Namun baru 15 menit berlalu saat Akashi melirik ke kursi dimana Kuroko seharusnya tengah asik menikmati makanannya, Kuroko menghilang.
'KABUR!????' tanpa aba aba, Akashi langsung meninggalkan para rekan bicaranya, dan berjalan cepat menuju ke tempat terakhir dia melihat Kuroko,
Masaomi dan Shiori yang melihat gelagat aneh Akashi dari kejauhan pun ikut mendekati sang anak semata wayangnya itu.
"Sei-chan ada apa?" ucap Shiori akhirnya ketiganya berada di pojok ruangan dimana harusnya Kuroko berada.
"Tetsuya kabur!?" ucap Akashi panik dalam diam,
matanya menunjukan seolah ia tak percaya kalau Akashi kehilangan Kuroko lagi,
Dia tak percaya bagaimana bisa dia melakukan kecerobohan sefatal ini.
"Hmp, tenangkan dirimu Sei,
Kau seorang Akashi bukan!?
Setidaknya jelaskan dulu apa yang terjadi agar kami mengerti" ucap Masaomi menengahi.
Lalu Akashi pun menjelaskan semua yang dia ketahui dan sampai Kuroko kini tidak ada di tempat yang seharusnya,
"Hmp, kalau begitu apa Sei-chan sudah tanya pada pelayan hotel?
Siapa tahu mereka melihat Kuroko" ucap Shiori positif thinking.
"Ka-san,
hawa keberadaan Kuroko itu sangat tipis,
Hampir mustahil mereka menge-" ucap Akashi semakin paniknya, namun segera di potong oleh Masaomi,
"Pelayan itu mengatakan,
Kuroko pamit ke toilet beberapa waktu yang lalu" ucap Masaomi sehabis bertanya pada salah satu pelayan hotel.
". . ." tanpa aba aba Akashi langsung berjalan ke toilet terdekat dari aula itu,
"Ara ara?" Shiori tersenyum melihat tingkah sang anak yang biasanya dingin pada orang lain kini begitu memperhatikan Kuroko,
"Sebaiknya kita melihat anak anak kita sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi" ucap Masaomi mengikuti ke mana Akashi pergi,
"Hai, Masaomi-sama" ucap Shiori tersenyum senang.
.
.
.
Di dalam toilet, begitu Akashi masuk ke dalam betapa terkejutnya ia mendapati Kuroko tengah terduduk lemas dengan tangan memegangi perutnya,
"TETSUYA?
ADA APA?
APA KAU TERLUKA?" Akashi berlari mendekati Kuroko yang mulai tak sadarkan diri,
"A-Akashi-kun" ucap Kuroko berbisik,
"Aku kira kau pergi!
Kau tahu betapa takutnya aku!" ucap Akashi langsung memeluk Kuroko begitu pelan dan lembut, seolah Kuroko adalah agar agar yang bila di peluk begitu keras akan hancur,
"Tadi aku makan beberapa, kue yang di berikan Akashi-kun,
Tapi beberapa menit kemudian aku mual dan pergi ke toilet memuntahkan semuanya,
Aku tak memiliki tenaga lagi untuk kembali,
Gomen" ucap Kuroko lemas,
"Sebaiknya kita kau rumah sakit,
Di sini biar aku dan Shiori yang tinggal" ucap Masaomi muncul dari belakang mereka.
"Benar, cepat bawa Tet-chan ke Rumah sakit,
Bisa berbahaya kalau ternyata Tet-chan keracunan atau alergi makanan" ucap Shiori sama cemas nya.
"Wakatta, kalau begitu Oto-san ka-san aku dan Tetsuya pamit pulang duluan,
Maaf merepotkan kalian" Ucap Akashi menggendong Kuroko ala Hime sama lalu pergi ke mobil,
Namun Shiori yang tersenyum terus sedari tadi membuat Masaomi bingung,
"Shiori ada apa?
Mengapa kau tersenyum seperti itu?" ucap Masaomi curiga dengan sang istri.
"Selamat, Masaomi-san.
Mungkin, kita akan segera mendapatkan cucu pertama kita" ucap Shiori, tersenyum geli.
". . ." dan Masaomi sangkin senangnya dia membatu dalam diam, kalau dia bicara dia bisa meledak kesenangan saat itu juga,
"Mungkin~" ucap Shiori menekankan lagi.
"Hmp, mungkin" ucap Masaomi mulai menenangkan dirinya sendiri.
.
.
.
Di rumah sakit, Akashi segera menemui Midorima dan memeriksakan Kuroko,
20 menit berlalu Akhirnya Akashi di persilahkan untuk masuk ke ruangan, dimana Kuroko sudah tertidur pulas,
"Hmp, bagaimana Shintaro dengan keadaan Tetsuya?" ucap Akashi mengelus wajah Kuroko yang sudah tertidur akibat kelelahan.
"Dengarkan aku baik baik Akashi, nodayo.
Kuroko sepertinya tengah mengandung, nodayo.
tapi kita harus melakukan tes lainnya agar bisa yakin kalau Kuroko benar benar tengah mengandung, nodayo" ucap Midorima.
". . ." dan seketika tangan Akashi berhenti senyisiri setiap helai rambut Kuroko,
"Ada apa, nodayo?
Kau tampak tidak senang?" ucap Midorima yang merupakan sahabatnya sejak SMP itu.
"Hmp, Aku tentu senang mendengarnya,
Tapi belum tentu dengan Tetsuya,
Bila dia tidak menginginkannya,
Maka bisa kau siapkan prosedur aborsi untuknya" ucap Akashi entah mengapa untuk pertama kalinya Midorima melihat sisi lemah Akashi,
setelah dahulu dia melihat betapa terpukulnya Akashi kehilangan Furihata Kouki.
"Kalian masih belum berbaik kan, nodayo?" ucap Midorima cukup terkejut.
"Kau tahu bukan dulu,
Aku telah melukainya lebih dalam dari yang ku kira" Ucap Akashi kembali menyentuh wajah Kuroko lembut,
"Wakarimashita, nodayo.
Seperti yang kau inginkan,
Kalau memang dia ingin menggugurkannya,
Aku akan seger menyiapkan prosedur aborsi nya sedini mungkin, nodayo.
Agar tidak membahayakan Kuroko dan rahimnya, nodayo" Ucap Midorima menurut pada Akashi seperti biasa.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISUKI NO HITO
RomanceSatu satunya impian Kuroko, harapan Kuroko, adalah bisa menjadi kekasih Akashi, kenapa? sebenarnya kenapa sebegitunya Kuroko menyukai Akashi? Namun sayang, Akashi sudah terlanjur jatuh hati pada Kouki,