Di pagi itu ketika keluarga Nijimura tengah menyantap makan pagi mereka, Shuzo membuka pembicaraan.
"Chihiro, bersiaplah dan Shuu juga" ucap Shuzo.
"Eh?
Kita mau kemana Nijimura-san?" ucap Chihiro tiba tiba di tatap tajam oleh Shuzo.
"Chihiro sudah ku bilang panggil aku Shuzo bukan" ucap Shuzo mencengkram wajah Chihiro untuk menatap padanya.
"Shu-shuzo-san"
"Emp, slurp emnppp ahnmpnnn" Shuzo mencuri ciuman panas dari Chihiro, di depan anak mereka Shuu.
"Huft, untung aku sudah besar.
Kuharap kalau aku punya adik nanti kalian tidak bermesraan di depan kami.
Ayah, Tou-san" ucap Shuu menikmati sarapannya tanpa menghiraukan kedua orang tua barunya itu.
"Sh-shuuu??" ucap Chihiro tiba tiba blushing.
"Setelah sarapan jangan lupa kita ke kediaman Akashi" ucap Shuzo mengusap kepala Shuu dan Chihiro.
"Emp wakarimashita" ucap Chihiro sedikit sendu sembari menatap meja, dan Shuu pun melihat itu.
"Ayah, emp.
(Masih canggung untuk menyebut Chihiro sebagai Ayahnya)
Ada apa?" ucap Shuu mencoba bertanya,
"Shuu?"
"Iie, dia hanya harus menyelesaikan urusannya yang belum selesai,
Agar kita bertiga bisa benar benar resmi menjadi keluarga" ucap Shuzo lembut,
.
.
.
Setelah selesai makan Chihiro pergi ke dapur dan membereskan semua makanan, sedang Shuu dan Shuzo bersiap terlebih dahulu."Tou-san, sebenarnya kenapa kita pergi begitu pagi seperti ini?" ucap Shuu.
"Untuk melepaskan ikatan masalalu pada ayahmu,
Sehingga aku bisa mengikat lehernya itu agar tidak bisa kabur dariku" ucap Shuzo.
"Apa tanpa mengikat seperti itu, tou-san tidak bisa mempercayai ayah?" ucap Shuu yang masih kecil sangatlah pintar.
"Aku tak percaya pada hal yang namanya kepercayaan, Shuu.
Karena aku pernah sekali di khianati.
Karena itu, untuk kali ini aku takkan pernah membiarkan itu terjadi untuk yang kedua kalinya.
Kau juga ini yang ku ajari padamu, sebagai anakku.
Hati itu serapuh kaca cermin, sekali pecah sulit untuk kembali di satukan,
Meskipun bisa di perbaiki maka bekas retakannya masih dapat terlihat dengan jelas" ucap Shuzo berjongkok di depan Shuu.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?
Supaya hal itu tak terjadi padaku, tou-san?" ucap Shuu polos.
"Itu mudah, jangan buat kesempatan untuknya membuat itu terjadi,
Lakukan yang perlu kau lakukan untuk membuatnya tetap di sisimu,
Meski itu harus mengikat semua kaki tangannya, lidah dan lehernya sekalipun,
Kau mungkin akan menderita atau mungkin dia juga,
Kau hanya perlu membuat penderitaan itu menjadi kebahagiaan di langkah selanjutnya, mengerti?" ucap Shuzo mengajari Shuu kecil,
"Aku tidak mengerti" ucap Shuu yang masih kecil.
"Tidak apa kau tidak mengerti sekarang,
Untuk sekarang cukuplah ingat itu,
Saat kau dewasa kau akan mengerti maksudku" ucap Shuzo tersenyum lembut.
"Emp wakatta, Tou-san arigatou" ucap Shuu tersenyum kecil.
.
.
.
Di kediaman Akashi, Kuroko masih tertidur di kamar sedang Akashi menerima telepon dari Shuzo,
Memberi tahu kalau mereka akan datang, dan memberi tahu alasan kedatangan mereka.
"Wakatta, datanglah" ucap Akashi santai sembari menikmati kopi paginya.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISUKI NO HITO
RomanceSatu satunya impian Kuroko, harapan Kuroko, adalah bisa menjadi kekasih Akashi, kenapa? sebenarnya kenapa sebegitunya Kuroko menyukai Akashi? Namun sayang, Akashi sudah terlanjur jatuh hati pada Kouki,