TAK BERBEDA

123 10 0
                                    

"Terimakasih sudah mau menjadi sandaran ku. Terimakasih sudah mau mengulurkan tanganmu saat yang lainnya malah meninggalkanku. Terimakasih Ta..."

~Lentera Sava Amanta~

-oOo-

Tak terasa 3 minggu berjalan begitu cepat, SMA Angkasa pun sudah memulai jadwalnya kembali. Semua siswa dengan semangat barunya, tengah berlalu lalang memasuki sekolahnya. Tak ayal ada yang berjalan kaki, bersepeda, menaiki angkutan umum, dan bahkan diantar oleh orang tuanya. Semuanya tampak bahagia menyambut hari pertamanya di SMA Angkasa.

Tak terkecuali Tera, dia juga bersemangat seperti murid-murid yang lainnya. Dengan senyum cerahnya dia memarkirkan sepeda miliknya.

Tera berjalan santai ke arah papan pengumuman, dia ingin tau dia mendapat kelas apa. Dan siapa saja temannya. Sebenarnya Tera sedikit merasa sedih dengan sistem ini, karena dia takut dia tidak lagi sekelas dengan Nanta. Karena sejauh ini, sahabat yang dimilikinya hanya Nanta, orang yang dekat dengannya hanya Nanta.

Tera menghabiskan masa liburannya seperti hari-hari biasanya, mungkin yang berubah hanyalah dia yang bekerja dari pagi sampai malam. Lebih tepatnya Tera bekerja lebih keras dari hari-hari biasanya. Di hari jumat Tera selalu meluangkan waktunya bertemu papa kesayangannya, dan dihari sabtu dan minggu Tera tetap bekerja di Rose Café. Ya begitulah isi liburan Tera.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya siswa yang berebut melihat papan pengumuman mulai membubarkan diri. Tera baru melangkah mendekat, karena sedari tadi dia hanya mengamati dari jauh. Terlalu banyak siswa yang mengerumuni papan pengumuman itu, dan Tera juga tidak ingin berdesak-desakan di sana. Jadi pilihan Tera adalah menunggu semuanya selesai.

Saat tubuhnya sudah benar-benar di depan papan pengumuman itu, matanya baru mulai mencari namanya. Lentera…Lentera…Lentera… gumamnya sembari matanya meneliti satu per satu kelas yang tertera di sana.

“Ra..” panggilan dan tepukan di pundaknya sukses membuat Tera terkejut. Dia menolehkan kepalanya, “Eh Ta, baru dateng ?” tanya Tera yang diangguki oleh Nanta.

“Udah ketemu belom Ra ?” tanya Nanta dengan matanya yang fokus mencari-cari namanya dari 400-an nama siswa yang lain.

“Belom, nih lagi nyari” jawab Tera, “Oh…”

Keduanya kembali larut dalam pencarian nama mereka, sampai suara Nanta menginterupsi Tera. “Ra ra ra ketemu nih nama lo” Tera langsung saja mengarahkan pandangannya ke arah kertas yang ditatap Nanta.

“Tapi lo sekelas sama Langit, sama Gilda juga…” tambah Nanta, dan benar saja saat Tera mengeceknya dia menemukan nama “Andara Gilda” dan tepat di atas namanya tertulis dengan jelas “Langit Alden Dakara”

Oh God, Tera tidak tau sekarang dia harus senang atau sedih. Semuanya campur aduk, sampai Tera tidak bisa untuk berpikir jernih.
“Eh tapi Ra, gue juga sekelas sama lo dong. Yehey… akhirnya tetep bisa sekelas sama lo.” Ucap Nanta senang dengan senyum lebarnya yang memperlihatkan dengan jelas lesung pipitnya dan gigi gingsulnya.

Tunggu kenapa Nanta baru menyadarinya, bukankah nama Nanta itu berawalan A ?

Itu karena Nanta membaca dari bawah, entahlah Nanta itu memang tidak masuk akal.

Tera mengeceknya, dan seperti yang dikatakan Nanta. Nama laki-laki itu memang ada di sana. Bagaimana bisa Tera baru menyadarinya, itu karena dia terlalu fokus dengan namanya sendiri. Sampai dia kurang teliti.

“Yaudah yuk kelas” ajak Nanta yang disetujui Tera. Mereka berdua pun beranjak menuju kelas baru mereka, kelas XI MIPA 7.

-oOo-

Lenteranya LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang