Give Me One More Chance 2

775 58 12
                                    

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : UtaNaru, SasuNaru

Story by : @Tsukiseinaru

Genre : Fantasy, romance, omegaverses.

Warning : Typo, BoyxBoy, yaoi, M-preg, OOC, alur tidak tentu. Dan masih banyak kekurangan lainnya.

Nb : Bagi yang homophobic, di mohon untuk tidak men-judge dan menyingkir. Penulis tidak bertanggung jawab jika kalian tetap bandel membaca meskipun memiliki phobia. Okay?!

Happy reading!!

Cover bukan pemilik asli penulis, dan sifatnya hanya sebagai pemanis. Konten pict. di ambil dari app Pinterest.

.

.

.

Karena di kediaman Utakata tidak memiliki banyak kamar, Naruto mau tidak mau harus menerima kenyataan. Bahwa dirinya harus berada di dalam satu ruangan dengan Utakata. Meskipun memang tetap berbeda ruangan.

Tapi bila di pikirkan kembali, keputusan itu tidak masalah baginya. Berada dalam satu ruangan bersama pria itu? Naruto refleks menyeringai dengan sorot mata nakal. Di dalam otaknya saat ini, tengah terajut beberapa rencana licik. Menyilangkan kaki, Naruto bertopang dagu, keempat jari tangannya yang menopang pipi mengetuk bergantian pipinya.

"Itu sempurna." celetuknya, dia tertawa lirih merasa geli ketika membayangkan sebuah rencana yang telah muncul di dalam pikirannya. Matanya berkedip genit dengan kilat yang berbahaya.

Utakata menurunkan Naoki yang masih memasang wajah sendu di atas tempat tidurnya. Dia tersenyum ketika Naoki berkedip kepadanya. "Karena ibumu tidak mau kamu berada di satu kamar, maka kamu bisa tidur dengan paman."

Naoki melirik melalui bahunya ke arah tempat tidur sebelum dia mengalihkan matanya untuk menatap Utakata. Ada semacam emosi yang tersembunyi di sorot mata Naoki saat ini selain kesedihan. Namun anak itu ragu untuk mempertanyakan sesuatu hal yang mengganggunya baru-baru ini.

"Apa... Naoki tidak akan mengganggu paman?"

Utakata menggeleng lirih, "tidak. Kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan di sini."

"Hm...." Naoki mengalihkan pandangannya dengan perasaan rumit. Bocah itu menjilat singkat bibirnya, menghembuskan nafas kasar dan mulai mengangguk dengan bibir berkedut.

"Kalau kau ingin bermain dengan dua serigala milikmu, datanglah ke taman belakang. Di sana ada sebuah istal khusus kuda. Namun ada satu pondok yang cukup besar untuk tempat tinggal mereka."

Naoki tidak bisa berkata-kata, anak itu menelan ludah kering menatap lekat mata hazel Utakata. Bibirnya bergetar mulai merengek dengan mata yang berkaca-kaca akan menangis.

"Paman.. Kenapa kamu begitu baik kepada kami? Kamiㅡ" lidah Naoki seakan tergelincir dan suaranya tertahan di tenggorokan ketika isak tangis tiba-tiba menahan.

Utakata tidak tahu, apa yang harus dirinya katakan saat ini. Namun dia tidak mungkin mengatakan bahwa dirinya dan Naruto memiliki hubungan yang sangat rumit.

"Paman dan ibumu...kami berteman. Yang harus kamu ketahui hanya itu untuk saat ini." mendengar Utakata menjawabnya dengan jawaban yang tidak dia harapkan, Naoki tidak mengejarnya. Dia hanya bisa bungkam dan mengangguk sebagai tanda mengerti.

Waiting You +18 [H I A T U S] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang