Arrayan #MPBB

1.8K 60 3
                                    

Namanya Arrayan,cowok terganteng di SMA cakrawala yang mempunyai sifat dingin dan kejam. Arrayan hanya mempunyai 3 orang sahabat yang sama sama bersifat dingin seperti dirinya. Namun,ketiga sahabatnya ini tidak mempunyai jiwa jiwa psychopath seperti Arrayan,mereka bertiga hanya mengetahui jika ada yang mengusik mereka bertiga atau tidak Arrayan itu sendiri,maka akan dipastikan si pelaku itu akan dibunuh secara mengenaskan oleh Arrayan.

Ya,Arrayan memang tidak seperti pamannya,Gilbran. Jika Gilbran membunuh orang dengan alasan yang tidak jelas,maka Arrayan adalah kebalikannya. Arrayan memang suka membunuh,tapi dia tidak akan membunuh jika korbannya itu tidak mencari masalah dengannya.

"Arrayan,gw nyontek pr lo dong,"ucap Rizkan sahabat dari Arrayan yang mempunyai sifat dingin dihadapan orang banyak,tapi jika dia sedang dihadapan para sahabatnya,ia akan berubah menjadi gila.

"Nih!"balas Arrayan sambil melemparkan 1 buah buku kearah Rizkan.

"Thanks!"

Brak

"Woy!ajak ajak gw ke kalo mau nyontek,"ucap Julian sambil mengebrak meja.

"Berisik!"cibir Arrayan yang membuat Julian dan Rizkan menampilkan senyuman polosnya.

Sementara para siswi yang ada di kelas itu segera merekam momen  disaat Julian dan Rizkan sedang  tersenyum,mereka tidak mau kehilangan momen langka tersebut. Pasalnya,keempat the most wanted disini itu sangat sulit untuk tersenyum,kecuali ketika mereka sedang receh maybe :^

"Maaf!"ucap Rizkan dan Julian secara bersamaan.

"Kali ini gw maafin,tapi awas kalo kalian berdua menganggu ketenangan gw lagi,gw pastiin itu jantung lo akan terlepas dari asalnya,"ancam Arrayan kepada dua sahabatnya itu.

Rizkan dan Julian yang mendapatkan ancaman seperti itu bergidik ngeri melihatnya,ancaman dari Arrayan itu memang tidak bisa dianggap sebagai lelucon semata. Arrayan tetaplah Arrayan,si psychopath berdarah dingin yang tidak suka diganggu oleh siapapun.

"PAGI TEMAN TEMAN,"teriak seorang wanita dengan suara cemprengnya.

Arrayan memandang wanita itu dengan tatapan sinis nya,sementara wanita itu hanya menampilkan senyuman lebarnya saja.

"Maaf!"ucap wanita itu.

Arrayan hanya diam,ia sangat malas jika harus berdebat lagi. Baginya,berbicara panjang itu hanya akan membuang-buang tenaganya saja.

"Arrayan!"panggil Zidan yang menjadi salah satu sahabat dari Arrayan juga.

"Berisik!gw lagi gak mau diganggu untuk saat ini,gw harap lo ngerti,Dan!"balas Arrayan tanpa melihat kearah sahabatnya itu.

"Oke!"

Setelah mendapatkan jawaban yang cukup lembut dari seorang Arrayan,Zidan pun memutuskan untuk bergabung bersama Rizkan dan Julian.

"Sahabat lo tuh anjir! Galak banget gila!"omel Zidan ketika ia sudah bergabung bersama Rizkan dan Julian.

"Lo kan tau sifat dari Arrayan,Dan!"balas Julian.

"Iya gw tau,tapi kalo sama sahabat sendiri mah jangan sinis sinis lah,kan gw ngeri liatnya njir!"Curhat Zidan yang membuat Julian dan Rizkan tertawa terbahak-bahak.

Sementara Arrayan yang melihat hal itu hanya tersenyum kecil saja.

"Gw denger omelan lo daritadi, gw minta maaf ya Dan karena gw udah bersikap dingin sama lo tadi!"ucap Arrayan sambil mendekati ketiga sahabatnya itu.

"No problem,Yan!"ucap Zidan sambil merangkul pundak Arrayan.

Arrayan hanya tersenyum kecil saja,baginya kebahagiaan ketiga sahabatnya itu sangatlah penting,kata kata itu lah yang pernah diucapkan oleh paman dari Arrayan sendiri yaitu,Gilbran. Ah,kali ini Arrayan jadi merindukan pamannya itu. Meskipun mereka belum pernah bertemu,tapi Arrayan yakin jika pamannya itu pernah sekali mengendongnya saat ia masih bayi,ibunya sendiri lah yang menceritakan tentang hal itu.

Mungkin juga jika pamannya tidak menyelamatkannya dari tembakan itu,mungkin sekarang Arrayan sudah tidak ada di dunia ini lagi. Perlahan,senyuman di wajah tampan milik Arrayan mulai terukir. Bohong,jika ia mengatakan kalo ia tidak merindukkan pamannya itu. Ia sangat merindukan sosok seorang Gilbran,meskipun mereka berdua tidak pernah bertatap muka sama sekali.

Arrayan harap paman disana bangga mempunyai keponakan yang sifatnya itu sama persis dengan paman!

●●●●●●●●●

Jam bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi,akan tetapi Arrayan masih saja betah dengan posisi tidurnya itu. Ketiga sahabatnya sudah berulang kali untuk membangunkan Arrayan dari tidur nyenyaknya itu, tetapi Arrayan tidak berkutik sama sekali dari posisi tidurnya.

"ARRAYAN!BANGUN NAPA!GW UDAH CAPEK NIH NGEBANGUNIN LO DARI TADI,"teriak Rizkan yang sudah sangat kesal kepada sahabat kebonya itu.

Perlahan,Arrayan mulai membuka matanya. Ketiga sahabatnya yang melihat hal itu,mereka tersenyum lega. Akhirnya,mereka bisa juga untuk membangunkan seorang psychopath termalas seperti Arrayan ini.

"Akhirnya lo bangun juga!"gumam Julian yang dibalas tatapan datar oleh Arrayan.

"Ada apa?"tanya Arrayan polos.

"Pulang ogeb! Bel pulang sekolah udah bunyi daritadi,tapi lo nya malah tidur,"jawab Julian yang dibalas anggukan saja oleh Arrayan.

Tanpa berlama lama lagi,Arrayan langsung saja pergi untuk pulang kerumahnya dan meninggalkan ketiga sahabatnya yang sedang mengerutu tidak jelas akibat ulahnya itu.

"Ogeb tuh si Arrayan! Kalo bukan sahabat,gw buang lo ke rawa-rawa,"omel Rizkan dengan nada kesalnya.

"Emang lo berani?"tanya Zidan menantang.

"Enggak,"jawab Rizkan dengan cengiran khasnya.

"Lemah!"cibir Zidan.

"Emang lo berani sama Arrayan?"tanya balik Rizkan.

"Enggak!"jawab Zidan enteng.

Ogeb!

○●◎●◎○●

Arrayan.... ia sudah tiba di rumahnya beberapa menit yang lalu. Perlahan,kakinya mulai memasuki rumah dan ia menemukan Ayah dan Ibunya yang sedang menonton acara televisi bersama.

"Ayah,Ibu!"panggil Arrayan kepada kedua orang tuanya itu.

Ersya dan Devin yang merasa terpanggil  pun mulai membalikkan badannya,seketika senyuman manis terbit di wajah cantik Ersya.

"Eh ada sayangnya Ibu nih!"goda Ersya sambil mendekat kearah anaknya itu,lalu memeluknya.

"Ayah cemburu tuh,Bu!"adu Arrayan kepada Ibunya.

Devin yang merasa terdzolimi pun mendelik kesal kearah anak tampannya itu. Tapi,apa yang tadi diucapkan oleh anaknya itu memang benar,Devin memang agak tidak suka jika istrinya itu memeluk anaknya tanpa seizinnya.

"Hoax,dosa kamu tuh fitnah Ayah kandung sendiri,"elak Devin yang membuat Ersya terkekeh pelan.

"Bodo ah!"balas Arrayan yang langsung saja pergi menuju kamarnya.

Sementara Ersya dan Devin tersenyum geli,anaknya itu benar benar mirip seperti Gilbran yaitu selalu bersikap bodo amat dan selalu tidak ingin mencampuri urusan orang lain.

Bagaimana aku bisa melupakanmu kak?jika anakku saja sifatnya mirip denganmu. Aku beruntung mempunyai Arrayan kak,karena dengan adanya Arrayan,aku merasa jika kau masih ada di sampingku dan aku yakin jika kau disana akan selalu menjagaku dan berdoa yang terbaikku untukku,Devin, dan Arrayan.













Next part gais

Bye bye.....Arrayan menunggu kalian di pojokan kamar  >_<

My Psychopath Bad Boy [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang