Chapter 7 : Stronger than Before

655 91 2
                                    

Pada akhirnya, konflik antara surga dan neraka akan dihentikan meski dengan satu orang yang harus berkorban, yakni Calvanier.

"Jadi pada akhirnya kau harus pergi ya?" - tanya Lucifer saat sedang tiduran di ranjang kamar Calvanier, dan malah Calvanier yang duduk di lantai :v

"Begitulah. Aku hanya tidak ingin ada konflik lagi. Selain itu ..." - perempatan imajiner muncul di pelipis Calvanier.

"Kenapa kau malah tiduran di kasurku sih?! Mana sambil pake sepatu lagi! Lepas sana! Cuci kaki!" - bentak Calvanier seraya melempar-lempar bukunya ke Lucifer.

"Berisik. Toh sepatuku bersih. Dan bukumu banyak juga ya. Apa ini? Kau membaca *****? Kau mesum—"

BUAAAAAGH

"Oh? Cari masalah ya?" - tanya Calvanier setelah meninju ranjangnya, membuat Lucifer harus segera menghindar. Terlihat juga tangan kanannya yang masih dalam bentuk tinju dikelilingi energi warna-warni yang bersinar.

"Ti-tidak ..." - jawab Lucifer merinding.

Dia sudah berteman dengan Calvanier sejak Calvanier masih berumur 10 tahun. Lucifer memang jauh lebih tua, tapi dia bersikap seperti kakak laki-laki bagi Calvanier. Dan saat ini kalau dibandingkan dengan saat 10 tahun lalu dimana kalau Calvanier mau menghancurkan ranjang wajahnya akan berurat karena perlu lebih dari ⅛ kekuatannya, sekarang perlu kurang dari ⅛, alias Calvanier menjadi sangat kuat.

'Kekuatannya memang gila ... Dia tidak main-main.' - pikir Lucifer.

Calvanier akan mulai pergi minggu depan, sehingga dia harus menghabiskan waktunya dengan baik di sini.

"Sudah, aku mau meminta kasurnya diperbaiki. Kau mau di sini silahkan, asal jangan berantaki." - pintah Calvanier sambil berjalan ke luar.

'Padahal selama 10 ini kukira Calva melatih kecepatannya dengan sangat keras. Wajar kalau dia menjadi makhluk paling cepat di seluruh dunia. Tapi, ternyata dia juga melatih fisiknya untuk menjadi lebih kuat? Aku tidak pernah melihat dia selain melatih kekuatan dan kecepatannya.' - pikir Lucifer melihat ranjang Calvanier yang sudah hancur.

'Jika menggunakan manipulasi energi, perlu lebih dari ⅛ kekuatannya untuk menghantam habis ranjang ini. Tetapi tadi wajahnya normal saja. Jika dia tidak menggunakannya sampai ⅛, berarti dia memukulnya sendiri dengan fisiknya dan bantuan sedikit manipulasi energinya. Sekuat apa dirinya sekarang?' - pikir Lucifer.

"Calva, kau benar-benar bertambah kuat."

Calvanier sudah meminta pada salah satu malaikat untuk menggantikan kasurnya. Dan kini dia berada di lapangan latihan.

'Aku berlatih di sini sampai 20 tahun, 10 tahun kuhabiskan melatih kecepatanku, aku yakin kini aku sudah bertambah kuat.' - batin Calvanier. Kemudian dia merasakan ada kekuatan yang mendekat kearahnya.

BLEDAAAAAAR

"Wa— MICHAEL KAU GILA YA?! MAU MEMBUBUHKU?!" - teriak Calvanier kaget saat tembok yang membatasi hancur karena serangan kecil Michael. Tidak lama kemudian, temboknya kembali semula. Tembok itu dibuat dengan kekuatan juga sehingga tidak akan mudah hancur, sekalinya hancur akan kembali normal dalam waktu cepat.

"Ayolah, tidak apa-apa kan? Lagipula ..." - Michael mengingat kejadian barusan. Calvanier menunduk, tidak menggunakan kekuatannya untuk menangkis serangannya.

"Kau sudah menjadi sangat cepat sekarang. Aku ingin tau kenapa kau fokus melatih kecepatanmu." - lanjutnya seraya tersenyum.

"Yha ... Aku berpikir kalau aku menjadi cepat akan sangat berguna karena kekuatanku perlu waktu lama untuk aktif. Jadi setidaknya fisikku harus cepat agar mengimbangi kekuatanku." - jawab Calvanier.

"Kau pintar juga. Yah, aku sendiri mengakui kecepatanmu. Kau bahkan melampaui kecepatan Raphael." - balas Michael.

"Aku memang masih belum bisa mengalahkan kalian bertiga sih. Kalian terlalu kuat."

"Bertiga?"

"Kau, Raphael, dan Lucifer. Terutama Lucifer ... Dia itu sangat bertolak belakang dari diriku."

"Apa maksudmu?"

"Kekuatan Lucifer itu bergerak dan keluar dengan sangat cepat, melebihi kecepatanku. Sebaliknya, kekuatanku bisa dibilang lambat. Jadi kalau Lucifer menyerangku maka aku akan kena serangan sebelum menyadarinya. Lucifer spesialis jarak jauh, sedangkan aku lebih ahli ke jarak dekat. Aku tidak akan bisa melawan Lucifer tanpa mendekatinya karena dia pasti tidak membiarkanku mendekatinya. Itu terjadi setiap kami berlatih." - jelas Calvanier.

"Oh, iya. Terakhir kau berlatih melawan Lucifer itu kau tidak bisa berdiri lagi kan?" - tanya Michael dengan senyuman lebar.

"Senyumanmu tidak tepat dengan ucapanmu."

"Maaf, maaf. Tapi itu kan kenyataan. Raphael sampai harus menyembuhkan seluruh tubuhmu yang lukanya parah itu. Untung kakimu masih ada." - jawab Michael.

"Yasudah. Aku tidak mau buang waktu. Aku mau latihan." - ucap Calvanier seraya melambaikan tangannya kemudian mulai melatih kekuatannya untuk membentuk pola-pola baru.

Karena Calvanier terlalu fokus pada kecepatan, dia menjadi kurang melatih kekuatannya. 20 tahun itu ukuran cepat bagi makhluk abadi seperti mereka loh, jadi tetap saja kurang.

Iblis, malaikat, dan dewi atau dewa memang hitungan abadi. Mereka memiliki umur tidak terbatas dan tidak bisa menua. Mereka hanya akan mati kalau dibunuh. Selain itu tidak ada lagi cara membuat mereka mati. Selain itu juga mereka bisa mati jika kehabisan energi karena tidak berada di dunia mereka dan malah pergi ke dunia lain.

'Biarpun begitu, Alva sudah sangat kuat. Kekuatannya mungkin hampir sebanding dengan kami. Yang pasti, dia sudah melampaui rasnya.' - pikir Michael seraya tersenyum, kemudian berjalan pergi.

'Raphael, ucapanmu 20 tahun itu benar. Aku sudah melampaui semua kawanku. Kekuatanku sangat berguna. Hanya karena aku berbeda bukan berarti aku tidak berguna.' - batin Calvanier seraya melatih kekuatannya.

'Sekarang, ayo coba hancurkan semua yang menghalangi.' - pikir Calvanier seraya menginjak tanah dengan cukup keras.

Beberapa manekin mulai muncul dari tanah. Manekin tersebut dibuat khusus untuk latihan Calvanier. Memang tidak bisa menyerang, tapi sangat lihai dalam menghindar. Karena tidak bisa menyerang, Calvanier menganggap kalau manekin itu berhasil menyentuhnya maka Calvanier kalah. Yah, yang susah sih Raphael karena manekinnya udah susah payah dibuat malah dihancurkan habis oleh Calvanier :v

'Baiklah ... Buat energinya selentur mungkin agar bisa dijadikan cambuk.' - pikir Calvanier seraya membentuk semacam tali panjang dan membuatnya menyatu ke tangan kanannya.

'Aku belum pernah sih mencoba melakukannya. Sekarang aku akan coba.' - pikirnya sambil berlari dengan cepat untuk mengejar semua manekin itu. Gerakannya bahkan tidak terlihat.

SLAAAAASH

Dan dalam hitungan detik, manekin itu sudah dihancurkan. Yah, ditebas di tubuh sehingga langsung tudai berfungsi.

'Wow, berhasil pada percobaan pertama. Ternyata energiku bisa menjadi selentur ini ya.' - pikir Calvanier kagum pada dirinya sendiri sambil melihat tangan kanannya dan dia mulai meng-non-aktifkan kekuatannya. Dan juga, tadi wajahnya juga masih normal-normal saja.

Dan Calvanier fokus latihan agar saat nanti dia di neraka kalau dia disakiti dia bisa melawan balik :v greget kan :v

"..." - entah dia menyadarinya atau tidak, tapi Raphael yang seharusnya bekerja ternyata diam-diam mengawasinya lewat jendela di ruangannya. Dia memperhatikan setiap serangan yang dilakukan oleh Calvanier.

"Benar kan apa kataku, Alva? Kau akan melampaui semua temanmu termasuk kami."

*******************************
Halo readers. Maaf ya kalo ceritanya gaje, aneh, banyak typo, dan banyak ooc. Tapi jangan lupa kasih vote dan commentnya yaa jangan pelit wkwkw byeee.

TBC~

Hell Predator ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang