"Tetsuya ini aku" ucap Akashi memasuki ruangan.
"Kenapa kau datang?" ucap Kuroko bahkan tidak memandang ke arah Akashi.
"Bagaimana batukmu masih kambuh?" ucap Akashi menyentuh wajah Kuroko lembut.
"Jangan menyentuh ku" ucap Kuroko tanpa melihat kearah Akashi.
BUKKKK
"Apa yang kau lakukan?" ucap Kuroko kini memandang Akashi,
Kamar Kuroko adalah kamar VVIP, jadi di kamar yang cukup luas itu lebih seperti kamar hotel berfasilitas medis sangat lengkap.
Kasurnyapun bukan kasur biasa, jadi Akashi berada di atas tubuh Kurokopun tidak akan berdampak apapun pada peralatan yang tersambung ke tubuh Kuroko.
"Apa yang kau lakukan?
Akashi-sensei?" ucap Kuroko akhirnya menatap langsung ke mata Akashi.
"Panggil aku seperti biasa, Tetsuya" ucap Akashi mendekati wajah Kuroko,
"Akashi, cukup sampai di sana, nodayo.
Kuroko masih dalam perawatan, nodayo" ucap Midorima memasuki ruangan,
"Jadi kapan Tetsuya akan pulang?" ucap Akashi lalu mendekati Midorima.
"Hmp, kurasa tinggal memulihkan stamina Kuroko, dia sudah bisa pulang nodayo" ucap Midorima melihat catatan kesehatan Kuroko.
"Kalau aku sembuh,
Apa aku bisa kembali kuliah seperti sebelumnya" ucap Kuroko akhirnya bersuara.
"Apa yang kau katakan, Tetsuya" ucap Akashi tersenyum begitu menakutkan,
". . ."
"Mana mungkin aku membiarkan mu lepas dari pandanganku kali ini" grin Akashi.
"Kenapa harus aku?
Bukankah kau memiliki Furihata-kun?" ucap Kuroko berbisik sendu.
"Eh?" Midorima tiba tiba terkejut dengan apa yang di katakan Kuroko, seolah itu adalah hal tabu.
"Hah!?
Apa yang katakan, Tetsuya?
Kouki sudah lama mati" ucap Akashi melotot langsung ke arah Kuroko dingin, mendengar kalimat terakhir itu tiba tiba Kuroko langsung menatap Akashi.
"Meninggal
Bagaimana bisa?"
"Shintaro" ucap Akashi tiba tiba seolah menyuruh Midorima untuk pergi.
"Wakarimashita, nodayo" ucap Midorima seolah mengerti apa maksud Akashi, lalu dia pergi keluar ruangan.
.
.
.
"Semua itu berawal dari kau yang tiba tiba menghilang waktu itu,
Aku awalnya bersyukur kau bukan lagi penghalangku,
Namun seperti yang kau tahu, Furihata Kouki sejak SMA memiliki pacar, karena itulah aku tidak bisa memilikinya" Ucap Akashi duduk di sisi kasur Kuroko.
"Kau seorang Akashi bukan,
Tidak ada yang tidak mungkin,
Kalau kau mau kau bisa merebutnya bukan?" ucap Kuroko seolah mengejek.
"Hmp, sangat lucu saat kau mengatakan hal itu,
Tapi aku tidak melakukannya,
Dan Kouki setelah lulus dia tinggal serumah dengan pacarnya,
Pernikahan mereka hanya tinggal menunggu tanggal,
aku sering mengunjungi kediaman mereka,
Hingga hari terkutuk itupun tiba,
Sepulang kerja sampingan dia di serang seseorang" ucap Akashi dengan suara sedikit bergetar.
"Di serang seseorang?" ucap Kuroko.
"Dia di perkosa!" ucap Akashi penuh dengan dendam.
". . ." seketika Kuroko membisu.
"Tentu saja aku menyuruh Daiki menangkap pelakunya,
Meski aku sudah menangkap pelakunya, Kouki tetap depresi.
Perasaan bersalah atas dirinya yang tidak suci lagi, dia merasa sudah tidak pantas untuk pacarannya,
Dan begitu aku sampai di kediamannya,
Foto Kouki sudah di pajang di depan peti mati!
Dia bunuh diri di rumahnya ketika pacarnya tengah bekerja" ucap Akashi sangat amat membenci moment itu.
"Lalu kenapa sekarang Akashi-kun ada di sini di saat aku sudah tak membutuhkan mu lagi?
Kau tidak ada saat aku membutuhkan mu dahulu" ucap Kuroko mengigit bibirnya.
"Aku tak bisa mendapatkan Kouki di dalam genggamanku,
Jadi setidaknya, kau harus berada di dalam genggamanku" ucap Akashi menatap Kuroko tajam, dengan mata heterokrom yang mengkilat.
"Apa kau serius mengatakannya?" ucap Kuroko seolah tak percaya kalau keberadaannya bagi Akashi hanyalah sebagai pengganti tempat Kouki yang kosong.
"Kapan aku pernah bercanda di depanmu.
Hmp?" ucap Akashi menatap Kuroko semakin tajam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISUKI NO HITO
RomanceSatu satunya impian Kuroko, harapan Kuroko, adalah bisa menjadi kekasih Akashi, kenapa? sebenarnya kenapa sebegitunya Kuroko menyukai Akashi? Namun sayang, Akashi sudah terlanjur jatuh hati pada Kouki,