Let's get it❕📹🎬
⬇
⬇
⬇
.....
A next week later,
"Taejung, di panggil Hobi ke belakang taman." kata yoojeng, si adek kelas anak IPS.
Tanpa sadar, aku melotot, tak percaya dengan yang ku dengar, ga salah nih? Hobi yang udah seminggu ini cuekin aku, bahkan udah pindah bangku sama si ice bear. Dan si Kevin balik ke bangkunya yang awal, dan teman sebangku Yoongi terusir ke bangku kosong sendirian. Iya, si Baekyun, tapi dia nya bersyukur soalnya bisa ngomong sepuas jiwa. Gimana ga bersyukur, orang pas masih sebangku sama Yoongi baru aja mangap udah di suruh diem.
"Sekarang?"
"Iya lah. Masa tahun depan, cakep² kok beg*!"
Si yoojeng langsung kaboor, iya pas lihat muka muka Chan, Daniel, Kevin, sama Woojin udah melotot kayak mo gebukin. Dasar junior ga sopan!
"Tuh bocah belum pernah kena MOS sih, makanye belagu."
"Mulutnya kayaknya perlu di cium pantat panci yang baru diangkat dari percetakan."
"Sabar bro. Namanya juga bocah labil, mencong biasalah."
"Eh, Tae, elu di panggil Hobi buruan sana!"
"Jangan, pas nginep di villa, lu blongin dia ya?"
"Eh, sembarang lu! Perlu gue sobek tuh bibir?!"
"Kagak kagak, ngapunten kisanak.""Udah buruan sana dah! Udah di tunggu tuh!"
"Gue doain kembali dengan utuh, Tae."
"Tae, perlu guardian ga luh? Takutnya Hobi udah siapin klopotan buat nyate elu.""Lu ga usah nakutin napa , niel. Udah , gue pergi dulu. Doain aja selamet pulang-pergi."
"Aminnn!!"
.....
Dengan sedikit tergesa, aku berjalan menuju taman belakang. Taman belakang yang selalu sepi, yang jarang pengunjung, kecuali beberapa yang memang suka menyendiri.
Sampai taman, kulihat Hobi duduk di bangku sambil menaruh kedua telapak tangan di belakang kepalanya, sambil memejamkan matanya. Dengan perlahan, aku duduk di sampingnya.
Selama beberapa menit awal kami terdiam, tanpa bicara. Dia tak bersuara sedikit pun, akupun tak tau harus berkata apa. Lalu ia menghela nafas yang serasa membuang sesak di dadanya. Aku memandangnya yang menunduk, lalu menoleh padaku.
"Bisa kau hentikan." ia berujar pelan.
"Apa?" aku bingung karena merasa tak melakukan apapun.
Ia memalingkan muka ke depan, lalu mendongak menatap langit yang sedang cerah.
"Hentikan semua pandangan mu padaku, aku tau kau sangat sering menatap diriku selama seminggu ini. Anggap saja aku tak ada kapanpun."
Aku terkejut, karena memang beberapa hari ini mataku seakan selalu tertarik dengan kehadirannya. Memandangi berlama-lama sampai ia hilang dari pandangan.
"Maaf, tapi aku tak bisa."
"Kenapa!?"
Ia menatapku kesal. Dan itu cukup menoreh sedikit luka di dadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
love line (HIATUS)
RomanceVhope, myeonseok, Bahasa amburadul, kadang gue-elu , kadang aku-kamu , kadang juga saya-anda , dsb. Typo, dan kata tak sesuai bukan hal yang aneh dijumpai. Maklum, masih pemula.