quality time

83 13 0
                                    

Malam minggu, malam yang diidam-idamkan oleh kaum remaja. Termasuk ikada girls. Malam ini, mereka berempat mendapat izin untuk menginap dirumah Inka.

Dan disini lah mereka semua, Adira, Adesya dan Kiara rebahan diatas kasur. Sementara Inka dan Aseana asik sendiri rebahan diatas karpet. Sambil sesekali guling-guling kesana kemari dan tertawa, itu Ase. Inka, korban dari templokan tangan Ase diatas wajahnya itu cuman misuh-misuh ga terima.

Disana, pada pukul tujuh malam, setelah makan malam yang dibuat oleh mama Inka. Ase dan Inka terlihat asik dengan smartphonenya masing-masing. Beda lagi sama makhluk-makhluk yang ada diatas kasur, mereka lagi nangis sekebon gara-gara nonton film sad romance. Kan baper:(

"Weh, siapa yang ngasih nomor gue ke si Dirka !? Ngaku lo pada!" tiba-tiba Inka berkata dengan nada galaknya. Seketika atensi mereka mengarah pada perempuan itu.

"Dirka? Nge-chat lo ka?"

"KOK BISAAAA???"

"Dirka yang ketua galaxc galaxc itu bukan sih?" tanya Ase, dianggukin sama Adira.

"Adira engga ya ka, ngobrol sama Dirka aja ga pernah." katanya, "Padahal mah Adira pengen deket sama dia, ganteng soalnya."

Seketika muka mereka semua, kecuali Adira, berubah jadi kayak gini ∑( ̄□ ̄;). "Lo kan ada Gema sih dir? Mau selingkuh?" tanya Adesya, frontal.

Adira kesal dong, "Apaan sih sya! Siapa yang mau selingkuh?" misuhnya, sambil nambahin dalam hati, 'Adesya nih kayaknya ada dendam kesumat sama Dira.'

"Terus siapa yang ngasih nomor gue ke Dirka?"

"Tanyain aja Ka ke Dirkanya," jawab Kiara yang masih fokus ke layar laptopnya. Sementara ketiga temannya ngangguk-ngangguk kepala sambil lihat Inka. Inka setuju dan mulai membalas pesan dari Dirka.

Drttt drttt

"EHHH???"

"Kenapa, se?"

Aseana, si pelaku yang berteriak tadi tidak menghiraukan tatapan teman-temannya yang penasaran. Perempuan itu berdiri lalu berlari kearah kamar mandi dikamar Inka.

"Halo?"

". . ."

"Ada apa?"

"Mau jenguk ayah ga, gue jemput."

Ase mengigit bibir bawahnya sambil menahan senyum. Sudah tiga hari Juna tidak mengganggu Ase disekolah, dia juga tidak mengirim pesan sama sekali ke Ase. Dan sekalinya mengabari, laki-laki itu langsung menelponnya dan mengajaknya keluar. Entah mengapa, Ase senang.

"Ayah masih dirumah sakit?"

"Udah dirumah, udah boleh pulang. Bunda ngajak kerumah, mau ga? Ibu sama Bulan juga diajak, nanti gue jemput naik mobil."

Ase salting dong, lalu mulai menggigit kuku jempol tangannya, berpikir, tersenyum-senyum, mondar-mandir didalam kamar mandi, lalu tersenyum-senyum lagi.

"Shorty,"

"Huh! Kenapa sih seneng banget manggil gue shorty ?!" Ase yang tadinya senyum-senyum itu berubah jadi jutek dan kesal.

"Lo kan pendek,"

"Lo nya aja yang ke-tinggian bambank!" seru Ase, ice mosyi.

Juna disebrang sana kedengeran lagi ketawa, "Mau ga?"

"Boleh aja. Tapi gue lagi sama ikada dirumah Inka," katanya.

"Yaudah gue jemput dirumah Inka,"

[00L // 01] Aseana | Shuhua YehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang