untitled

76 12 0
                                    

Hari ini, warga sekolah SanV bertanya-tanya dimana kiranya satu orang guru PPL yang sudah seminggu ini tidak kelihatan batang hidungnya. Tidak ada yang mengetahui bagaimana asal-usul PPL tersebut pergi meninggalkan sekolah.

Yang mereka tahu, setelah bertengkar dengan Arjuna dilapangan, besoknya laki-laki itu menghilang. Hilang dalam artian tidak muncul lagi disekolah. Murid-murid yang diajari olehnya, bertanya kepada sesama guru PPL, dan dijawab "Dia sudah selesai tugasnya. Lebih cepat dibanding kita berdua. Jadi, ya, dia duluan yang keluar dari sekolah." katanya.

Sebagian murid menduga, ini pasti ada hubungannya dengan kejadian beliau yang bertengkar dengan Arjuna. Sebagian lainnya berkata bahwa Arjuna memiliki kesaktian, jadi jangan coba-coba untuk melawan seorang Arjuna Elvan.

Hah! Lary yang mendengar gosip ini pun hanya bisa tertawa ngakak. Beneran, gosip ini tidak berguna. Dan tidak masuk akal. 'Arjuna sakti mandraguna' katanya. Lary ketawa.

Tidak ada yang mengetahui hal yang sebenarnya. Kecuali para petinggi-petinggi sekolahan, dan petinggi kampus. Mereka sepakat untuk tidak memberitahukan hal ini kepada khalayak, karena ini adalah aib. Tentu tidak ada hal memalukan yang diumbar-umbar dan menjadi tontonan masyarakat bukan?

Ah, selain para petinggi-petinggi itu, ada dua orang lainnya yang mengetahui hal ini. Ase dan Juna. Ya, karena.. mereka yang melaporkan kasus tersebut.

Sore itu, pukul setengah 4 sore, bel pulang SanV sudah berbunyi. Banyak warga sekolahan tersebut mulai berbondong-bondong untuk segera pulang kerumahnya masing-masing. Hingga yang tersisa beberapa dari mereka yang memiliki kegiatan lain seperti ekstrakulikuler atau organisasi sekolah.

Dilapangan basket, Kiara terlihat tengah berdiri disamping pelatih basketnya sambil sama-sama melihat kearah adik-adik kelasnya yang tengah bertanding. Dan jangan lupakan seorang Gattanza yang terduduk dibangku yang berada tak jauh dari mereka berdua. Dia kan mantan anak basket juga seperti Kiara.

Berbeda halnya dengan Adira, yang sekarang berada di UKS, ia tengah melatih adik-adik kelasnya. Dan melihat pekembangan ekskul PMR disekolahnya.

Sementara Adesya dan Inka, keduanya terlihat tengah berjalan dikoridor –hendak menuju ke parkiran motor. Adesya kan tidak ikut organisasi atau ekskul, jadi ia berfikir untuk pulang saja daripada menunggu teman-temannya. Apalagi sekarang Adesya bawa motor sendiri, kan mantap👍.

"Kak Inka?" panggil seseorang dengan pakaian khas Karate, putih-putih.

"Apa?"

"Kakak ga nemenin kita Karate?"

"Ngapain?" jawab Inka. Adesya beserta anak Karate itu terkejut.

'Wah, mantap nih si Inka.'

"Ada kak Gufron sama kak Melati, kak. Mereka nanyain terus kenapa kakak ga pernah ikut kumpul lagi."

"Gue kan udah kelas dua belas. Udah lepas tanggung jawab, lagian, gue sibuk." Inka ingin melanjutkan kembali perjalanannya, namun, anak karate ini mencegahnya dengan berdiri tepat didepannya.

"Kak Gufron sama kak Melati juga kelas dua belas kak!" katanya, suaranya sedikit meninggi.

"Nama lo siapa?"

"Rere Septiani."

Inka menghela nafasnya, "Sana lanjutin lagi latihan lo." katanya kemudian lanjut berjalan pergi meninggalkan perempuan itu.

Sesampainya mereka diparkiran, Adesya cengengesan didepan wajah Inka. "Anjaay, dingin banget lo tadi, beneran deh ga boong. Kasihan kali si Rere." ucapnya, namun tidak diberi tanggapan oleh Inka. "Lo tahu ga siapa Rere?"

[00L // 01] Aseana | Shuhua YehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang