Bibir hyunjin sangat pucat, lipbalm dengan warna rose udah berapa kali dipoles ke bibir untuk nutupin, tapi sepertinya ga terlalu berguna.
Padahal obat pereda pusing selalu diminum, hanya berpengaruh kecil. Kenapa belakangan ini semua seperti berjalan ga lancar.
Kakinya hanya berdiri diam disini sejak beberapa menit yang lalu. Menatap ke atas padahal tak ada satu pun objek yang menarik perhatiannya. Kali ini hyunjin pergi diam-diam, tidak ingin merepotkan jeongin. Sudah terlalu banyak hyunjin bergantung pada lelaki itu.
Matanya berkaca-kaca. Entah apa yang membuatnya sedih, ini sangat menyakitkan. Mengharapkan sesuatu yang tak pasti, ditambah lagi dengan kondisi tubuh yang kian melemah.
Mungkin karena hyunjin benar-benar merasakan kalau waktunya sudah dekat. Tapi bodohnya, dia lebih mementingkan orang yang bahkan tak peduli dengan keadaannya. Membiarkan dirinya sendiri terlantar.
Tungkainya seperti tak sanggup lagi untuk menahan bobot badannya. Sedikit terhuyung ke belakang, tapi terkejut karena ada seseorang yang menangkap.
"Hyunjin?"
"Kak changbin?"
"Astaga," changbin berusaha membantu hyunjin berdiri, "kamu lagi sakit?"
"I- iya, udah udah beberapa hari kebelakang," bohong, padahal gejalanya sudah dimulai berminggu-minggu yang lalu. Hyunjin bahkan tidak tau kenapa dirinya terlatih berbohong seperti ini.
Gurat wajah changbin kentara akan rasa khawatir sambil mengecek hyunjin, "kita ke rumah sakit." Finalnya.
"Ja- jangan, di sana penuh manusia." Tolak hyunjin ketakutan. Keputusan changbin sangat tidak bagus. Bagaimana jika orang-orang memandangnya aneh di sana?
"Bukan, kita tidak ke sana." Ujarnya, "Kita ke rumah sakitku.
Setelah itu hyunjin tak sadarkan diri di dekapan changbin. Sedari tadi menahan sesuatu yang teramat berat di kepalanya.
.
Perihal tujuan chan untuk meninggalkan semua masa lalunya, dia tidak bermain-main dengan hal itu. Dia bahkan telah mengajukan pemindahan tugas kepada sang paman, meminta kepada beliau agar dirinya mengurus perusahaan yang cabangnya didirikan di london.
Tiada hari tanpa kerja. Sibuk, sibuk, dan sibuk. Matanya tak pernah lepas dari layar persegi yang nampilin data-data perusahaan.
Semua dilakukan agar pikirannya teralih.
Sebelum sebuah email yang sudah berjumlah lima puluh bertambah menjadi limah puluh satu. Tak pernah dirinya baca semenjak pindah kesini, karena itu dari changbin.
Setiap teman dekatnya itu menelpon juga, chan tidak akan mengangkat. Pasti yang dibahas itu lagi.
Changbin tidak pernah paham posisi chan disini yang sangat stress. Berusaha untuk memulai hidup baru tanpa dibayang-bayang masa lalunyaㅡ hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowshoes ✔
Fanfiction「it's about Bangchan with his lovely cat hybrid, Hyunjin」ㅡ end Chan × Hyunjin ©Blueishby