20. imagination and you

6.4K 725 211
                                    

「Baca pelan-pelan」

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

「Baca pelan-pelan」

Chan tidak ingat terakhir kali dirinya bisa merasakan yang namanya tidur. Yang pasti, sudah hampir tiga hari lamanya matanya terus terbuka.

Setelah resmi diangkat jadi direktur perusahaan, chan seperti mengurangi jam tidurnya. Lelaki itu memang gila kerja, setelah mendapatkan posisi seperti iniㅡ makin menjadi kebiasaan buruknya itu.

Dia bangun dari tidurnya dengan rasa kaget yang luar biasa. Jantungnya berdegup sangat kencang sekali, "ah, apa yang terjadi?" Gumamnya.

Berusaha untuk mengatur napas, chan menekan dada sebelah kirinya, meremat kaos hitam yang membalut tubuh karena jantungnya terasa sesak.

"Yaampun," gumamnya lagi. Tangannya beralih mengusap wajah, tapi malah terasa lengket dan hal itu spontan mengundang pertanyaan di benaknya.

"Gue nangis?" Tak salah lagi, chan memang menangis. Pipinya sangat lengket dan keringat dingin bercucuran di dahinya.

Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, sangat aneh. Dengan cepat chan mengambil bingkai yang terdapat foto yeji yang tengah tersenyum. Memeluk sangat erat mediang istrinya tersebut.

"Yeji, aku bermimpi aneh."

.

Chan tidak dapat fokus ke pekerjaan di hadapannya sekarang. Bahkan sejak tadi rapat, chan sama sekali tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh para petinggi. Yang dilakukannya hanyalah termenung hingga rapat selesai.

Sampai dia kembali ke ruangannya lagi, pikiran itu masih membuatnya bertanya-tanya.

Siapa hyunjin? Kenapa dia muncul di mimpi chan? Dan kenapaㅡ seolah-olah chan sangat sedih saat kehilangan orang itu?

Chan merasa asing dengan semua ini. Namun rasa sakit di dadanya sangat nyata, seolah-olah itu bukan mimpi, melainkan memang terjadi dalam kehidupannya.

Ujung kukunya digigit sedari tadi sambil berpikir keras perihal yang tadi malam. Hybrid? Semua terasa gila dan tidak bisa dicerna.

Ponsel keluaran terbarunya disambar, chan langsung membuka kontak dan mendial satu nomor di sana.

"Changbin, ayo ketemuan di tempat biasa."

.

Awan kelabu tampak menutupi matahari diatas sana. Chan tumben-tumben memperhatikan cuaca, biasanya tak pernah sekali pun. Gumpalan gelap di atas sana membuatnya teringat akan mimpi tadi malam, di mana dia memangku sosok manis bertelinga kucing dengan wajah pucatnya.

"Chan!"

Sebuah panggilan atas namanya membuat lamunannya buyar. Ada changbin dan felix, lelaki mungil di samping changbin tadi yang barusan memanggil namanya. Sepupunya sendiri.

Snowshoes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang