Catatan 15

238 19 2
                                        

[18 Juni 2007]

Pada akhirnya, Kara wajib rela menerima kalau Erick benar-benar mencuekinya selama mereka kembali ke Jakarta.

Parahnya dua hari setelahnya Erick minta pindah kelas. Pihak sekolah langsung mengabulkan apalagi Erick membawa 'peringkat pertama' dari Mataram.

Pindahnya Erick tentu menghebohkan satu sekolah. Umur pacaran Erick – Kara hanya bertahan sebulan lebih. Padahal ketika mampu menaklukan Erick, seluruh cewek SMA Pelita Jaya dibuat tak percaya.

Jessy jadi tukang interogasi kemudian. "Beneran ini apa yang gue denger soal Erick?" tanya Jessy di kelas.

Kara cuma diam menatap sahabatnya.

"Dan ini karena Mave?" Jessy masih lanjut usut.

"Karena salah gue juga," Kara lalu ingat genggaman tangan Mave di balkon hotel.

Jessy mondar-mandir di depan Kara yang tengah duduk. "Trus perasaan lo ke Mave apa sekarang?"

"Gue gak tak tahu."

"Itu bukan jawaban!"

"Kalo ke Erick?"

Ada celah diam sekian detik, sebelum Kara bicara, "Gue ngerasa bersalah banget ke Erick. Gue udah nyian-nyiain kepercayaan dia."

"Lo udah minta maaf?"

"Dia gak maafin gue."

Jessy ikut duduk di kursi samping Kara, dia gamam berkomentar lagi.

Saat pulang mereka semobil. Kara yang duduk sendirian di jok belakang seperti mengunci diri. Lero dan Jessy yang berada di belakang dasbor hanya saling pandang. Lero lalu menyetel lagu Samsons, demi menghibur Kara.

Lero memutar setir. "Nyantai Kar, stok cowok di Jakarta masih banyak," petuah cowok itu.

Kara menyandarkan kepala, lalu menatap jendela. "Bisa besarin volumenya," maksud Kara pada lagu Samsons. "Gue pengin ngilangin mumet."

***

2 Bulan kemudian [20 Agustus 2007]

Beberapa minggu ini, kesehatan Bunda semakin membaik. Ayah dan Kara selalu bolak-balik mengontrol kondisi Bunda di rumah sakit. Bunda juga mengikuti beberapa terapi. Terkadang di lain waktu, Jessy dan Lero juga ikut menemani. Dan sejak beberapa hari lalu Bunda sudah mampu berdiri dengan alat bantu jalan, meski durasinya tak lama.

Kata dokter, Bunda perlu banyak latihan jalan.

Sementara itu, di sekolah sejak awal bulan Agustus, seluruh kelas 3 disibukkan dengan pemantapan jelang ujian nasional beberapa bulan lagi. Siswa kelas 3 diwajibkan mengikuti kelas tambahan selama satu jam, setelah kelas normal bubar. Mereka mempelajari mata ujian utama.

Kara sendiri berusaha melupakan Erick, meski dalam beberapa kesempatan mereka berpapasan; di lapanan, di kantin, di perpustakaan. Kalau sudah demikian Kara hanya bisa menatap Erick yang cuek—seolah tak penah mengenalnya.

Cewek itu juga mendengar gosip yang beredar soal cewek-cewek yang mendekati Erick. Namun Kara tak ingin mencerita tahu lebih. Dengan wajah setampan itu, cewek manapun tak akan berani menolaknya.

Hari ini seperti biasa Kara menunggu taksi dekat halte sekolah, setelah Lero dan Jessy memutuskan pulang duluan.

Cewek itu menyeka keringat di leher. Cuaca lumayan panas.

Beberapa kali dia menjulurkan leher, menyortir taksi yang mungkin lewat.

"Hai," sapa seseorang yang kemudian duduk dekat Kara.

Maverick [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang