💢MGML💢 13 | Nenek

610 56 167
                                    

Mama Anya hebat kan?

-Anya Abigail Callia-

Setelah susah payah Aldan meyakinkan sosok Anya untuk masuk, akhirnya berhasil juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah susah payah Aldan meyakinkan sosok Anya untuk masuk, akhirnya berhasil juga. Kini sedari tadi Anya hanya diam tak bersuara. Matanya terus menatap orang yang tengah berbaring lemah di atas sana dalam keadaan mata tertutup, dan suara embusan napas yang tenang. Ya, orang tesebut sedang tertidur.

"Ini nenek gue. Inget gak?" tanya Aldan, sebisa mungkin ia memelankan volume suaranya.

Anya mengangguk. Bagaimana bisa ia melupakan wanita renta di depannya ini. Bentuk wajahnya sangat tercetak jelas di ruang ingatannya, apalagi setelah melihat foto besar di rumah Aldan kemarin.

"Nenek kakak sendirian di sini?" tanya Anya penasaran saat tak melihat satu pun orang yang menjaga di sini selain perawat.

"Paling mama gue bentar lagi ke sini," jawab Aldan yang hanya diangguki oleh Anya.

Setelahnya mereka terdiam, saling bergelut dengan pikirannya masing-masing. Hanya helaan napas, suara angin, dan detik jam yang terdengar.

"Anya."

Yang dipanggil hanya bergumam pelan.

"Jangan benci ya sama nenek gue," pinta Aldan sambil menolehkan kepalanya ke samping kiri. Sekarang mereka dalam posisi yang sama. Duduk di depan ranjang rumah sakit.

Mendengar penuturan Aldan membuat Anya sedikit kaget. Atensinya pun langsung tertuju pada cowok itu.

"Enggak mungkin lah!" protes Anya saat tau betul apa yang ada di pikiran Aldan saat ini.

"Ssstt, suara lo," peringat Aldan sambil menunjukkan mata tajamnya.

Anya pun langsung kicep dan mengatupkan bibirnya. Menurutnya orang di sampingnya kini sangat berbeda dari yang kemarin.

"Enggak bisa maafin gitu?" tanya Aldan melanjutkan pembicaraan yang sempat tertunda tadi.

"Bukan, kak! Anya gak dendam kok!" Tak peduli apa yang akan Aldan katakan nanti, yang jelas sekarang suara Anya sudah tak bisa ditahan lagi. Siapa suruh mancing-mancing?

Aldan menghela napasnya kasar dan menatap jengah gadis di sampingnya ini.

"Ah, iya-iya sorry. Ya gue kira."

"Malah Anya bangga." Anya tersenyum dan menatap sendu seorang wanita tua yang sedang terlelap.

Aldan mengernyit heran. "Bangga gimana?" Aneh.

My Guide My Lover [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang