Satu satunya impian Kuroko,
harapan Kuroko,
adalah bisa menjadi kekasih Akashi,
kenapa?
sebenarnya kenapa sebegitunya Kuroko menyukai Akashi?
Namun sayang, Akashi sudah terlanjur jatuh hati pada Kouki,
There is always that person in life that you give several chances, it’s because you love them more than you hate them. . . .
Besoknya Kuroko terbangun dan mendapati 3 wajah yang sangat ia kenal berada di sekelilingnya.
"Bagaimana keadaanmu, Tet-chan?" ucap Shiori yang pertama kali menyambut ke sadaran Kuroko,
"Ka-san?
Oto-san,
Akashi-kun?" Kuroko mulai bingung, apalagi begitu melihat Midorima di sisi kasur rumah sakitnya, tidak lupa dia menggunakan baju khas dokter.
"Biar aku saja, Ka-san" ucap Akashi mendahului, Shiori saat wanita anggun berambut scarlet hendak memberi tahu kalau Kuroko tengah mengandung.
". . ." Kuroko bingung sendiri melihat wajah bahagia Shiori dan Masaomi,
sedang di saat bersamaan wajah sedih Akashi.
"Tetsuya dengarkan aku baik baik,
Akibat kau muntah kemarin itu,
Karena kamu sedang mengandung anakku,
Kemarin, Shintaro sudah melakukan pemeriksaan,
Dan hasilnya kamu positif mengandung anakku" ucap Akashi masih tegang,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku?
Mengandung?
Ta-tapi bagaimana bisa, hanya karena satu malam itu?" ucap Kuroko tiba tiba kaget bukan kepalang,
DEG DEG DEG DEG DEG
"Hmp, kau tahu aku adalah alpha dominan,
Jadi itu bukan hal yang mustahil,
Namun hanya jarang terjadi,
Tapi, kalau kau tidak menginginkan anakku itu,
Kau bisa menggugurkannya" ucap Akashi seketika membuat satu ruangan gempar, dan Shintaro hanya bisa menutup mata.
"Apa!?
Apa yang kau katakan Sei-chan?" Shiorilah yang paling pertama menentang,
"Hmp, Shiori tenangkan dirimu dahulu.
Ini adalah masalah mereka berdua,
Tapi tidak bisakah kau memikirkannya untuk kedua kali,
bila ingin mengugurkan janin nya?" ucap Masaomi mencoba mencairkan suasana.
"Oto-san, aku sekarang menyerahkan semuanya di tangan Tetsuya.
Bila dia ingin menggugurkannya maka akan aku lakukan,
Bila dia ingin melahirkannya maka aku akan sangat bersyukur" ucap Akashi dengan suara yang sedikit bergetar, Kuroko bisa tahu itu karena dia sudah mengetahui semua sifat Akashi,
Dari yang terburuk hingga yang sekarang.
"Jadi apa keputusanmu, Kuroko?" ucap Midorima sebagai dokter yang bertanggung jawab atas Kuroko.
"Bila aku tidak menginginkannya?" ucap Kuroko seolah mengetest Akashi.
"Maka Shintaro akan segera melakukan prosedur penguguran" ucap Akashi seolah tahu Kuroko tentu tidak menginginkan benihnya ada di perutnya.
"Apa tidak apa apa?
aku mengandung anak Akashi-kun?" ucap Kuroko minder dengan suara datar seperti biasa,
"Apa maksudmu?" ucap AKashi mendekat,
"Harusnya Furihata-kunlah yang mengandung-" ucap Kuroko namun langsung di potong oleh Akashi,
"Tetsuya, bukankah kau tahu aku sudah melupakannya?" ucap Akashi lirih begitu lemah,
"Akashi-kun mungkin melupakannya,
tapi aku tidak" ucap Kuroko kini mulai menatap lurus ke mata heterokrom Akashi,
"Gomen" ucap Akashi langsung memeluk Kuroko dan membenamkan seluruh wajahnya di tubuh Kuroko,
dia terus meminta maaf dan terus meminta maaf hingga semua tenggelam dalam diam, begitupun juga dengan Kuroko
.
.
. 9 bulan 10 hari pun berlalu semenjak hari itu, bertempat di dalam ruang operasi bersalin, dimana Kuroko yang tengah melangsungkan operasi bersalin,
tidak lupa di temani oleh Akashi yang berada di sisi kanan Kuroko,
cukup lama mereka melakukan operasi bersalin Kuroko sudah lebih dari 3 jam proses bersalin Kuroko,
hingga sampai-
"UUWEEEE OOOWEEEE!!!" suara tangisan keras bayi berambut crimson seperti Akashi mulai mengisi seluruh ruangan, Kuroko yang lemas hanya bisa meneteskan air mata,
Lalu bayi itu di bersihkan darahnya oleh suster dan di berikan pada Midorima,
agar Midorima bisa memberikannya pada Kuroko, sudah wajib hukumnya untuk bayi yang baru lahir menyentuh langsung kulit sang ibu,
setelah itu sang bayi di gendong oleh Akashi lembut lalu kembali mendekatkan ke wajah Kuroko,
"Tetsuya, arigatou~
karena mau melahirkan anakku,
hontou ni arigatou" ucap Akashi sembari menciumi wajah bayi itu yang sudah tenang, tidak lagi menangis.
Lalu dengan lemas Kuroko menatap bayi itu di sisi wajah kanannya,
matanya menetes kan air mata entah bahagia, teharu atau bersedih.
"Anak kita~" ucap Kuroko lemas sembari tersenyum sekuatnya sembari memandang wajah sang anak yang baru saja dia lahirkan,
Sedang Akashi yang mendengar kalimat itu dari mulut Kuroko,
tanpa aba aba air mata Akashi turun begitu saja.
Hati Kuroko luluh hanya sesaat setelah dia melihat bayi yang bari di lahirkannya,
Akashi lalu menciumi seluruh wajah sang bayi lalu Kuroko secara bergantian,
"Baiklah, suster akan menuliskan akte anak kalian, nodayo.
apakah kalian sudah memiliki nama untuk anak pertama kalian ini nodayo?" ucap Midorima mendekati sahabat sekaligus pasiennya kali ini.
"Akashi Seiji" ucap Kuroko lemas,
"Iya, nama anak pertama kami.
Akashi Seiji" ucap Akashi tersenyum begitu bahagia dan mempesona,
lalu kembali menciumi kening sang bayi dan sang istri.
"Baiklah,
anak pertama dari pasangan Akashi Seijuuro dan Akashi Tetsuya 'aka' Kuroko Tetsuya,
bernama Akashi Seiji.
lahir di tokyo pada tanggal xx xx xxxx, jam xx xx xx hari xxxxx, nodayo" ucap Midorima selaku dokter yang bertanggung jawab atas pasien yang bernama Kuroko Tetsuya 'aka' Akashi Tetsuya.
Dan kehidupan bahagia sebagai suatu keluarga yang sesungguhnyapun menunggu mereka di masa depan,