Chapter 20 : Their Birthday

435 56 1
                                    

Jika Calvanier biasanya bangun pagi, kali ini dia bangun lebih siang, yakni jam 8. Dia melihat seisi ruangannya sudah tidak ada iblis lain.

'Wah ... Tumben aku bangun siang. Sekalinya bisa tidur langsung pules banget.' - pikir Calvanier. Dia segera bangun untuk mandi. Setelah mandi, dia menguncir rambutnya seperti biasa.

Tok tok

"Masuk."

"Permisi, Nyonya. Saya diminta untuk membawakan ini untuk ditandatangani oleh anda dan diberi tanda." - seorang pelayan membuka pintu secara perlahan dengan salah satu tangannya membawa beberapa lembar kertas. Dia menyodorkannya pada Calvanier.

"Terima kasih." - Calvanier berjalan mendekatinya sambil mengambil kertasnya dan menaruhnya di atas meja yang paling dekat dengannya.

Dia berjalan menuju meja kerja Baal untuk mengambil penanya. Tapi tanpa dia sadari, tubuhnya bergetar dan keringat dingin mulai mengucur deras dari tubuhnya.

"Ah, Nyonya— apakah anda baik-baik saja?!" - tanya pelayan itu yang masih belum perhi.

"A-aku baik-baik saja. Mungkin hanya sebentar. Terima kasih ya." - jawab Calvanier sambil menutup pintu perlahan.

Tidak. Dia yakin kalau dia mungkin tidak baik-baik saja. Tapi karena rasa sakitnya hilang, dia tidak kenapa-napa lagi.

'Perutku kenapa semakin sakit?! Kontraksinya terjadi setiap 12 menit sekali!' - pikirnya kesal. Diitungin donk :v

Dia akhirnya memilih untuk tidak mempedulikannya dan terus mengerjakannya. Memang hanya sekitar 20+ lembar, tapi dia harus mengisinya juga dan isinya cukup panjang karena selain ditandatangani dia juga harus memberikan pendapatnya soal para pengawal di sana.

Tangannya berhenti dan tangan kanannya berhenti menggenggam pena, dia menggenggam ujung mejanya, begitu juga tangan lainnya. Dia memejamkan matanya dengan paksa untuk menahan rasa sakit.

'Tahanlah ...  Kalau anak ini memang akan lahir sekarang juga tidak masalah karena dia akan kulahirkan di ruang medis dan jaraknya dekat ... Tidak usah pikir masalah jarak ...' - pikir Calvanier menggertakan giginya dan tangannya bergetar. Setidaknya kakinya masih kuat berdiri.

Calvanier mengambil napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya. Dia melakukannya berkali-kali sampai merasa tenang.

'Apa aku akan melahirkan sekarang?' - tanyanya dalam hati. Dia ingin memeriksanya, tapi tidak mengerti. Dia memilih menyerahkannya pada dokter nanti.

Dia masih berada dalam posisi sama. Untuk menulis saja dia sedang tidak bisa. Salah satu tangannya memegang punggungnya dan satunya lagi memegang bagian bawah perutnya yang sama-sama sakit.

"Kalian memang sudah tidak sabar untuk keluar ya?" - gumam Calvanier seraya tersenyum paksa. Antara perasaan gelisah dan senang yang dia rasakan.

Dia akhrnya berjalan mengelilingi kamar untuk mempercepat bukaannya (dia tau dari Weriev), juga berhati-hati agar jangan sampai jatuh karena kakinya lemas.

'Mau kuat mau nggak kakiku juga jadi lemas kalo begini. Sebal juga jadinya.' - pikir Calvanier merasa kesal. Jujur saja, baginya perut bagian bawahnya yang semakin lama semakin menyakitkan.

'Ayolah. Aku harus tahan. Aku tidak mau kedua anakku tidak lahir dengan selamat karenaku. Aku harus melihat mereka setelah lahir. Iya kan ... Anakku?' - pikirnya.

Dia mengalami hal yang sama sampai 10 jam. Semakin lama napasnya semakin cepat dan keringat dingin terus menerus mengalir keluar. Ingin menangis dia rasanya.

"AAAHHH AKU TIDAK TAHAN LAGI!!" - akhirnya dia memilih berteriak saat melihat ada cairan bening yang keluar dari bagian bawahnya, salah satu tangannya masih memegangi meja satunya lagi menggenggam perutnya dan salah satu kakinya berlutut sedangkan satunya masih posisi berdiri.

BRAK

"Nyonya ada apa?!" - 3 pelayan langsung masuk secara bersamaan. Namun, melihat keadaan Calvanier, mereka sudah bisa baca situasi.

"Saya akan panggilkan Yang Mulia, kalian yang bawa Nyonya ke ruang medis!" - pintah salah satu pelayan. Kedua pelayan lainnya mengangguk dan berlari mendekati Calvanier.

"Anda bisa berjalan?" - tanya salah satu pelayan sambil membantu Calvanier berdiri dibantu pelayan lainnya.

Calvanier mengangguk dan berjalan ke ruang medis dengan dipegangi kedua pelayan itu. Salah satunya langsung membuka pintu.

"Ah, Nyonya— maaf lancang, tolong baringkan Nyonya di ranjang." - Weriev langsung membungkuk cepat karena kaget.

Kedua pelayan itu membantu Calvanier naik ke atas ranjang. Calvanier meyakinkan dia baik-baik saja dan dia memperbolehkan kedua pelayannya pergi.

"Anda masih harus menunggu bukaan anda sempurna. Memang menyakitkan, tapi anda harus tahan. Setelah sempurna saya akan kembali. Ada yang harus saya lakukan." - ucap Weriev.

"Tidak apa-apa ... Hanya saja panggilkan Beelzebub ke sini." - jawab Calvanier sambil menaruh pergelangan tangan kirinya di atas keningnya.

"Mereka pasti sudah memanggil Yang Mulia, anda tenang saja. Saya akan panggil Revaret untuk membantu saya." - jawab Weriev sambil menunduk sopan, kemudian berjalan pergi. Calvanier memalingkan wajahnya dari pintu masuk.

'Kalau anakku kembar, aku harus melahirkan dua kali donk? Demi apa, ibu melewati ini semua?' - pikirnya. Wajar kalau tiba-tiba dia memikirkan ibunya. Sayang saja ibunya sudah tiada. Bunuh diri karena dirinya.

Tap

"Tidak perlu gelisah. Aku akan menemanimu." - tiba-tiba sebuah tangan muncul dan menggenggam tangannya yang berada di atas keningnya.

"Be-beelzebub! Kapan kau masuk?! Kenapa aku tidak sadar?!" - tanya Calvanier dan menurunkan tangannya, tangan Baal berada di atas keningnya.

"Aku masuk di saat yang bersamaan dengan Weriev dan tadi kau memalingkan wajahmu. Wajar kau tidak sadar." - jawab Baal.

"Sudah berapa lama kau mengalami kontraksinya?" - tanya Baal. Dia yakin sekarang sudah jam 6 atau 7.

"... 10 jam."

"Kenapa kau tidak panggil aku?"

"Habis kan aku bisa melewatinya sendiri, ngapain merepotkanmu. Tapi pada akhirnya sekarang aku malah mau kau temani." - jawab Calvanier dengan wajah yang memerah saat dia bicara akhir kalimatnya.

"Di saat begini pun kau bisa gengsi ya." - jawab Baal sambil menarik tangan kanan Calvanier dan mencium punggungnya.

"Aku tidak gengsi! Bedakan antara gengsi dan mandiri donk!" - pintah Calvanier. Baal menghela napas sambil mengambil kursi dan menaruhnya di samping ranjang Calvanier untuk duduk.

"Maaf ya, tadi aku tidak sadar dan tidak memeriksamu. Kalau tahu begitu aku langsung membawamu ke sini." - ucap Baal membiarkan tangannya digenggam Calvanier.

"Aku kan tidak memberitahumu. Wajar ... Kau tidak tau."

"Tapi ... Ini menyakitkan. Semakin lama semakin sakit ... Aku tidak tahan ..." - lirih Calvanier dan menggenggam tangan Baal semakin keras.

'Dan aku harus melewati ini dua kali ... Aku akan tahan kan ...?' - tanya Calvanier dalam hati dengan rasa gelisah memenuhi hatinya.

"Aku yakin kau akan baik-baik saja. Kau tidak usah takut. Kau juga harus yakin pada dirimu sendiri." - ujar Baal sambil berdiri dan mencium kening Calvanier, tangannya yang kosong membelai rambut Calvanier ke belakang untuk menghindari rambut Calvanier menutupi pandangan sang wanita.

"Ukh!!" - alih-alih menjawab, Calvanier kembali meringis. Air matanya mulai keluar dari matanya yang terpejam secara paksa.

"Kau pasti bisa, karena kau wanita terkuat yang pernah kutemui."

*******************************
Halo readers. Maaf ya kalo ceritanya gaje, aneh, banyak typo, dan banyak ooc. Tapi jangan lupa kasih vote dan commentnya yaa jangan pelit wkwkw byeee.

TBC~

Hell Predator ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang