Renjun mengerang ketika bunyi alarm dari handphonenya terdengar dengan nyaring. Beberapa detik setelah mendapatkan kesadarannya, netra coklat itu melebar ketika sadar ia tidak berada di ruangan yang seharusnya familiar.
Renjun tidak ingat punya kamar yang luas seperti ini. Belum lagi aroma aneh yang tercium disekitarnya dan juga lelaki yang tertidur pulas disebelahnya.
Tunggu, lelaki??!
Renjun terkesiap ketika sadar penuh dengan keadaannya. Ia bugil, dan lelaki disebelahnya juga dalam keadaan yang sama. Belum lagi tempat tidur yang kusut dan berbau aneh yang tercium oleh hidungnya.
"Akh!" pekiknya ketika dengan spontan bangun dari tempat tidur besar itu, dan tanpa sengaja jatuh terduduk. Membuat suara 'bumb' yang cukup kuat sehingga membangunkan lelaki yang-entah-siapa itu. Pantatnya perih, dan pinggangnya terasa patah menjadi dua.
Renjun hanya bisa meringis mencoba menahan sakit.
"Kau tidak apa-apa?" lelaki asing itu terdengar panik setelah melihat keadaan Renjun yang hanya bisa terduduk tak berdaya dilantai. Ia lantas bangun berniat membantu, sebelum Renjun dengan cepat mengalihkan pandangannya dan memekik panik, "A-aku tidak apa-apa! Kau! Gunakan pakaianmu!".
Lelaki tersebut sepertinya tidak berniat mendengarkan, ia malah dengan santainya menggendong Renjun dan membawa tubuh itu kedalam kamar mandi. Mengabaikan wajah Renjun yang sudah sangat memerah.
Demi rambut hijaunya Chenle, mereka berdua sedang tidak menggunakan apapun saat ini.
'Bagaimana bisa orang ini dengan cueknya melakukan ini?' Renjun membatin.
"Kau mau aku membantumu?" tanya lelaki itu setelah memastikan Renjun sudah duduk dengan nyaman di bathup.
Renjun menggeleng pelan. Terlalu malu untuk mengangkat kepala dan melihat tubuh bugil yang menjulang dihadapannya. Tangannya sibuk menutup bagian privat yang sebenarnya tidak perlu ia tutupi lagi, well... lelaki itu juga sudah melihatnya tadi, kan? Tapi Renjun tetaplah Renjun, ia akan tetap berusaha bagaimanapun caranya.
"Baiklah, bersihkan dirimu dengan baik. Aku akan keluar" ujar si lelaki, mengusak rambut Renjun sebelum akhirnya menutup pintu kamar mandi dan meninggalkan Renjun yang termenung disana.
"Apa yang telah kulakukan!"
Renjun mendumel.
"Renjun, kau bodoh!" pemuda kecil itu tidak berhenti mengumpat pada dirinya sendiri selama perjalanan pulang. Mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu, ketika dirinya dan lelaki asing itu meninggalkan hotel (Renjun baru sadar jika kamar besar itu adalah kamar hotel).
Ia dengan bodohnya bertanya jika tidak terjadi apapun diantara mereka semalam.
Melihat bagaimana lelaki itu tertawa seolah Renjun adalah badut terbodoh yang pernah ditemuinya, dan tentu saja Renjun sadar pertanyaan yang diajukannya memang merupakan hal yang bodoh.
Mereka tertidur dikamar yang sama dan tanpa busana, tubuh Renjun dipenuhi ruam merah dan bagian belakangnya sakit luar biasa. Belum lagi ketika membersihkan diri, Renjun harus mengeluarkan cairan aneh yang keluar dari lubangnya. Dan ia masih bisa-bisanya bertanya jika tidak terjadi apapun diantara mereka?? Luar biasa. Gelar sarjananya harus dipertanyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let us just Love; ╰Jaemren╮
FanfictionWarn: 🔞🔞🔞🔞; boyXboy area (mature content!) ▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥ "Kau tidak menyangka aku hanya siswa SMA karena permainan ranjangku luar biasa kan?" sombong Jaemin, pada Renjun yang semakin emosi. Bocah tengik ini benar-benar membuatnya j...