"Ssaem..." Jaemin menggapai lengan gurunya ketika telah memasuki kamar mereka. Tapi Renjun dengan cepat menyentak pelan, hingga genggaman pemuda itu terlepas.
"Sepertinya kau benar-benar memanfaatkan class tour ini untuk berbuat mesum, hm Na Jaemin?" Renjun menatap tajam pada Jaemin yang saat ini menggeleng.
"Tidak Ssaem! Aku bahkan tidak kenal dengan Heejin."
"Tidak kenal tapi tahu namanya? Ajaib juga.."
Jaemin hanya bisa menggaruk tengkuk ketika mendengar sindiran itu. Ia menatap pada sang guru yang saat ini sudah akan bergelung di ranjang, dan dengan cepat mengambil tempat untuk ikut bergelung di samping Renjun.
Guru Huang itu melotot seram pada muridnya yang saat ini mengerucutkan wajah. "Kembali ke ranjang mu," desis Renjun dengan tajam. Lingkar matanya semakin membesar ketika tangan Jaemin malah bergerak untuk merengkuh pinggangnya.
"Tapi aku benar-benar tidak mengenal Heejin, Ssaem. Aku saja baru mengetahui namanya hari ini dan itu pun dari Hendery," ucap Jaemin. Entah kenapa, tapi ia merasa dirinya harus menjelaskan sesuatu pada Renjun. "Dia hanya memintaku untuk menemaninya besok selesai acara," lanjut Jaemin lagi.
Renjun mendengus. Memutar tubuhnya untuk membelakangi pemuda itu dan menarik selimut hingga kepala. "Aku tak perduli," jawabnya masam. Sikunya sesekali bergerak menyikut Jaemin agar siswa kurang ajar itu bisa segera pergi dari ranjangnya.
Si pemuda Na menghela nafas. Memilih beranjak karena tak ingin menganggu waktu istirahat gurunya, dan tersenyum kecil ketika memikirkan sikap Renjun Ssaem saat ini mirip sekali dengan seseorang yang sedang cemburu.
.
.
.
.
.
Hari kedua dari acara ini berlangsung di salah satu objek perkemahan yang berada tak jauh dari Seomjingang. Kali ini tiap kelompok akan terdiri dari beberapa siswa yang berbeda kelas. Mereka harus bisa melewati beberapa rute yang telah di arahkan dengan saling bekerja sama.
Tak jauh berbeda dengan para siswa, wali kelas pun juga sengaja di acak hingga kini Renjun harus menjadi pembimbing dari salah satu kelompok yang kebanyakan tidak beranggotakan siswa dari kelasnya. Hanya ada Hyunjin dan Hendery yang ia ketahui, selebihnya merupakan murid dari kelas lain.
Sementara tak jauh dari regu kelompok yang akan Renjun bimbing, Jaemin hanya bisa menatap masam. Dalam hati berdoa agar bisa menggantikan Hendery untuk bisa berada di kelompok itu. Si pemuda Na lalu menatap pada anggota kelompoknya dan mendengus pelan ketika menyadari jika Heejin juga berada di kelompok yang sama.
Jaemin lantas menahan umpatan ketika melihat senyuman lebar Heejin yang tertuju padanya.
Peluit panjang pun di tiup, menandakan permainan telah dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let us just Love; ╰Jaemren╮
FanfictionWarn: 🔞🔞🔞🔞; boyXboy area (mature content!) ▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥ "Kau tidak menyangka aku hanya siswa SMA karena permainan ranjangku luar biasa kan?" sombong Jaemin, pada Renjun yang semakin emosi. Bocah tengik ini benar-benar membuatnya j...