Yang Renjun rasakan saat terbangun dari tidurnya adalah tubuhnya yang kesakitan.
Pinggang dan bokong, lebih tepatnya.
Sementara Na Jaemin terlihat nyenyak dengan kepala yang mendusel di lehernya. Dan jangan lupakan tangan yang saat ini memeluk pinggangnya dengan erat, semakin membuat Renjun hanya bisa terdiam keki diposisinya.
Guru Huang itu mendengus kasar. Bisa-bisanya mereka melakukannya hingga beberapa ronde dan berakhir dengan saling berpelukan di atas ranjangnya.
Ya, Renjun mengingat semuanya.
Hanya saja ia tak habis pikir, kenapa ia bisa sangat bernafsu menerima sentuhan Jaemin di tubuhnya?
Renjun lalu berusaha menjauhkan wajah Jaemin agar pemuda itu melepaskan pelukannya. Membuat Jaemin mengerang karena merasa tidur singkatnya terganggu oleh tangan Renjun yang masih sibuk mendorong-dorong wajahnya.
"Ssaemmm" Jaemin menatap Renjun dengan wajah yang setengah mengantuk, bibirnya berdecak pelan ketika Renjun malah balik manatapnya tajam.
"Lepas," desis Renjun dan melotot pada tangan Jaemin yang masih tersampir apik di pinggangnya.
Si pemuda Na tampaknya tak merasa takut, ia malah semakin mengeratkan pelukan di tubuh gurunya sehingga kini kepala Renjun berada dekat dengan dadanya.
Jaemin lalu mengusak wajahnya di pucuk kepala Renjun dan bergumam, "Masih terlalu cepat untuk bangun, Ssaem. Tubuhmu pasti masih lelah."
Mendengar gumaman pemuda itu, membuat Renjun berkedip pelan menatap pada dada telanjang Jaemin yang berada dihadapannya. Melirik singkat pada wajah siswanya yang sudah kembali menutup kedua mata, mencoba kembali tidur dengan Renjun yang berada di pelukan.
Guru muda itu melihat sekilas pada jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 2.00 am.
Benar kata Jaemin, masih terlalu cepat untuk bangun sekarang.
Selama beberapa waktu Renjun hanya terdiam, menatap pada wajah tidur Jaemin dengan banyak pikiran yang berlalu-lalang di kepalanya.
Menghela nafas dengan pelan, Renjun akhirnya bergerak untuk mencari posisi agar semakin nyaman dalam pelukan pemuda itu. Ia lalu memejamkan mata dan memilih mengikuti Jaemin untuk kembali berlayar didalam mimpinya.
.
.
.
.
.
"Aw!"
Jaemin mengaduh ketika kepalanya merasakan pukulan keras dari Hendery yang saat ini menatapnya tajam.
"Aku dan yang lainnya menunggumu semalam." Hendery berdesis pelan sambil menatap kesekililingnya, memastikan tidak ada yang akan mendengar pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let us just Love; ╰Jaemren╮
FanfictionWarn: 🔞🔞🔞🔞; boyXboy area (mature content!) ▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥ "Kau tidak menyangka aku hanya siswa SMA karena permainan ranjangku luar biasa kan?" sombong Jaemin, pada Renjun yang semakin emosi. Bocah tengik ini benar-benar membuatnya j...