Please Don't

18.7K 1.8K 326
                                    

Suara berisik dari musik disko tampaknya tak menjadi penghalang bagi manusia-manusia didalam bar itu. Jaemin melihat kearah arlojinya dengan malas-malasan, sudah pukul 9 yang berarti shiftnya sudah selesai untuk malam ini. Pemuda itu menghampiri meja bartender dan membalas senyuman ramah Jungwoo dengan tak bersemangat.

"Segelas brandy untuk wajah tak bersemangatmu." Jungwoo tertawa melihat wajah kusut Jaemin yang sudah seminggu ini terpampang dihadapannya.

Diskorsing dari sekolah sampai bekerja pun menjadi malas-malasan. Ck, dasar.

Jaemin mengangkat gelasnya sebagai tanda terimakasih kepada Jungwoo dan meneguk minuman itu dalam sekali tegak. Mengernyit ketika rasa panas yang familiar mulai terasa membakar tenggorokannya.

"Berikan segelas lagi," suara dari seorang wanita yang mengambil tempat di sebelah Jaemin menyita perhatian kedua pemuda itu. Wanita cantik dengan pakaian sexy yang memperlihatkan belahan dada dan leher jenjang yang menarik untuk diberikan tanda. Pahanya yang terbuka juga terekspos percuma, membuat sebelah alis Jaemin naik dengan pandangan menilai.

"Bersulang?" tanya wanita itu dengan tatapan menggoda. Bibir berlipsticknya tersenyum manis ketika Jaemin menuruti permintaannya. "Aku Go Yeesun, siapa namamu?"

"Na Jaemin," jawab Jaemin singkat.

Matanya melirik pada tangan si wanita yang seperti sengaja diletakkan dipahanya. Mengernyit ketika tangan itu merambat pelan. "Na Jaemin-ssi, kupikir kau dan aku sama-sama kesepian." Yeesun mengerling nakal dengan menggigit ujung bibirnya menggoda. Membuat Jaemin tersenyum geli karena menyadari sinyal 'mengajak' dari wanita itu.

Pemuda itu pun mendekatkan wajahnya pada telinga Go Yeesun, meniupkan nafasnya dengan pelan membuat wanita itu meremang. Akhir-akhir ini Jaemin memang lebih sering 'bermain' sendiri daripada menyentuh orang lain, dan sekarang ada seseorang yang dengan sukarela mengajaknya tidur bersama, membuat Jaemin menyeringai. "Kalau begitu ayo ke apartementku," bisik Jaemin dan segera menggandeng tangan Yeesun untuk keluar dari bar.

Sementara itu, di waktu yang sama dan tempat yang berbeda, kepala Renjun bergerak gusar melihat kekiri dan kekanan menunggu kedatangan bus. Malam sudah semakin larut, dan melihat bagaimana gemuruh yang mulai terdengar sudah menjadi pertanda bahwa hujan akan segera turun.

Senyum lelaki itu terkembang, ketika melihat angkutan yang sedari tadi ditunggunya akhirnya terlihat.

Saat pintu kendaraan itu terbuka, Renjun hanya menemukan beberapa orang yang sepertinya baru pulang bekerja, terlihat dari raut wajah mereka yang kelelahan. Lelaki itu memilih tempat duduk yang berada paling belakang, dan menghela nafasnya lega ketika bus mulai bergerak dengan pelan.

 Lelaki itu memilih tempat duduk yang berada paling belakang, dan menghela nafasnya lega ketika bus mulai bergerak dengan pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Let us just Love; ╰Jaemren╮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang