"Kau gila ya?" Hendery akhirnya bersuara setelah beberapa menit menatap Jaemin yang sedari tadi terkekeh sendirian.
Jaemin tampaknya tidak tersinggung, ia malah merangkul temannya itu dan membawa Hendery untuk duduk disampingnya.
"Pesan apapun, aku yang traktir!"
Hendery semakin yakin jika Jaemin memang sudah gila karena tidak pernah seumur hidupnya Jaemin mau membuang-buang uang untuk mentraktir teman-temannya. Jaemin bilang, itu karena dia sedang menghemat, padahal sebenarnya ia memang orang yang pelit.
Dasar menyebalkan.
"Ayo pesan!" Jaemin dengan semangat memanggil pelayan untuk segera datang kemeja mereka. "Aku mau satu iced Americano dan seporsi beef pasta. Lalu..." Jaemin menoleh pada Hendery yang masih memandang curiga padanya. "Kau yakin tidak mau memesan?".
Hendery menghela nafas dan menatap pada si pelayan, "Aku juga pesan menu yang sama dengannya." ujarnya sambil tersenyum ramah.
Ketika pelayan itu meninggalkan meja mereka, Hendery dengan cepat memandang tajam pada Jaemin yang masih tersenyum lebar di tempatnya. Ia bahkan bisa mendengar senandung-senandung kecil dari pemuda Na itu. "Sebenarnya ada maksud apa ini?"
"Apa?" Jaemin memandang sok polos pada temannya, mengabaikan wajah kesal Hendery yang ditujukan padanya.
"Kesurupan malaikat? Sampai kau jadi 'baik hati' seperti ini?"
"Mungkin," jawab Jaemin dengan cuek. Ia memilih memandang kesekitar café daripada menatap pada wajah curiga Hendery yang jujur saja membuatnya sebal, Jaemin merasa sebagai pencuri yang sedang diawasi polisi, sekarang.
Ngomong-ngomong, suasana café ini bisa dibilang cukup nyaman. Letaknya tak jauh dari sekolah mereka dan juga harga makananya yang cukup terjangkau untuk ukuran pelajar sepertinya. Jaemin sepertinya akan lebih sering berkunjung kesini jika sedang punya waktu kosong atau weekend.
Ia bahkan berencana untuk membawa Renjun agar bisa berkencan disini kapan-kapan, kkk~.
Hendery kembali menatap aneh pada temannya yang kembali tersenyum lebar tanpa sebab. Bahkan ketika pesanan mereka telah disediakan, pemuda Na itu malah terkekeh sambil menggeleng-geleng pelan. Membuat pelayan yang menyajikan menu menatap padanya kebingungan. 'Dia memang gila' Hendery akhirnya berbisik pada pelayan itu, tak lupa menambahkan gesture jari yang menyerong di keningnya sendiri.
"Kudengar.. Heejin dari kelas sebelah mengejarmu," Hendery kembali membuka percakapan setelah beberapa menit mereka terlalu sibuk dengan makanan masing-masing. Mendengar perkataan Hendery, Jaemin hanya bisa mengangkat bahunya cuek.
Entah hal itu benar atau tidak, Jaemin bahkan tidak tau siapa itu Heejin.
"Kencani saja, lagipula Heejin itu model sekolah, body-nya juga bagus."
Jaemin merengut, "Dia model?"
"Hu'um."
"Tidak tertarik," Jaemin menjawab dan kembali fokus pada makanannya. "Lagipula aku sudah punya kekasih."
Pernyataan tiba-tiba Jaemin dengan sukses membuat Hendery tersedak. Ia memukul-mukul dadanya dengan brutal, tak menyangka akan mendengar sesuatu tak terduga seperti ini dari mulut Na Jaemin secara langsung.
Bayangkan! Na fucking Jaemin memiliki kekasih!? Benar-benar unbelievable.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let us just Love; ╰Jaemren╮
FanfictionWarn: 🔞🔞🔞🔞; boyXboy area (mature content!) ▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥ "Kau tidak menyangka aku hanya siswa SMA karena permainan ranjangku luar biasa kan?" sombong Jaemin, pada Renjun yang semakin emosi. Bocah tengik ini benar-benar membuatnya j...