💥MGML💥 12 | Rumah Sakit

617 55 127
                                    

Jangan hilang-hilangan lagi ya, gue khawatir.

-Devian Erlangga-

"You are fail," bisik Riko tepat di telinga Aldan yang tengah membolak-balikan bukunya antara niat tak niat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You are fail," bisik Riko tepat di telinga Aldan yang tengah membolak-balikan bukunya antara niat tak niat.

Rahang Aldan langsung mengeras. Jika saja ia sedang dalam mood baik, sudah pasti ia langsung mengajak baku hantam.

"Munafik." Hanya satu kata itulah yang berhasil keluar dari bibir Aldan. Tanpa ekspresi dan dengan nada datar ia mengucapkannya.

Kemudian Riko melenggang pergi dengan raut yang sulit untuk diartikan, meninggalkan Aldan yang hanya tinggal sendiri di kelas.

Aldan memang orang yang paling akhir pulang jika tidak bolos. Menunggu semua orang meninggalkan kelas, lalu merapikan mejanya.

Bukan. Bukan merapikan meja dari buku-buku seperti murid-murid kebanyakan. Tapi, memasukkan semua barang atau makanan yang tergeletak begitu saja di lacinya, dan entah siapa yang meletakkann.

Aldan terkekeh pelan. Lumayan.

"Ett, mau ke mana cuy?" Cegat Jordan tepat di depan pintu saat Aldan ingin keluar.

"Mau bunuh diri. Bosen gue hidup, muka lo aja yang gue liat," jawab Aldan begitu asal, tapi terlihat serius.

"Wah dengan senang hati. Silahkan, Tuan."

Jordan tertawa disusul jitakan keras di kepalanya, di mana pelakunya adalah Aldan yang merasa geram dengan teman satunya ini.

"Leo mana?" tanya Aldan saat dari tadi tak melihat batang hidung temannya itu. Padahal biasanya mereka selalu sama.

"Bunuh diri."

"Serius monyet!"

"Astaga anak Mama gak boleh kasar. Anjing kek, monyet mulu!"

Tanpa aba-aba, Aldan langsung memiting leher Jordan sekuat tenaga. Ditambah Aldan juga menjitak pelan kepala yang berambut gondrong itu.

"Sakit woy, mau bunuh gue bilang!" teriak Jordan begitu menggema.

Merasa ada yang aneh, Aldan pun berhenti. Melepaskan pitingan itu kemudian berlari sekencang mungkin.

"Eh mau ke mana? Lo belum ngasih gue jatah!" teriak Jordan yang untungnya masih didengar Aldan.

Aldan menoleh sebentar, lalu berkata," Jatah apaan njir? Ambigu lo!"

"Itu yang di tas lo. Sok-sokan gak tau lagi," ucap Jordan sambil menunjuk tas Aldan.

Aldan memutar bola matanya malas. Ia tau betul apa yang dimaksud Jordan. "Gak penting! Urusan gue lebih penting."

Melihat pergerakan Aldan yang ingin pergi lagi, dengan cepat Jordan menarik tas temannya itu agar tak bergerak. "Mau ke mana?"

My Guide My Lover [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang