Freya memaku diri di meja belajar. Tangannya menelungkup menutupi wajah.. Air matanya sesekali jatuh, dan tarikan ingusnya terdengar. Inilah malam paling berat yang pernah dialami.
Memberi tahu kalo dia dan Erick mereka tidak berkerabat, bukan wewenang Freya. Orangtua merekalah yang berhak menjelaskan kepada Erick.
Tapi kenapa cinta ini harus tumbuh? Sesal Freya.
Dia tak menyangka bisa jatuh pada Erick. Tujuannya menghibur Erick dari keterpurukan, membawana masuk ke rasa yang lebih dalam.
Drrt.. drrrrt. Ponsel Freya di meja bergetar. Cewek itu menoleh, menghapus air matanya sebelum meraih ponsel. Nama Tante Mita di layar. Jam digital di ponsel menunjuk pukul 1 dini hari.
Ada apa Tante Mita menelepon selarut ini?
"Halo Tan," sapa Freya mengangkat telepon. Suara terdengar sedikit parau.
"Frey, ada Erick gak di situ?" Tante Mita to the point.
Erick? Bola mata Freya bermain-main.
"Dia belum pulang soalnya. Tante khawatir," gusar Tante Mita.
Selarut ini Erick belum pulang? "Erick sempat datang tadi, jam 7-an gitu. Tapi udah balik, Tan."
"Aduuuh gimana nih."
Freya menggigiti kuku. Tadi Erick benar-benar kecewa padanya, dia tahu pasti kalau sudah seperti itu, Erick bisa di luar kendali. Dulu dia mabuk-mabukkan, bisa saja dia ugal-ugalan di jalan. Sesaat bayangan kecelakaan merayap di kepala Freya.
"Kalo ada kabar hubungin Tante ya," tutup Tante Mita mengakhiri obrolan.
Freya memegang dahi begitu telepon mati. Sebelah tangannya berkacak pinggang. Cewek itu mondar-mandir dari ujung ranjang ke dinding. Beberapa kali. Cemas menyergapnya, apalagi dengan kemarahan Erick tadi.
Cewek itu lantas mengecek ponsel, menelusuri kontak Erick. Dia cepat membuka blokir nomor cowok itu. Sapa tahu Erick mengirim sms sebelumnya.
Freya mondar-mandir lagi. Menunggu tak ada sms yang masuk, cewek itu ke lantai satu. Dia mengambil kunci di lemari kecil, dan keluar. Dia menuju garasi, dan masuk mobil. Dia harus mencari Erick malam ini! Freya menyalakan mesin dan berlalu dari rumah.
Keluar kompleks, Freya terus memperhatikan ponsel, berharap ada sms atau panggilan masuk.
Sejauh beberapa kilometer, cewek itu sadar, dia tak bertuju. Freya lantas ingat lokasi Erick dulu mabuk, Jalan Gatot Subroto. Dia masih hafal jalan ke sana. Freya memutar setir, dia balik arah. Dengan menggandakan kecepatan, cewek itu menuju Gatot Subroto.
Setengah jam kemudian, cewek itu tiba.
Freya menurunkan jendela mobil. Memperhatikan sekeliling. Tak ada Erick. Hanya beberapa orang yang lalu-lalang. Cewek itu menunggu lagi, tak ada tanda-tanda. Freya langsung tertuju pada klub malam yang tak jauh dari tempat parkirnya.
Cewek itu turun, dia harus ke dalam.
Gegas Freya masuk ke klub tersebut. Musik keras langsung menyambutnya. Cewek itu tampak kagok dengan sinar lampu yang acak-acakan. Di dalam Freya langsung ke lantasi dansa, dia menemukan orang-orang sedang ajojing. Mereka menggeleng, berputar dan jingkrak-jingkrak mengikuti musik.
Freya memonitor setiap kepala, dia tak menemukan Erick. Cewek beralih ke meja bar. Sama tak ada Erick. Cewek itu kemudian terduduk pasrah di salah satu bangku, "Rick lo ke mana sih?"
---
Pukul 2 dini hari.
Taman raya, Jalan Angkara Besar sudah sunyi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Maverick [Completed]
Novela JuvenilCerita pertama #seriremaja *** "Jika liburan ini aku tak kembali, jangan pernah ingat aku lagi" bisik Mave pada Kara. Kara tak peduli, cewek itu tetap memeluk Mave. Erat dan tak ingin lepas. *** Karena di setiap cinta harus ada yang melukai dan terl...