Cahaya matahari menembus kain tipis yang menutupi jendela kamar. Kicau-kicauan burung yang jarang hyunjin dengar di apartemen chan, terdengar sangat asing.
Hyunjin lupa kalau tadi malam chan membawanya pergi ke villa. Samar-samar yang hyunjin ingat, tapi hal yang tengah hyunjin lakuin sekarang adalah memandang chan yang tengah terlelap di sampingnya.
Cumaㅡdilihat. Sambil sesekali tersenyum. Ga nyangka kalau chan se- tampan itu.
Yah, walaupun memang sampai kapanpun hyunjin selalu mengagumi paras pria blasteran itu. Yang sangat tampan berbanding terbalik dengan wajahnya yang terkesan imut.
Walaupun saat chan sedang menggali emas di hidungnya, tetap tampan. Mutlak di mata hyunjin.
Tangan kanan chan menjadi bantalan kepala hyunjin untuk baring, sementara tangan kirinya peluk posesif pinggang yang muda, sampai menempel.
Lengan chan sungguh padat dan besar, sangat nyaman untuk hyunjin tiduri. Suhu tubuh lelaki itu juga hangat, hyunjin jadi ga ribet untuk sekedar menghangatkan diri.
Wajah chan yang sedang terlelap memang sangat indah. Mata yang terpejam dengan bibir yang sedikit terbuka membuat hyunjin gemas.
"Hm, baby?" Suara serak khas bangun tidur itu menyapa telinga hyunjin. Entah karena faktor apa, rasanya sangat senang mendengar suara itu.
"Ngeliatin aku ya?" Tanyanya lagi. Hyunjin malu-malu mengangguk kecil sementara chan mengusap punggung bebas hyunjin yang tak terbalut selimut sebelum memejamkan matanya lagi, sambil tersenyum.
"Tau kok kalo aku ganteng."
Hyunjin merengut ngedengar kepedean chan, tapi kemudian tersenyum kecil, "pede banget."
"...ta- tapi beneran ganteng sih." Cicit hyunjin kemudian. Ah! Hyunjin malu!
Walaupun mata chan terpejam, di otaknya terbayang bagaimana pipi hyunjin yang memerah karena ngomong hal itu. Sontak saja matanya terbuka.
Tebakannya benar, "jangan malu gitu dong," kata chan saat mendapati babynya sedang menutup wajah dan bersembunyi di ceruk leher chan. Tanggapan yang bisa chan berikan cuma ketawa kecil.
Gemaaaaaaaas. Rasanya chan mau menyublim.
Hah, rasanya chan lega mengetahui kalau hyunjin tidak memberontak saat dibawa ke villa, walau ada sedikit cek-cok.
Si manis menangis tersedu cukup lama di bahunya malam itu sebelum mereka berdua pergi ke kamar.
Dan membuat hyunjin kehilangan kepolosannya. Memang dimana-mana kalau sedang berdua, ketiganya pasti setan.
Tapi chan bingung, haruskah dia berterimakasih kepada setan-setan itu atau malah sebaliknya?
Lupakan. Masih pagi aja udah berpikir yang random.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowshoes ✔
Fanfiction「it's about Bangchan with his lovely cat hybrid, Hyunjin」ㅡ end Chan × Hyunjin ©Blueishby