💥MGML💥 16 | Keputusan

633 54 195
                                    

Kedewasaan datang dari kemauan untuk mengambil keputusan-keputusan sulit dalam hidup.

Perdebatan antara suami dan istri tersebut perlahan menenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perdebatan antara suami dan istri tersebut perlahan menenang. Saat ini Diana dan Arya sedang berada di kamar, dengan Diana yang bersandar di pundak suaminya.

"Mas, kira-kira Aldan marah gak ya sama aku?"

Arya mendengus. "Harusnya kamu yang marah!"

Diana menggeleng keras. "Aku gak bisa marah sama dia."

Lagi-lagi Arya dibuat geleng-geleng kepala oleh istrinya. Bagaimana mungkin ia memiliki istri sesabar ini? Antara kesal dan bersyukur yang Arya rasakan saat ini.

"Terus kenapa kamu minta kaya gitu ke Anya? Aku kira kamu marah makannya minta kaya gitu," ucap Arya sembari mengingat kejadian tadi.

"Gak tau juga. Tadi pas ngelihat Anya di depan pintu, refleks aja gitu. Yang aku pikirkan saat itu ya Aldan, tentang Aldan yang harus berubah. Kamu benar, aku yang salah. Aku terlalu percaya sama dia, sekalipun dia bohong. Aku terlalu manjain dia kaya anak perempuan. Efek pingin punya anak perempuan mungkin. Astaga, maafin mama Al!" Diana meringis meratapi kebodohannya.

"Ssstt." Telunjuk Arya bergerak memberi intrupsi untuk diam. Karena dirasa istrinya terlalu banyak berbicara padahal sedang lelah. "Aku juga salah. Aku gak pernah perhatiin dia." Kini tangan Arya bergerak mengelus puncak kepala sang istri.

Untuk sesaat mereka terdiam, merenungi kesalahan yang dilakukan. "Terus kamu masih tetap nyuruh Anya pindah sekolah?" tanya Arya membuyarkam lamunan sang istri.

Rita mengangguk. "Aku yakin Anya pasti bisa ngerubah Aldan! Apalagi kalau dia satu sekolah sama anak kita."

"Kalau gak Aldan aja yang pindah ke sekolah Anya. Gimana?" ujar Arya memberi saran. Karena menurutnya meminta Anya pindah adalah suatu keegoisan. Apalagi demi anak sendiri, anak orang yang harus terkena sialnya.

"Enggak bisa. Aldan harus tetap di sekolahnya yang sekarang. Biar dia bisa nunjukin kalau dia tuh berubah," kukuh Rita keras kepala. "Apalagi pas papa tunjukkin catatan BK Aldan. Pusing kepala mama lihatnya!" sambungnya sambil meringis memegang kepala.

"Jangan egois hanya karena demi Aldan! Kamu juga harus pikirin Anya. Terserah kamu lah!" Arya pergi meninggalkan istrinya sendiri. Ia menyerah mengatasi istrinya yang keras kepala.

"Salahin aku aja terus!"

***

Tok, tok, tok!

Tepatnya sudah sepuluh kali Aldan mengetuk pintu, tapi tak kunjung juga terbuka. Akhirnya dengan rasa kesal ia langsung masuk tanpa menunggu lagi.

Aldan mendengus kesal saat mendapati Anya yang tengah berbaring dengan mata tertutup.

My Guide My Lover [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang