Like-y

24.7K 2.4K 375
                                    

"Rasanya aku ingin berhenti saja" suara Renjun teredam oleh bantal namun Chenle bisa mendengarnya dengan jelas.

"Kenapa? Kau hanya baru bekerja selama 2 minggu, ge."

Renjun mempout. Ia ingin berhenti karena ada seorang siswa yang sialnya merupakan 'partner-satu-malamnya' dan selalu menciumnya setiap waktu pulang sekolah di ruang kosong berdebu selama dua minggu berturut-turut. Tapi tidak mungkin ia ungkapkan alasannya pada Chenle, bisa hancur martabatnya sebagai anak tertua.

"Tumben sekali kau tidak bersama Jisung?" Renjun tersadar, biasanya Chenle akan jarang dirumah jika weekend karena menghabiskan waktu dengan kekasihnya –Jisung. Jadi Renjun cukup heran jika melihat adiknya berada dirumah sore ini.

"Aku sedang tidak mood membahasnya," jawab Chenle suram. Mengganti-ganti saluran TV tanpa berniat untuk menonton.

"Kenapa? Berkelahi karena marga lagi?"

Chenle mendelik tajam "Kami tidak sekekanakan itu, ge."

Renjun sedikit tertarik, jarang sekali melihat mereka bertengkar sampai saling menjauh seperti ini. "Lalu karena apa?" rasa penasarannya tidak dapat terbendung.

Chenle menghela nafas, seolah-olah dengan begitu ia bisa mengeluarkan semua beban dengan helaan nafasnya, "Kau tahu sendiri bagaimana anak SMA kan, ge. Masih mau bermain dengan bebas bersama teman-temannya dan berkenalan dengan orang-orang baru. Aku sih tidak masalah jika Jisung lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Tapi kali ini berbeda, Jisung seolah lupa jika aku kekasihnya!"

"Seharusnya aku tahu, perasaan anak SMA tidak harus dianggap serius, dan mungkin saja Jisung memang menganggap hubungan kami hanya sementara. Tapi... aku benar-benar tidak mau berpisah darinya." Chenle mulai terisak ketika gege-nya itu membawa ia pada pelukan.

"Shh.. tidak apa-apa, gege disini." ujar Renjun menenangkan adiknya.



Haah.. Beginilah resiko berpacaran dengan seorang bocah SMA.

 Beginilah resiko berpacaran dengan seorang bocah SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















.

.

.

.

.

Wajah Renjun berkerut ketika melihat sosok pemuda tanggung yang tersenyum lima jari dihalaman rumahnya. Ini sudah pukul 10 malam, demi tuhan.

"Kau tidak tahu etika bertamu ya?!" ganasnya.

Senyuman Jaemin malah semakin lebar, "Aku baru saja pulang dari part-time ku, Ssaem" ucapnya tidak nyambung. Masih tetap memasang senyum lima jari andalan nya meskipun guru kecil itu sudah terlihat siap untuk mencekiknya saat itu juga.

Let us just Love; ╰Jaemren╮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang