Hands on Me

23.5K 2K 217
                                    

🔞🔞🔞🔞🔞

*
*
*
*

Jika boleh jujur, Renjun merasa bangga pada dirinya sendiri karena telah berhasil menghindari Jaemin selama seminggu ini. Tepatnya, setelah mereka dengan tidak bermoral melakukan sex disekolah.

Renjun bahkan rela datang dan pulang lebih awal untuk bisa menghindari gangguan pemuda Na itu. Saat dikelaspun Renjun lebih sering memberikan tugas kelompok agar Jaemin tidak memiliki celah untuk bisa berinteraksi dengannya.

"Renjun!" Xiaojun memanggil ketika menemukan Renjun yang terlihat menyudut di pojokan. Si sulung Huang itu tesenyum kaku ketika menyadari Xiaojun pasti merasa aneh dengan kelakuannya.

"Hehe.. Aku mencari pulpenku," alibinya.

Berbeda sekali dengan niat sebenarnya yang ingin bersembunyi dari Jaemin yang sejak tadi terlihat hilir mudik di depan ruangan guru.

Xiaojun mengangguk paham, "Kepala sekolah Suh memintamu keruangannya sekarang."

Perkataan Xiaojun berhasil membuat Renjun memucat tanpa sadar. Keringan dingin mulai bermunculan di pelipisnya dan jari jemarinya mulai begetar. Apakah kepala sekolah tahu perbuatan tercela yang telah dilakukannya? Apakah ia akan diberhentikan?

Oh Tuhan.. Apakah cita-citanya akan berakhir disini saja?

 Apakah cita-citanya akan berakhir disini saja?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








.

.

.

.

.

Renjun mengetuk pintu kayu didepannya dengan pelan, jantungnya saat ini sudah bertalu-talu karena merasa takut dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. "Masuk," suara bass milik kepala sekolah bahkan membuat semuanya terasa semakin buruk.

Dan Renjun rasanya semakin ingin menangis ketika menemukan Jaemin juga berada disana. Apakah perbuatan mereka ketahuan? Apakah dirinya dan Jaemin akan dikeluarkan? dan masih banyak 'apakah-apakah' lainnya yang berputar dikepala Renjun hingga ia tanpa sadar tidak memperhatikan ketika kepala sekolah berbicara padanya.

"Renjun seongsaenim, sebagai guru tentu kau yang memiliki tanggung jawab besar disini." Kepala Sekolah Suh berkata pada si guru muda yang saat ini entah kenapa terlihat sangat pucat ditempat duduknya. "Jadi bagaimana Renjun seongsaenim?"

Renjun menatap takut pada kepala sekolah, tangannya sudah mengepal. "M-maaf?"

"Kau bersedia kan? Memberikan tutor khusus untuk Na Jaemin di luar jam sekolah?"

.....Na Jaemin?

Renjun memandang tajam pemuda disampingnya, kenapa ia bisa lupa jika Jaemin juga berada disini? Dan apa-apaan dengan muka sok tenangnya itu? Apakah dia tidak sadar jika hidup mereka sedang dipertaruhkan disini?? Kepala sekolah bahkan sudah berkata seperti itu!

Let us just Love; ╰Jaemren╮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang