"Kak chan?"
Pintu bernomor 325 itu diketuk lemah oleh hyunjin. Pandangannya sendu menatap benda besar yang tengah menghadang tubuhnya. Tidak ada satu pun tanda-tanda kehidupan di dalam sanaㅡ hampa.
Sejak 21 hari yang lalu hyunjin tidak pernah absen datang kesini, namun yang di dapatkannya tetap nihil. Jeongin selalu menemaninya hingga terkadang hyunjin tak enak sendiri.
"Kak- uhuk! Buka.."
"Kita pulang ya?" Jeongin mendekat dan memakaikan jaketnya di pundak hyunjin, "kamu lagi ga enak badan, hyun."
"Kak chan, jeㅡ kemana dia.."
"Aku gatau," bisik jeongin pelan. Ulur tangannya untuk genggam jemari hyunjin yang mendingin, "kita pulang, ya? Kak mina nanti khawatir."
"Tolong kali ini dengerin aku, please i beg you. Kondisi kamu belakangan ini lagi ga baik,"
Hyunjin masih diam, jeongin lanjut omongannya, "kamu udah pingsan berapa kali? Makan juga kurang. Berat badan kamu turun."
"Aku gamau kamu kenapa-napa.."
Cukup lama hyunjin diam. Hanya mendengarkan rentetan kalimat yang terlontar dari mulut lelaki berambut merah tersebut. Rematan di genggamannya menguat seiring dengan air mata yang menggenang.
"Hyunjinㅡ gamau lagi kesini." Katanya. Pandang jeongin tepat di mata, "ayo pulang.." katanya lirih.
Hyunjin menarik tangan jeongin untuk menuntunnya ke lift. Masuk ke sana dan pencet tombol untuk turun ke lobby.
"Maaf udah ngerepotin kamu dan kak mina. Hyunjin ga akan kesini lagi."
"Aku cuma gamau kamu kenapa-napa, maaf kalau kesannya malah ngelarang,"
Hyunjin menggeleng kecil, "engga kok. Hyunjin tau kalau jeje begitu karena mau kasih yang terbaik untuk hyunjin."
Maka dari itu jeongin tersenyum sembari mengecup pelipis hyunjin, "sebentar lagi kak mina mau menikah, jadi kamu yang jadi tanggung jawabku."
"Ma- maaf ngerepotin jeje," suaranya terdengar bergetar, "hyu- hyunjin selalu ngerepotin orang lain."
"Heii,"
Pintu lift terbuka, jeongin langsung saja menarik si manis keluar dan berjalan keluar menuju parkir mobil dekat minimarket depan apartemen. Peluk tubuh hyunjin yang semakin mengurus dan mengusap punggungnya yang bergetar.
"Kamu ga ngerepotin aku ataupun kak mina. Kita semua sayang kamu, hyun. Jangan berpikiran begitu ya?"
Hyunjin masih terisak di bahu jeongin. Si rambut merah masih berusaha untuk menenangkan si manis, tapi suara tangis itu seperti enggan untuk berhentiㅡ belum lagi dada jeongin serasa di pukul kecil olehnya.
"Jeje ngomong begitu, ga lama kemudian ninggalin hyunjin seperti yang kak chan lakuin,"
"Hyunjin salah ya? Hyunjin cuma minta dijaga dan dirawat. Gamau ditinggal sendirian,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowshoes ✔
Fanfiction「it's about Bangchan with his lovely cat hybrid, Hyunjin」ㅡ end Chan × Hyunjin ©Blueishby