan semua ini tidak nyata. “helloo…” Nanta mengibas-kibaskan tangannya di hadapan Tera “oh iya” Tera reflek mengatakannya “Jadi?” Nanta kembali mengulurkan tangannya “Tera, Lentera Sava Amanta” balas Tera dengan menjabat tangan Nanta disertai senyum manisnya. Semuanya nyata, bukan hanya angan belaka. Benarkah semua ini Tuhan? Tera masih tidak mempercayainya. Kalau ini benar Tera akan sangat sangat sangat berterimakasih kepada Tuhan.

--------------------##########---------------------

Teman sekelasnya satu per satu mulai berdatangan, semua memandang bingung kepada laki-laki di sebelah Tera. Dalam benak mereka semua dipenuhi oleh pertanyaan “siapa cowok tampan itu.” Tapi tak ada seorang pun yang berani bertanya, mereka menunggu bapak/ibu guru saja nanti yang akan menjelaskan kepada mereka.

Bel masuk berbunyi, itu tandanya sebentar lagi pelajaran akan dimulai. Pintu kelas terbuka menampakkan seorang guru laki-laki yang bisa dibilang tidak terlalu tua, dia Pak Asep wali kelas mereka. Semua anak diam, menunggu apa yang dikatakan walasnya itu. “Pagi anak-anak” sapanya “Pagi pak..” jawab mereka serentak “Hari ini kalian mendapat teman baru.” Berkat ucapan Pak Asep semua orang langsung menatap ke arah Nanta. “Iya dia, Nanta maju ke depan perkenalkan diri kamu” Nanta maju ke depan kelas menuruti ucapan Pak Asep. Sekarang semua mata terfokus padanya, dia menarik nafas dan mulai memperkenalkan dirinya “Hai… gue Ananta Kevan Aqla, kalian bisa manggil gue Nanta. Gue pindahan dari Jakarta, semoga kalian bisa menerima gue.” Ujar Nanta yang diakhiri dengan senyum manisnya. “Ya sudah kamu boleh duduk” Nanta pun akhirnya kembali ke tempat duduknya. “Kalian tunggu Bu Nadia, beliau ada urusan sebentar. Kalian jangan ramai, jangan keluar-keluar” itu adalah ucapan terakhir Pak Asep sebelum keluar dari kelas mereka.

“Nanta” panggil seorang cowok di depannya (Raka) “Ya” itu jawaban Nanta. “Lo kok mau sih duduk sama dia”  ketus Raka, “Emangnya kenapa? Ada yang salah?” tanya Nanta “Dia tuh anaknya koruptor, awas nanti duit lo ilang” sarkas Raka. “Iya dia anak koruptor, kali aja dia mau ngikutin bokapnya.” tambah Sinta yang duduk di sebelah Raka “Ibunya aja udah meninggal, capek kali ngadepin bokapnya yang korup itu” imbuh Tita. Tera hanya bisa berusaha menahan rasa kecewanya sekuat yang dia mampu, semua ucapan teman-temannya ia telan bulat-bulat dengan hati yang sesak. Semua ucapan teman-temannya seperti belati yang menusuknya perlahan. Tera mungkin kuat jika ejekan itu untuknya, tapi dia sakit saat ejekan itu menyangkut orang tuanya. Namun Tera tetap memandang mereka dengan senyum ramahnya, berharap mereka menghentikan ucapan mereka. Tera ingin mereka tau kalau dia sakit dengan semua ini.

Nanta menatap Tera, melihat teman sebangkunya itu yang tetap tersenyum meskipun dia sudah di olok-olok sebegitu menyakitkannya. Di fikirannya kenapa dia nggak marah ? mereka sangat keterlaluan bukan? “Lo yakin duduk sama dia ? Lo nggak pengen duduk sendiri aja” tanya Raka kembali, membuat Nanta mengharuskan berhenti untuk memperhatikan Tera “Ya gue disini aja, lagian yang korup kan bokapnya buka dia. Lagian nggak enak duduk sendiri” jawab Nanta enteng. Tera sempat speechless dengan apa yang diucapkan Nanta, benarkah dia mau duduk dengannya. “Ya itu terserah lo sih, pokoknya kita udah ngasih tau lo. Jaga-jaga aja, awas duit lo ilang” ucap Sinta pasrah “Thanks udah ngasih tau gue” balas Nanta.

--------------------##########---------------------

Semuanya kembali normal, mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing. “Lo boleh pindah tempat duduk kalo lo merasa terpaksa duduk sama gue” ucap Tera tiba-tiba “Why? Gue nggak ngerasa kepaksa kok”  balas Nanta “Semua orang juga pernah ngelakuin kesalahan, lagi pula itu bokap lo bukan lo. Jadi gue fine-fine aja” jelas Nanta “Sorry, gue masih nggak percaya aja lo mau duduk sama gue disaat semua orang nggak mau temenan sama gue” ucap Tera. “Lagian gue nggak ada alasan buat pindah tempat duduk, lo nggak jahat sama gue, lo nggak ganggu gue, lo nggak jutek, lo baik.  Jadi nggak ada alasan dong buat gue pindah, iya kalau lo jahat sama gue baru tuh gue pindah. Just it” “Makasih” ucap Tera tulus dengan senyum manisnya, “Buat apa?” tanya Nanta “Makasih lo udah mau duduk sama gue, jadi temen gue dan makasih udah nilai gue kayak gitu” Tera benar-benar sangat tulus mengucapkannya, sudah 2 tahun ini tidak ada yang menilainya seperti Nanta, semuanya langsung menyalahkan Tera dan menjauhinya. “No problem, it's not your fault. You are so strong, I proud of you. Please keep your smile.” ujar Nanta pula dengan senyum tulusnya.

--------------------##########---------------------

Ananta Kevan Aqla, atau kerap dipanggil Nanta. Murid pindahan dari Jakarta yang sekarang menjadi murid di SMA Angkasa di kelas X MIPA 2 sekaligus teman sebangku Tera. Laki-laki dengan paras di atas rata-rata, ramah, dan juga pintar. Laki-laki dengan postur tinggi berkulit putih dan memiliki gigi gingsul yang membuatnya memiliki senyum manis. Laki-laki dengan fikiran terbuka, easy going dan memiliki pandangan luas. Tak aneh bila di sekolah lamanya dia menjadi idola cewek-cewek dan para guru, karena sikapnya itu. Semua orang sangat menyukai sosok Ananta Kevan Aqla, bahkan banyak perempuan yang terang-terangan mengatakan kalau mereka menyukainya. Tapi sayangnya, Nanta belum menemukan sosok gadis impiannya. Belum ada gadis yang bisa mendebarkan hatinya, jadi Nanta menolak mereka semua tapi dengan cara yang halus. Mereka yang menyatakan cintanya namun ditolak, malah lebih jatuh cinta dengan sosok Ananta Kevan Aqla. Tidak ada rasa benci di hati mereka, karena pangerannya itu menolaknya. Begitulah wibawa dari sosok Ananta Kevan Aqla.

Nanta memiliki banyak hobi, diantaranya basket, renang, juga sepak bola. Tapi jangan salah, Nanta bukan hanya pandai di bidang olahraga tetapi juga di bidang pelajaran. Nanta sangat menyukai pelajaran Bahasa Inggris dan Biologi. Jadi jangan kaget kalau nilainya nanti pasti akan bagus, Nanta sangat pandai di bidang sastra. Nanta tidak memerlukan gadis dengan kriteria sempurna, cukup gadis dewasa dan penuh kasih sayang saja Nanta sudah bisa jatuh cinta sedalam-dalamnya.

--------------------##########---------------------

Selamat mengenal sosok Ananta Kevan Aqla, dan selamat jatuh cinta dengan pesonanya.

--------------------##########---------------------

Halo para readers

Hari ini aku up lagi nih

Siapa yg udah kangen sama Lentera disini hayooo...

Seperti biasa jangan lupa tekan tanda bintangnya sama komennya ya

Next chapter hari apa ya enaknya?

Tipe cowok idaman kalian itu kayak apa sih? Yuk curhat yuk...

Salam sayang,
Kay:)

Lenteranya LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang