"Enak sekali, selesai diskorsing langsung ikut class tour."
Cibiran Hendery dibalas dengan tepukan keras dibelakang kepalanya.
Pemuda itu menatap pada Jaemin sebagai pelaku pemukulan dengan kesal, sedangkan yang ditatap hanya diam dengan wajah datarnya dan memasang fokus pada Haechan Ssaem yang sedari tadi sibuk berkoar-koar mengatakan tentang hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama class tour nanti.
"Kalian mengerti?!" Haechan memekik garang pada murid-murid yang telah berbaris rapi di hadapannya. Jawaban 'mengerti ssaem' dari mereka membuat Haechan tersenyum puas. Ia lalu membubarkan barisan itu dan mengarahkan murid-muridnya pada bus yang telah menanti.
"Hei, Jaemin." Hendery menahan lengan sahabatnya sebelum menuju bus yang akan mereka naiki. Pemuda itu mengambil sesuatu didalam ranselnya untuk diberikan pada Jaemin yang mengernyit bingung.
"Apa ini?" tanya si pemuda Na pada Hendery yang saat ini menaik-turunkan alisnya. Jaemin menatap pada botol kaca yang menampilkan warna seperti teh dengan tatapan penasaran.
"Obat perangsang," ceplos Hendery yang berhasil membuat Jaemin melotot.
"Apa-apaan!" ia akan mengembalikan botol itu pada Hendery, tapi pemuda itu malah bersikeras menolaknya. "Aku tidak butuh ini," desis Jaemin tajam.
Hendery berdecak. Menahan tangan Jaemin yang masih bersikeras mengembalikan obat itu padanya, dan memandang sahabatnya itu dengan tatapan yang serius. "Aku dan anak-anak lain juga punya.."
Hendery melirikkan mata, memantau jika sekitar mereka tak akan mendengar ucapan yang akan ia katakan. "Nanti malam, setelah Renjun Ssaem tertidur, kau harus datang kekamarnya Hyunjin. Akan ada beberapa anak perempuan juga. Kita akan berpesta," ujar Hendery dengan alis yang dinaik turunkan.
Jaemin mendengus kasar setelah mengetahui maksud ucapan sahabatnya.
"Mana kutahu kapan Renjun Ssaem akan tertidur!" balas Jaemin dengan geram. Otak melenceng Hendery kadang-kadang berhasil membuatnya sakit kepala.
Hendery menggati raut wajahnya dengan ekspresi tak percaya, kemudian menepuk pelan keningnya saat menyadari jika ia melupakan sesuatu.
"Shit! Aku lupa memberitahumu," cicitannya berhasil memunculkan rasa penasaran pada Jaemin. Ia melihat bagaimana alis Hendery meruncing keatas dengan senyuman kaku yang muncul diwajah seperti keledainya.
Jaemin merasa was-was.
Biasanya, jika Hendery begini, ada hal yang tidak disukainya akan terjadi.
"Karena selama dua minggu ini kau diskorsing, jadinya..." Hendery menggaruk leher belakangnya saat melihat tatapan menyelidik dari Jaemin. ".... jadinya kau harus sekamar dengan Renjun Ssaem."
"HAH!!"
.
.
.
.
.
Kaku. Canggung. Awkward.
Entah dinamakan apalagi situasi Jaemin saat ini.
Bagaimana tidak, disebelahnya ada Renjun Ssaem yang saat ini fokus menatap keluar jendela.
Ia senang sih, bisa sedekat ini dengan guru mungilnya, tapi ia juga tak enak hati. Jaemin jadi canggung setelah mengingat perdebatan mereka saat di apartementnya beberapa hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let us just Love; ╰Jaemren╮
FanfictionWarn: 🔞🔞🔞🔞; boyXboy area (mature content!) ▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥▥ "Kau tidak menyangka aku hanya siswa SMA karena permainan ranjangku luar biasa kan?" sombong Jaemin, pada Renjun yang semakin emosi. Bocah tengik ini benar-benar membuatnya j...