Jangan lupa vote sama komennya ya
Happy Reading ❤
-oOo-
Dua minggu berlalu dengan cepat, hari ini Tera, Langit, Nanta dan Gilda memutuskan untuk ikut Langit ke Panti Asuhan Pelita untuk menghabiskan weekend mereka. Mereka sudah bosan dengan tempat wisata yang ada di Yogyakarta, jadi lebih baik mereka menghabiskan waktu mereka dengan anak-anak lucu disana.
Jangan terkejut, mereka memang sudah akur sejak 2 minggu yang lalu, semua menganggapnya sebagai masa lalu saja. Mereka ingin menghabiskan hidup mereka dengan canda tawa bukan dengan musuh ataupun dendam.
Ternyata menerima jalan takdir rasanya seperti ini, sangat melegakan dan ringan seperti tak ada beban sama sekali yang harus mereka tanggung. Mereka sangat menyukai saat ini, saat dimana semuanya bisa bahagia bersama saling melindungi dengan kepercayaan yang mereka yakini dalam hati bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Gilda :
“Ngumpulnya di rumah lo kan Ra ?”Tera :
“Iya di rumah gue, Nanta udah dateng ?”Gilda :
“Udah nih baru aja, udah dulu ya gue sama Nanta langsung otw rumah lo.”Tera :
Okay, ti-atiTera kembali memasukkan handphonenya ke tas selempang miliknya setelah membalas pesan dari Gilda. Saat ini dia sedang menunggu Langit, memang kemarin mereka sepakat untuk berkumpul di rumah Lentera karena jarak Panti Asuhan Pelita dengan rumah Tera cukup dekat. Jadi tidak memakan banyak waktu untuk sampai di sana.
Matanya terus saja menoleh ke kiri, menunggu kedatangan kekasihnya. Karena sudah cukup lama Langit mengabarinya kalau dia sudah berangkat, tapi Langit-nya belum juga sampai di rumah Lentera.
Rasa takut bercampur khawatir mulai dirasakan Tera, pikiran-pikiran buruk juga mulai memenuhi kepalanya. Ah tidak tidak, Langitnya pasti tidak apa-apa. Sebentar lagi dia pasti datang dengan sepeda motor hitamnya.
Dan benar saja 5 menit berlalu Langit datang dengan sepeda motor hitamnya ditambah lagi kantong plastik putih yang cukup besar menggantung di stang motornya. Tera langsung berlari menghampirinya, “Kok lama ?” tanyanya saat sudah berdiri di samping motor Langit.
Langit melepas helmnya dan turun dari sepeda motornya, dia berdiri di depan kekasihnya. Tangannya terulur mengelus kepala gadis yang menyandang status sebagai pacarnya itu, “Maaf, lama ya. Tadi aku ke minimarket sebentar beli jajan buat anak-anak.” Ujarnya.
“Lain kali kasih tau dulu, aku takut kamu kenapa-napa.” Nasehat Lentera. “Iya lain kali nggak gini lagi, maaf udah buat kamu khawatir.” Balas Langit dengan tatapan lembutnya. “Mereka belum dateng ?” tanya Langit, “Belum, tapi udah di jalan. Paling bentar lagi nyampek.” Jawab Tera.
Tin..tin..
Baru saja Tera menjawabnya, orang yang mereka tunggu sudah datang. “Langsung berangkat aja nih ?” tanya Nanta dari atas motornya. “Iya sekarang aja lah keburu siang, panas nanti.”jawab Langit dengan kembali menaiki motornya dan memasang helmnya.
Tangan Langit terulur memberikan helm pada Lentera, dengan cepat Lentera menerimanya dan naik ke atas motor kekasihnya. Kedua motor itu mulai melaju membelah padatnya Kota Yogyakarta.
-oOo-
10 menit berlalu, akhirnya mereka sudah tiba di depan Panti Asuhan Pelita. Mereka berempat turun dari motor mereka dan berjalan masuk dipimpin Langit. Anak-anak yang ada di ruang tamu langsung memekik girang saat wajah yang sangat mereka kenal akhirnya berkunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lenteranya Langit
Novela JuvenilSeorang gadis dengan hidup yang kurang beruntung, karena takdir sangat kejam padanya. Dia berusaha untuk selalu kuat dalam hidup, karena dia sudah berjanji dengan mamanya. Alasan terakhirnya untuk bertahan adalah laki-laki itu, iya dia Langit-nya. "...