Enough

18.7K 1.9K 260
                                    

"Class tour?"

Renjun bertanya pada Xiaojun yang saat ini terlihat kerepotan dengan benda-benda di tangannya. Lelaki beralis runcing itu pun mengangguk, meletakkan kalkulator besar dan buku-buku yang sedari tadi ia bawa di meja kerjanya dengan sedikit kasar.

"Biasanya akan diadakan empat minggu sebelum ujian kelulusan," Xiaojun menyeret kursinya untuk ia bawa mendekat pada Renjun. "Sudah jadi tradisi di sekolah ini untuk mengadakan class tour agar siswa kelas 3 tidak terlalu stress menghadapi ujian nantinya."

Rejun mengangguk. Ia kembali membaca tulisan yang tertera di atas kertas yang beberapa saat lalu diberikan oleh Taeil Seongsaenim –guru sastra korea-, padanya.

"Hanya satu guru untuk satu kelas?" tanya si pemuda Huang lagi.

Xiaojun mengangguk, mengambil kertas yang berada di genggaman Renjun dan mulai menjelaskan pada guru baru itu bagaimana sistem yang berlaku untuk Class tour yang akan mereka laksanakan. "Jadi hanya wali kelas saja yang boleh ikut untuk mewakili kelasnya," ucap Xiaojun pada pemuda Huang yang saat ini mengangguk mengerti. "Kau beruntung sekali bisa langsung merasakan class tour. Aku bahkan harus menunggu selama setahun dulu baru bisa merasakannya,"

Xiaojun terkekeh kecil pada Renjun yang saat ini menatap bingung padanya. "Aku mengikuti class tour?" Renjun bertanya heran. "Kenapa bisa?"

Kali ini Xiaojun memandang Renjun dengan tatapan tak habis pikir.

"Kau tidak lupa kan, jika kau itu guru penggantinya Wendy Seongsaenim?"

Renjun menggeleng. Tentu saja ia mengingat dengan jelas posisinya saat ini.

"Maka dari itu kau lah yang akan mengikuti class tour menggantikan Wendy Seongsaenim sebagai wali kelas."

Ucapan Xiaojun dengan sukses menyadarkan Renjun bahwa Wendy Seongsaenim merupakan wali dari kelas yang saat ini diajarnya.

Kelas 12-C.

Kelas yang berisi Na Jaemin didalamnya.

Kelas yang berisi Na Jaemin didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.










Percakapan kedua orang itu lantas terhenti, ketika suara berisik terdengar saat Haechan –guru konseling- menggebrak meja dihadapan mereka dengan wajah yang memerah. Nafasnya tersengal, dengan sebelah tangannya yang tersampir dipinggang. "Jika kutemukan, akan kugunduli kepala mereka!"

Haechan berteriak dengan tiba-tiba.

Mengagetkan Renjun dan Xiaojun yang saat ini menatap bingung kearahnya. "Ada apa?" Xiaojun tak bisa menahan rasa penasarannya dan semakin mengerutkan kening ketika Haechan malah melotot kearah mereka.

Let us just Love; ╰Jaemren╮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang