[ 14 Oktober 2007]
Lima hari pasca siuman Erick dibolehkan pulang.
Selama masa pemulihan, dokter menyarankan agar dua minggu ini harus bed rest. Orangtua Erick meminta suster datang setiap hari mengganti perban. Cervical collar tetap melingkari lehernya.
Sudah pukul 6 sewaktu Freya berkunjung ke rumah sepupunya.
Cewek itu membawa tiga buku tebal. Dia langsung selonong ke kamar Erick. Sepupunya masih pulas di balik selimut. Freya meletakkan buku di meja, mematikan lampu tidur, dan ke jendela menyibak tirai, membiarkan cahaya masuk.
Sinar matahari membangunkan Erick. Cowok itu memberengut, dengan menoleh ke samping. "Ngapain sih pagi-pagi udah ke sini?"
"Ya buat jenguk lo. Mastiin keadaan lo."
"Tutup lagi jendelanya."
"Sakit tuh gak harus malas juga," Freya duduk di tepi ranjang.
Erick menarik selimut dan memutuskan lelap lagi. Freya menarik tubuh Erick sampai cowok terduduk.
"Kalo gitu bikin gue sarapan," Erick minta imbalan.
"Tapi jangan tidur lagi," wanti-wanti Freya. Apa salahnya menuruti sepupunya. Toh Erick layak mendapat perhatian lebih. Cewek itu lalu ke dapur. Dia menyapa Tante Mita dan Mbok Iin yang sibuk di meja.
"Udah bangun dia?" tanya Tante Mita (dia maksudnya Erick).
"Udah setelah Freya buka jendela." Freya membantu Tante Mita mengoles selai ke tumpukan roti. Dia turut memotong melon dan semangka. Terakhir dia menyiapkan satu gelas besar susu cokelat. Erick harus makan banyak.
Freya kembali ke kamar. Membawa nampan.
"Buku-buku itu lo yang bawa ya?" sergah Erick begitu Freya masuk. Tadi setelah sepupunya keluar, Erick baru menyadari tumpukan buku di meja.
"Iya."
"Lo mo ngerjain tugas di sini? Belajar di kamar gue?"
"Itu buku buat lo."
Alis Erick bertemu. "Buat apa?"
"Lo kan seminggu lebih di rumah sakit. Trus harus bed rest. Pelajaran banyak yang ketinggalan. Makanya gue bawa buku-buku."
"Cukup lo jadi suster di rumah sakit, jangan jadi ibu guru di sini," protes Erick. Sepupunya ini memang perhatian, bahkan jauh sebelum insiden kecelakaan terjadi.
"Emang lo mau ngulang tahun depan?"
"Gak juga sih."
"Makanya."
Freya menyodorkan piring, hendak menyuapi Erick. Dengan cepat Erick merebut piring. "Gue udah bisa sendiri, gak usah disuapi."
Erick mengambil potongan-potongan buah. Freya tetap berada di kamar sepupunya, sampai Erick menyelesaikan makan. Tak hanya sampai di situ, Freya juga menyuruh Erick mengelap wajah dengan handuk basah, sebentar lagi suster akan tiba. Erick mengikuti semua perintah Freya dengan setengah malas, meski sadar semua yang dilakukan sepupunya ini baik.
---
Ibu masuk kamar setelah Freya pulang. Beliau membawa baju-baju Erick. Baju yang dia kenakan rumah sakit.
Beliau membuka lemari. "Ibu yang nyuruh Freya datang."
"Makin ke sini dia udah mirip suster, ibu guru, satpam, bodyguard, emak-emak," keluh Erick yang tak pernah mengira Freya sepeduli ini.
Tante Mita tertawa. Beliau menutup lemari dan mendekat ke ranjang. "Ibu ada kabar baik."
"Izin sekolah diperpanjang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Maverick [Completed]
Roman pour AdolescentsCerita pertama #seriremaja *** "Jika liburan ini aku tak kembali, jangan pernah ingat aku lagi" bisik Mave pada Kara. Kara tak peduli, cewek itu tetap memeluk Mave. Erat dan tak ingin lepas. *** Karena di setiap cinta harus ada yang melukai dan terl...