Cairan bewarna merah menghiasi jalan raya yang sudah dikerubungi banyak manusia. Tapi, kebanyakan dari mereka hanya diam melihat tak berani mendekat. Yang ada mereka malah memvideokan dan menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya.
Yang menjadi sebab cairan merah itu pun tergeletak lemah di atas aspal. Hanya ada satu orang pemuda berseragam putih abu-abu, yang menolong korban itu.
Dengan susah payah pemuda SMA itu mengangkat si korban ke dalam taksi yang berhasil ia hentikan. Tiga orang warga pun turut membantunya.
"Bego! Nyusahin orang aja!" umpat pemuda itu yang tak lain adalah Aldan. Rasa kesal menghampiri dirinya sekarang, tetapi tergantikan oleh rasa khawatir saat melihat sang teman yang sedang berada dalam pangkuan.
"Riko bangun anjing!"
Tak henti-hentinya Aldan menggoyangkan tubuh tak berdaya Riko. Berulang kali pula ia mengecek jantung serta urat nadi. Untungnya masih berdetak dan terasa, walau lemah.
Perasaan bersalah pun muncul begitu saja dalam hatinya. Andai ia sigap dan tak membiarkan Riko begitu saja pergi. Andai ia sedikit mencoba memahami permasalahan yang temannya sedang hadapi.
"Arggh!" Seiring dengan teriakan itu, Aldan mengacak rambutnya frustasi.
Jantungnya kini berdetak tak karuan. Segala kemungkinan yang terjadi telah terpikirkannya. Dan Aldan benci pikirannya itu.
"Pak cepat dong, Pak!"
Tepat setelah seorang pemuda sampai menuju tempat yang ia yakini merupakan tempat yang ia cari, pemuda itu pun turun.
Entah apa yang membuatnya ke sini. Pemuda itu tak tau pasti. Tapi, ketika mendengar kabar bahwa salah satu teman kelasnya kabur dengan berita-berita buruk mengiringi, pemuda itu sedikit senang dan prihatin. Hingga hatinya membawa ia ke sini.
Benar saja, orang yang dicarinya berada tak jauh di depan sana. Di dalam sebuah bangunan tua, dengan beberapa orang menemani. Juga terdapat beberapa botol minuman keras, menambah aura yang begitu mencekam.
Tak mau berlama-lama, pemuda SMA yang bernama tag Aldan Givon Felix, langsung menghampiri temannya itu dan begitu saja melayangkan sebuah tinju padanya.
"Ketauan juga kan kelakuan lo!" sindir Aldan diiringi seringaian.
Ya, dia senang, sangat senang melihat teman di depannya sedang dipergunjingkan banyak orang. Sekarang ia tau definisi sebenarnya dari 'roda akan berputar'.
Saat ini mereka tengah berdiri dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda.
Aldan dengan tatapan puas, dan Riko dnegan tatapan matanya yang tajam.
"Bodo amat, gak peduli!" Satu tangannya kini melayangkan pukulan yang di pangkal hidung Aldan.
Masih tak ada balasan dari lawan, membuat remaja berpakaian kaus hitam oblong itu menatap remeh.
"Lemah ya lo semenjak jadi babunya Anya," ejek remaja pria berkaus hitam itu. Tentu saja ia berbicara sesuai apa yang ia lihat. Ke mana-mana selalu berdua, Anya minta ini dan itu selalu dipenuhi, Anya minta dua dikasih lima.
"Apaan sih lo, Rik!" seru Aldan tak terima.
"Bego juga ya lo soal cinta. Lebih bego lagi ketika lo hanya diam saat tau musuh lo punya keburukan!"
"Keburukan akan terbuka sendiri. Lihatlah sekarang? Udah ketahuan."
"Ya gue pinginnya cepat kebongkar! Lama! Masa gue yang harus turun tangan sendiri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Guide My Lover [COMPLETED]
Fiksi Remaja[UPDATE: RABU • SABTU]❤ Akibat dari satu kejadian yang menimpa seorang gadis, membuat gadis itu berada di titik terendahnya. Sampai pada akhirnya ia merasakan puncak kekecewaan pada Tuhan dan tanpa sengaja, ia dipertemukan oleh cowok yang super teng...