💢MGML💢 29

565 52 109
                                    

"Lo kayak kurang makan aja, Nya," celetuk Rangga sambil geleng-geleng kepala melihat Anya yang begitu lahap menerima suapan demi suapan yang Aldan layangkan.

Aldan mendelikkan matanya dan menatap Rangga tajam. "Suka-suka dia lah, heboh banget sih lo."

"Selow dong, Dan. Kok jadi lo yang marah," sahut Jordan sambil tertawa mengejek. Sedotan plastik yang barusan ia pakai ia lemparkan ke muka Aldan.

"Iya, tadi pagi Anya gak makan, jadi lapar deh." Sebisa mungkin Anya tak membuat suasana menjadi tegang.

Saat ini mereka bertujuh sedang berada di tongkrongan anak muda di ruangan terbuka. Dengan seragam putih abu-abu yang masih melekat sempurna di tubuh mereka.

Bukan tanpa alasan mereka ke sini beramai-ramai. Mereka ke sini untuk merefreskan diri karena esok merupakan ujian sekolah lalu disambung ujian nasional. Apalagi jam pulang sekolah dipercepat.

"Mesti banget disuapin. Alay, kayak gak punya tangan aja." Lagi dan lagi Rangga berujar sinis. Menatap Anya dengan sedikit rasa ketidaksukaan.

"Lo kenapa sih, sinis banget sama Anya!" tanya Aldan menatap Rangga tak suka.

"Anya emang terbiasa disuapin kak Al. Gak tau deh, suka aja. Waktu pertama kali disuapin ya karena sakit, terus ketagihan. Gimana ya kalau Anya gak bisa dekat lagi sama kak Al, gak mau makan kali, ya. Anya lebay gak sih?"

Semua yang berada di perkumpulan mereka tampak menatap Anya serius dan dengan serentak mereka mengangguk sebagai jawaban.

"Lebay, Nya." Rio berkata sambil mengangguk.

"Banget," timpal Jordan.

"Jangan ditanggapi, Nya. Diemin aja," kata Aldan tanpa ekspresi, tangannya juga mengaduk-aduk asal jus mangga yang tadi ia pesan.

"Kak Al tuh yang nanggepin, emosi pula."

Seseorang berdehem pelan, sebenarnya ia sedikit canggung berada di lingkaran mereka tapi perempuan tersebut mendapatkan kenyamanan sedikit berada di dalamnya. Sehingga ia berusaha masuk dan akhirnya diterima.

"Gue mau nanya dong. Sebenarnya Anya sama Aldan tuh kayak gimana sih? Hubungannya gitu," tanya perempuan itu sesekali menatap Anya dan Aldan yang masih setia dengan wajah tertekuk.

"Kakak adik dan gak gimana-gimana," jawab Anya cepat. "Emang aneh, ya, Kak Ra?"

Laura mengangguk mengiyakan. "Lebih cocok jadi pasangan."

"Lawak lo badut." Aldan menatap sinis Laura.

"Btw Kak Ra, maaf ya gak bisa comblangin lagi sama kak Al. Gak mau orangnya, katanya gak suka sama cewek yang ngejar dia duluan," beber Anya yang kemudian mendapat tatapan tajam dari Aldan.

Laura tersenyum kaku, dalam hati ia merutuki ucapan Anya yang bikin dirinya begitu malu. "Gak pa-pa, Nya."

"Gila lo, Nya. Gak ngerti perasaan orang banget. Ngomong asal nyeplos aja. Sok-sokan polos lagi." Lagi suara Rangga berhasil menyulut emosi Aldan.

Suara gebrakan meja terdengar, dan itu berasal dari sosok cowok yang matanya sudah memerah dan kini tengah berdiri menatap Rangga nyalang.

Bukannya takut, Rangga pun ikutan berdiri seolah menantang.

"Bucin." Satu kata yang lolos dari bibir Rangga semakin menyulut emosi teman di depannya.

"Aww-" Aldan meringis, mendapati perutnya dicubit kuat oleh cewek yang sedang dibelanya. Perlahan amarahnya memudar.

"Duduk." Bagai sihir, ucapan Anya pun langsung diindahkannya.

"Dibelain juga." Aldan mencibir pelan tapi masih terdengar oleh keenam teman lainnya.

My Guide My Lover [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang