"Luna! Aku punya kabar." Widi nampak begitu semangat hingga nafasnya menggebu-gebu. Aku mencoba menenangkannya. Menyuruhnya untuk mengatur nafasnya.
"Ardan sama Lutfi putus."
Aku melihat sosoknya dari jarak lima meter di depanku. Tak ada ekspresi apapun. Ardan sesekali menyahuti teman-temannya. Saat pandangan kita bertabrak satu sama lain. Senyum itu lenyap seketika. Seakan sengaja tak memberiku kesempatan untuk melihatnya.
Ingin sekali aku bertanya. 'Apa kamu baik-baik saja?'
Aku sangat mengkhawatirkannya. Karena aku tahu sebesar apa cinta Ardan kepada Lutfi. Namun, Widi kembali berbicara. "Lutfi selama ini selingkuh. Kemarin mereka berantem. Bukankah seharusnya kamu bertanya? Sepertinya dia membutuhkanmu."
Namun baru saja aku melangkahkan kakiku masuk, dia berjalan membawa tasnya keluar, melewatiku begitu saja.
Bahkan untuk menatap ke arah pun rasanya Ardan sudah tidak lagi sudi.
"Luna." Widi menggerak-gerakan tanganku. "Apa kamu gak mau manggil dia? Atau aku yang manggil aja. A--"
Dengan cepat aku menghentikan niatan Widi. "Jangan, Wid. Biarkan saja."
Aku hanya berpikir jika Ardan akan kembali lagi ke kelas. Mengingat hari ini ada jadwal foto bersama untuk mengisi buku kelulusan. Kenyataannya Ardan tidak lagi kembali.
Aku menghela nafas kecewa. Sesungguhnya aku berniat untuk memulai percakapan lagi bersamanya.
"Kamu nyari Ardan? Apa nunggu?" Edvan bertanya saat mendapati aku merasa lesu. "Dia kan udah pulang dari pagi. Datang ke sini cuma mau pamit sama kita-kita. Katanya dia akan pindah rumah."
"Kapan?"
"Hari ini. Apa dia tidak berpamitan dengan kamu?"
Aku menggeleng. "Sepertinya dia benar-benar menghindarimu."
Hari ini dia benar-benar memutuskan pergi tanpa ucapan selamat tinggal. Tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Dia memblokir semua komunikasi. Denganku. Perpisahan ini adalah perpisahan menyakitkan untuk pertama kali kurasakan.
'Dan. Jika kamu berniat untuk mematahkan hatiku secara luluh lantah. Selamat. Kamu benar-benar berhasil sejak awal.'
Kupejamkan mataku. Dan terakhir kalinya akan aku ingat. Dia telah pergi dengan caranya sendiri. Membawa hati serta perasaan bersalahku.
Akankah hati ini merindu?
![](https://img.wattpad.com/cover/122684831-288-k140321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendung Bukan Berarti Hujan
Cerita Pendek"Untuk kamu yang mungkin tidak pernah tahu atau sekadar berpura-pura tidak pernah mau tahu, di sini aku duduk termenung memikirkan cara bagaimana menitipkan rindu ini untukmu." _______Aluna______ Amazing cover by @trooyesivan WARNING: BEBERAPA PART...