Bab 2

5.3K 548 139
                                    

Hari kedua di kelas 9 di mulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari kedua di kelas 9 di mulai.

"Untung kamu ngasih jadwalnya tepat waktu, soalnya hp aku di mainin adek, pas dikirim tinggal 3%," ujarku.

"Terus, sempat nyalin gak?" tanya Verisa.

"Udah, cuman tulisanku jadi berantakan gara-gara buru-buru," balasku.

"Kok Adhian belum datang juga ya? Padahal 5 menit lagi masuk," ucap Valentina.

"Palingan telat bangun, oh iya kemaren dia jatuh di trotoar, ngakak banget deh," ujarku.

"Hah? Jatuh? Trus di gak apa-apa?" sahut Valentina.

"Gak luka kan?" sambung Verisa.

"Idih, segitunya kalian mikirin dia, pikirin diri sendiri dulu gih, kasian gak ter urus, canda!" balasku.

"Pipinya cuma tergores dikit," sambungku.

"Yaah, hilang deh gantengnya," balas Verisa.

"Ih!" balasku jijik.

Tak lama kemudian.

"Awas artis mau masuk," ujar Adhian caper.

"Artis? Dih!" ejekku.

"Hey, kamu gak ingat, hampir semua cewek di sekolah ini nge-fans sama aku," bisik Adhian sambil menaikkan alisnya sebelah sambil tersenyum sombong, menjijikan.

"Kantong plastik... Mana kantong plastik? Mau muntah nih," sindirku.

Adhian hanya tertawa mendengar sindiranku sambil mendekati kursi nya.

Bel masuk berbunyi dan seorang guru masuk ke dalam kelas ini.

Saatnya memulai pembelajaran. Jam pertama, IPS.

"Selamat pagi anak-anak," salam Bu Nofi, sontak seluruh siswa berlarian menuju kursinya masing-masing.

Pembelajaran diawali dengan do'a, lalu absen dan kemudian belajar.

"Secara astronomis, Benua Asia terletak pada 26° - 170° Bujur Timur dan --" Bu Nofi berhenti menjelaskan sejenak.

"Radith? Kamu kenapa? Kurang sehat?"
tanya Bu Nofi.

Radith hanya diam, kemudian mendongakkan kepalanya ke atas perlahan.

"Ha... Ha... Ha... Ha..." Radith tertawa bengis dengan suara yang mengerikan, yang jelas bukan suaranya. Terdengar Serak.

"Radith? Kamu kenapa?" tanya Bu Nofi lagi dengan wajah pucat.

Radith menatap mata Bu Nofi, lalu menyengir lebar. Ku rasa, dia kesurupan.

Sontak Devan berlari ke arah dia dan menahan tubuhnya.

"Bagaimana ini?" Rivania panik.

Radith meronta-ronta, Devan kewalahan dan terpental.

Merah : Kursi Belakang [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang